Tangan Ataukah Lutut Yang Pertama Menyentuh Permukaan Bumi Tatkala Sujud
Rasulullah bersabda:
إذا سجد أحدكم؛ فلا يبرك كما يبرك
البعير
“Jika salah satu dari
kalian ingin sujud, maka janganlah ia turun sebagaiamana turunnya onta” (HR. Abu Daud)
Nah, larangan ini menjelaskan kepada kita agar jangan sujud sebagaiamana turunnya onta. Sedangkan sifat turunnya onta sebagaimana telah disaksikan oleh manusia adalah di mulai dari bagian anggota badannya yang depan turun lebih dahulu kemudian yang belakang.
Karena hadits inilah, jika kita mendahulukan tangan sebelum lutut tatkala turun sujud, maka kita telah menyerupai onta.
Terus bagaimana dengan hadits yang menyebutkan:
إذا سجد أحدكم؛ فلا يبرك كما يبرك
البعير، وليضع يديه قبل ركبتيه
“Apabila salah seorang
dari kamu sujud maka janganlah dia turun (ke sujud) sebagaimana turunnya onta,
dan hendaklah dia meletakkan kedua tangannya (turun dengan kedua tangannya
lebih dahulu) sebelum kedua lututnya “ (HR. Abu Daud)
Maka kita katakan: Hadits
yang menyebutkan “hendaklah mendahulukan tangannya sebelum lututnya”, sebagian
para ulama menghukumi hadits ini adalah maqluub (terbalik) yang
terjadi pada diri perawi hadits tersebut. Yang mana seharusnya
adalah “Hendaklah mendahulukan lututnya sebelum tangannya”. Karena menerut
kasat mata kita, kaiyfiyyah (tata cara)nya unta turun adalah dengan mendahulukan
bagian yang depan baru yang belakang. Maka dari itu kita harus
menyelisihinya, dengan mendahulukan bagian yang belakang (lutut) kemudian yang
depan (tangan).
Oleh karena itu sebagian
dari ulama seperti Al-Imam Ibnul
Qayyim dan Al-Imam Muhammad bin Shalih Al
‘Utsaimin mengatakan, bahwa bagian yang kedua dari hadits ini yaitu
lafazh:
“Dan hendaklah dia meletakkan kedua
tangannya (turun dengan kedua tangannya lebih dulu) sebelum kedua lututnya “.
Lafazhnya terbalik. Hal
ini disebabkan kekeliruan dari sebagian rawi hadits, sehingga terjadilah
kontradiksi (pertentangan) di dalam hadits ini antara bagian pertama dengan
bagian kedua:
-Bagian pertama melarang
turun ke sujud menyerupai turunnya onta. Sedangka turunnya onta telah diketahui
secara pasti yaitu dari depan dulu kemudian belakang.
-Bagian kedua sebagaimana
lafazh di atas.
Maka terjadilah
pertentangan yang tidak mungkin di jama’!
Terus bagaimana jika
dikatakan, bahwasanya bagian depan
onta adalah lututnya dan bagian belakangnya adalah tangannya. Jadi kita harus
menyelisihi onta dengan mendahulukan tangan kemudian lutut kita.
Maka kita jawab:
bahwasanya Rasulullah bersabda “كما (seperti)” yang mana dalam bahasa arab mengandung makna “Sifat”
atau ‘Tata cara sifat”. Sebagaimana sifatnya onta turun, maka harus kita selisihi. Sifatnya onta turun adalah dengan mendahulukan yang depan maka kita selisihi sifatnya
dengan mendahulukan bagian belakang yaitu tangan.
Iya, Sangat benar sekali
tangan onta berada di bagian belakang tubuhnya, dan lututnya berada dibagian
yang depannya. Akan tetapi sama sekali tidak menyinggung hadits
diatas. Seandainya menyinggung maka tidak tepat. Seharusnya Rasulullah
bersabda:
إذا سجد أحدكم فلا يبرك على ما يبرك
عليه البعير
"Jika
salah satu dari kalian hendak sujud, maka janganlah ia turun diatas
apa yang onta turun diatasnya (lututnya).
Akan
tetapi Rasul tidak bersabda seperti itu, bahkan hanya mengatakan
“كما” yang bermakna “sifat”.
Begitu
pula telah diriwayatkan dari sahabat yang mulia Wail bin Hujr ia
berkata:
رأيت رسول الله إذا سجد يضع ركبتيه قبل
يديه
“Aku melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika hendak sujud maka beliau meletakkan
lututnya sebelum tangannya” (HR. Tirmidzi)
Namun yang perlu
diketahui, janganlah menyamakan tangan dan lutut takala turun sujud secara
berbarengan karena takut
terjatuh kepada kesalahan. Dan bahwasanya dengan bersamanya tangan dan lutut
tidak ada larangannya. Tidak wahai ikhwah, Bahkan perbuatan ini adalah
perbuatan yang dilarang oleh agama. Karena Rasul tidak pernah melakukannya. Dan
agama tidak pernah mensyariatkannya. Rasulullah bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barang
siapa yang beramal dengan sebuah amalan yang tidak ada landasannya dari kami,
maka amalan tersebut tertolak” (HR. Bukhari Muslim
Dan pada akhirnya,
Walaupun saya condong untuk mengambil pendapat turun sujud
dengan kaki lebih dahuulu, tetapi saya selalu menasehati janganlah
masalah-masalah yang seperti ini di jadikan ajang pertengkaran yang asasnya
tidak lain melainkan hawa dan kejahilan.
Allahu ta’alaa a’lam
bishowaab
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
+Wallpapers+(2).jpg)
assalamualaikum...
BalasHapusustad..lantas bagaimana jika salah satu atau kedua lututnya sedang sakit..apakah ttp mendahulukan lututnya juga daripada telapak tngannya...terima kasih..
oh ya ustad...mohon diakhir pembahasannya dibuat sedikit kesimpulan...
Kalau lututnya sakit maka tidak mengapa tangannya duluan yang menyentuh bumi. Karena itu adalah kelapangan yang Allah berikan ketika sakit.
HapusAllah ta'ala berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Sesungguhnya Allah tidaklah memberatkan seseorang kecuali Allah memberikan kelapangan untuknya" (QS. Al-Baqarah: 286)
Di akhir pembahasan sudah kami berikan kesimpulannya, perkataan kami:
"Dan pada akhirnya, Walaupun saya condong untuk mengambil pendapat turun sujud dengan kaki lebih dahuulu, tetapi saya selalu menasehati janganlah masalah-masalah yang seperti ini di jadikan ajang pertengkaran yang asasnya tidak lain melainkan hawa dan kejahilan".
Perasaan duduk nya Unta itu belakang dulu dech...
BalasHapusBerarti bapak belum pernah melihat secara langsung bagaimana unta turun. Yang namanya unta turun, tentu akan mendahulukan yang depan dan bukan yang belakang.
HapusSilahkan lihat video bahwa unta turun mendahulukan yang depan dan bukan yang belakang di sini: https://www.youtube.com/watch?v=UfWriNxuDQk (dengan judul: Unta Turun - อูฐล้มตัวหมอบ - بروك الجمل)
Alhamdulillah, mendapat pencerahan dari tulisan ini.
BalasHapussempat bingung dengan perkara ini..
BalasHapusKarya Syaikh Albani tetap masih jadi rujukan
BalasHapus