Sebab-Sebab Yang Menyeret Seseorang Kedalam Api Neraka (Part 2)
Pada artikel di
post sebelumnya, kami berjanji untuk memaparkan sebab sebab kedua yang dapat memasukkan seseorang kedalam jurang api
nereka. Pada bagian yang kedua ini adalah sebab yang memasukkan seseorang
kedalam api neraka namun tidak menjadikannya kekal selama-lamanya dan dia
bukan
kafir namun perlu dicucui dengan api yang sangat sangat panas.
Diantara
sebab-sebab itu adalah :
- · Durhaka kepada kedua orang tua yaitu ayah dan ibunda. Dan diantara makna durhaka yaitu ia memutuskan kewajiban yang wajib atasnya kepada orang tua Dari berbuat baik, menyambung silaturrahmi, ataupun dia berkelakuan buruk dihadapan keduanya baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وقضى ربّك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانًا
. إمّا يبلغنّ عندك الكِبر احدهما أو كلاهما فلا تقلْ لهما أفٍّ ولا تنهرهما وقل لهما
قولاً كريمًا واخفض لهما جناح الذلِّ من الرحمة وقل ربِّ ارحمهما كما ربّياني صغيرًا
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil”[1]
·
Memutus tali silaturrahmi yaitu dia memutus tali
persaudaraan kerabatnya, maka ia enggan untuk melaksanakan kewajibannya dari
memberi hak jasmani maupun harta. Telah diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im
berkata:
لا يدخل الجنة قاطع
“Tidak
akan masuk surga orang yang memutuskan”[2]
Sufyan attsauri berkata: “Yakni
memutus tali silaturrahmi”
- · Memakan uang riba. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ
الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ
مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ
اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ
فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhannya lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolahnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
yang mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”[3]
Dan pada ayat setelahnya Allah berfirman
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika
kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah
dan Rasul-Nya akan memerangimu”[4]
- · Memakan harta anak yatim (baik yatim lelaki maupun wanita) dan bermain-main dengan hartanya. Anak yatim adalah seorang anak yang mana ayahnya wafat sebelum ia baligh.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ
فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka).”[5]
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
جْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ
الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا
بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ
وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.” Dikatakan kepada beliau,
“Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kesyirikan kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali
dengan haknya, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan
pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.”[6]
- · Persaksian palsu. Dan persaksian palsunya maksudnya adalah “seseorang bersaksi dengan yang tidak ia ketahui, atau ia bersaksi dengan yang ia ketahui namun kenyataan yang ada menyelisihinya”
Ibnu Umar –rodiyallahu ‘anhu- telah
meriwayatkan dari nabi muhammad shallalahu alaihi wa sallam, bahwasanya beliau
bersabda:
لن تزول قدم شاهد
الزور حتى يوجب الله له النار
“Kakinya
seorang kesaksian palsu tidak akan tergelincir sampai Allah wajibkan ia masuk
neraka”[7]
- · Suap menyuap. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar –radhiyallahu anhu- , bahwasanya nabi bersabda:
الراشي و المرتشي في
النار
“penyuap
dan disuap tempatnya dineraka”[8]
- · Sumpah palsu. Rasulullah bersabda:
من اقتطع مال أخيه
بيمين فاجرة فليتبوأ مقعده من النار ليبلغ شاهدكم غائبكم مرتين أو ثلاثة
“Barang
siapa yang memutuskan harta saudaranya dengan sumpah palsu, maka hendaklah ia
mengambil tempat duduknya dineraka. Dan hendaklah orang yang hadir dari kalian
mengabarkan hal ini kepada saudar kalian yang tidak hadir”[9]
- · Menggambar atau melukis hewan atau manusia. Rasulullah bersabda:
كل مصور في النار
يجعل له بكل صورة صورها نفسا فتعذبه في جهنم
“Setiap
pelukis makhluk hidup tempatnya di neraka. Setiap gambar yang ia gambar di beri
ruh maka ruh gambar tersebut mengadzabnya”[10]
Dan Sebab- sebab
yang lain masih banyak sekali, setiap kemaksiatan kepada Allah adalah sebab
yang menyeret manusia menuju adzab Allah berkubang di neraka. Ini hanya sedikit
contoh saja. Mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menjadikan kita hamba Allah
yang berhati-hati.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

0 komentar:
Posting Komentar