Kala Musibah Menghampiri Kita
Pada saat fajar menjelang tiba, lantaslah kami melaksanakan
shalat shubuh seacara berjama’ah di
sebuah masjid yang berada diperkampungan kami. Dan ternyata sebuah kabar
menyakitkan hinggap di telinga-
telinga kami. Betapa tidak, sekolah SD kami terbakar ludes dilalap api merah membara. Semua menjadi abu-abu berterbangan bersatu rata dengan tanah-tanah coklat yang penuh dengan kerikil-kerikil kecil.
telinga kami. Betapa tidak, sekolah SD kami terbakar ludes dilalap api merah membara. Semua menjadi abu-abu berterbangan bersatu rata dengan tanah-tanah coklat yang penuh dengan kerikil-kerikil kecil.
Iya.. Perkara ini adalah musibah yang Allah berikan kepada
kami. Dimana murid-murid kecil nan imut
harus belajar dan menimba ilmu tanpa bangunan yang patent. Betapa rasa iba yang
kami rasakan tatkala memandang semangat mereka untuk menyelesaikan ujian di
waktu yang akan datang dimasa-masa tryout mereka. Dimanakah mereka harus belajar? Di sebuah
tempat yang dinaungi atap ataukah sebuah tempat yang dinaungi awan langit dunia? Dibangunan mana
lagi mereka harus belajar?
Inilah ujian yang kami rasakan, Mudah-mudahan Allah
mempermudah urusan kami.
Rasulullah bersabda:
عن عائشة ، عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال : " ما من مصيبة
تصيب المؤمن إلا أجر فيها ; حتى الشوكة تصيبه " .
Dari Aisyah rhodiyallahu ta’ala anha dari nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim kecuali
Allah memberi pahala untuknya, sampai-sampai duri kecil yang menusuk tubuhnya”
Kita hanya bisa berkata: “Innaalillahi wa innaa ilaihi roji’un. Ya
Allah Berikanlah ganjaran pada musibah kami, dan berikanlah yang terbaik sebagai pengganti yang hilang
dari kami.
Rasululullah bersabda:
ما من مسلم تصيبه مصيبة فيقول ما أمره الله: إنا لله وإنا إليه راجعون،
اللهم أجرني في مصيبتي وأخلف لي خيرا منها إلا أجره الله في مصيبته وأخلف الله له خيرا
منها.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu musibah kemudian ia
berkata sebuah kalimat yang Allah perintahkan: Innaalillah wa innaa ilaihi roji’un
Alllahumma’jurnii fii mushiibati wa akhlif lii khoiron minha (Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepadanya lah kami akan kembali, Ya Allah berikan lah
ganjaran pada musibah kami dan berilah yang terbaik sebagai pengganti dari
musibah kami), Kecuali Allah akan memberikan pahala kepadanya dan menggantikan
yang lebih baik untuknya” (HR MUSLIM)
Dan Allah berfirman:
وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَ الْجُوْعِ وَ نَقْصٍ
مِّنَ الْأَمَوَالِ وَ الْأنْفُسِ وَ الثَّمَرَاتِ وَ بَشِّرِ الصَّابِرِيْن اَلَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْا
إِنَّا ِللهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّنْ
رَّبِّهِمْ وَ رَحْمَةٌ وَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْن
“Dan
sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dengan sesuatu dari ketakutan dan
kelaparan dan kekurangan dari harta benda dan jiwa-jiwa dan buah buahan; dan
berilah khabar yangmenyukakan kepada orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang
apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kita
ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNyalah kita semua akan kembali. Mereka
itu, akan dikurniakan atas mereka anugerah-anugerah dari Tuhan mereka dan
rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat petunjuk. (Al Baqarah: 155-157)
Lihatlah Nikmat yang Tersisa
Termasuk salah satu terapi dalam menghadapi musibah adalah
dengan cara melihat seberapa musibah dan seberapa besar nikmat yang telah
diterima. Maka akan didapati bahwa Allah subhanahu wata’ala masih menyisakan
baginya yang semisal dengannya, atau malah lebih baik lagi. Dan jika seseorang
bersabar dan ridha maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan sesuatu yang
lebih baik dan besar daripada apa yang hilang dalam musibah, bahkan mungkin
dengan berlipat-lipat ganda. Dan jika Allah subhanahu wata’ala menghendaki maka
akan menjadikan lebih dan lebih lagi dari yang ada.
Musibah Menimpa Semua Orang
Merupakan obat yang sangat bermanfaat di kala musibah sedang
menimpa adalah dengan menyadari bahwa musibah itu pasti dialami oleh semua
orang. Cobalah dia menengok ke kanan, maka akan didapati di sana orang yang
sedang diberi ujian, dan jika menengok ke kiri maka di sana ada orang yang
sedang ditimpa kerugian dan malapetaka. Dan seorang yang berakal kalau mau
memperhatikan sekelilingnya maka dia tidak akan mendapati kecuali di sana pasti
ada ujian hidup, entah dengan hilanganya barang atau orang yang dicintai atau
menemui sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup.
Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembangnya tidur
atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum
sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat
bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. Kalau hari ini
memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah
suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan
duka.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, "Pada setiap
kegembiraan ada duka, dan tidak ada satu rumah pun yang penuh dengan
kebahagiaan kecuali akan dipenuhi pula dengan kesedihan. Berkata pula Ibnu
Sirin, "Tidak akan pernah ada senyum melulu, kecuali setelahnya pasti akan
ada tangisan."
Hindun binti an an-Nu'man berkata, "Kami melihat bahwa
kami adalah termasuk orang yang paling mulia dan memiliki harta paling banyak,
kemudian matahari belum sampai terbenam sehingga kami telah menjadi orang yang
paling tidak punya apa-apa. Dan merupakan hak Allah subhanahu wata’ala bahwa
tidaklah Dia memenuhi suatu rumah dengan kebahagiaan, kecuali akan mengisinya
pula dengan kesedihan." Dan ketika seseorang bertanya tentang apa yang
menimpanya maka dia mengatakan, "Kami pada suatu pagi, tidak mendapati
seseorang pun di Arab kecuali berharap kepada kami, kemudian kami di sore
harinya tidak mendapati mereka kecuali menaruh belas kasihan kepada kami."
Keluh Kesah Melipatgandakan Penderitaan
Di antara obat untuk menghadapi musibah adalah dengan
menyadari bahwa keluh kesah tidak akan dapat menghilangkan musibah. Bahkan
hanya akan menambah serta melipatgandakan sakit dan penderitaan.
Musibah Terbesar Adalah Hilangnya Kesabaran
Termasuk Obat ketika tertimpa musibah adalah dengan
mengetahui bahwa hilangnya kesabaran dan sikap berserah diri adalah lebih besar
dan lebih berbahaya daripada musibah itu sendiri. Karena hilangnya kesabaran
akan menyebabkan hilangnya keutamaan berupa kesejahtaraan, rahmat dan hidayah
yang Allah subhanahu wata’ala kumpulkan tiga hal itu dalam sikap sabar dan
istirja' (mengembalikan urusan kepada Allah dengan mengatakan Innalillah wa innaa ilaihi roji'un).
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

0 komentar:
Posting Komentar