Beberapa Sebab Yang Memudahkan Seseorang Dalam Menuntut Ilmu
Sebenarnya sebab-sebab yang akan membantu seseorang dalam menuntut ilmu syar’i sangat banyak, mungkin kita hanya menyebutkan beberapa saja darinya.
Diantaranya
adalah:
1.
Bertakwa kepada Allah azza wa jalla
Dan inilah wasiat Allah untuk ummat terdahulu dan ummat yang akan datang.
Allah berfirman:
و لقد وصينا الذين أوتوا الكتاب من قبلكم و إياكم أن اتقوا الله و إن تكفروا فإن لله ما في السماوات و ما في الأرض و كان الله غنيا حميدا
“Dan Kami telah berwasiat kepada orang yang diberi kitab sebelummu dan kepada kamu agar selalu bertakwa kepada Allah, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya milik Allah lah apa yang ada di langit-langit dan di bumi. Dan Allah adalah maha kaya dan maha terpuji” [1]
و لقد وصينا الذين أوتوا الكتاب من قبلكم و إياكم أن اتقوا الله و إن تكفروا فإن لله ما في السماوات و ما في الأرض و كان الله غنيا حميدا
“Dan Kami telah berwasiat kepada orang yang diberi kitab sebelummu dan kepada kamu agar selalu bertakwa kepada Allah, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya milik Allah lah apa yang ada di langit-langit dan di bumi. Dan Allah adalah maha kaya dan maha terpuji” [1]
Dan Allah berfirman pula:
واتقو الله و يعلمكم
الله
“Dan
bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarimu”[2]
Dan masih banyak sekali perintah Allah dan RasulNya kepada ummatnya agar
bertakwa kepada Allah.
Dan makna dari takwa adalah: Seorang hamba menjadikan suatu pembatas antara dirinya dan antara sesuatu
yang dapat mengundang murka Allah dan hambanya dengan mengamalkan ketaatan dan
menjauhi maksiat.
Dan ketakwaan ini sangatlah penting bagi penuntut ilmu, karena maksiat
adalah hijab antara dirinya dan ilmu, sehingga pelaku maksiat sangatlah susah
untuk mendapatkan ilmu. Dan lihatlah imam syafi’i yang sudah sangat terkenal
akan kuatnya hapalan beliau, namun beliau mengeluh tatkala hapalannya melemah
pada suatu kala. Hanya karena beliau melihat betis yang bukan mahrom beliau tanpa
dengan kesengajaan. Beliau berkata:
شكوت إلى وكيع سوء
حفظي فأرشدني إلى ترك المعاصي
و قال اعلم بأن العلم نور و نور الله لا يؤتاه عاصي
و قال اعلم بأن العلم نور و نور الله لا يؤتاه عاصي
“Aku
mengeluh akan buruknya hapalanku kepada waki’ maka beliau mengajakku untuk
meninggalkan maksiat. Dan Waki’ berkata: ketahuilah (wahai syafi’i)
sesungguhnya ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada
pelaku maksiat”
2.
Terus menerus untuk menuntut ilmu.
Sudah menjadi kewajiban bagi penuntut ilmu untuk bersabar dalam menuntut
yag ia inginkan. Karena segala sesuatu pastilah membutuhkan dengan yang namanya
proses. Seseorang yang pintar dalam agama, tidak mungkin ia mempelajarinya satu
jam lantas ia menjadi ulama yang wajib diikuti. Lihatlah ulama kita, bertahun-tahun
lamanya mereka menuntut ilmu kepada guru-guru yang dapat dipercaya. Berapa
lama? Bertahun-tahun. Tidaklah satu jam langsung jadi ulama. Usahakanlah lisan
selalu bertanya dalam masalah yang haq(kebenaran), hati yang seehat berusaha
untuk berpikir dan memahami. Maka dari itu telah ditanyaan kepada ibnu
Abbas: dengan apa engkau mendapatkan ilmu. Lantas beliau menjawab:
بلسان سؤول و قلب
عقول و بدن غير ملول
“Dengan
lisan yang selalu bertanya, hati yang selalu berpikir, dan badan yang tidak
pernah letih”
3.
Menghapalkan ilmu yang telah didapat.
Sesungguhnya sudah menjadi suatu kepentingan bagi para penuntut ilmu agar
dia menguatkan ilmu yan telah ia dapat dengan menghapalkannya atau dengan
mencatatnya di kertas atau buku agenda khusus untuk pelajarannya. Karena manusia
sangat rentan dengan lupa. Jika seseorang malas untuk mengulang-ulang
pelajarannya atau malas untuk mencatat dan menghapalkannya maka sudah menjadi
barang tentu ia akan lupa dengan ilmu
yang telah ia dapatkan.
Telah dikatakan:
العلم صيد و الكتابة
قيده قيد صيودك بالحبال الواثقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة و تتركها بين الخلائق طالقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة و تتركها بين الخلائق طالقة
“Ilmu
adalah buruan dan menulisnya adalah talinya. Maka ikatlah buruanmu dengan tali
yang kuat. Maka termasuk dari kebodohan jika engkau berburu seekor kijang
kemudian engkau melepaskannya kembali begitu saja dihadapan makhluk-maklhluk
lainnya”
4.
Selalu menyertai para ualama.
Karena
menyertai para ulama sangatlah penting, diantara faidahnya: kita tidak susah
dalam memahami ilmu, tidak memakan waktu yang berlarut –larut dalam memahami
satu pelajaran, dan biasanya penuntut ilmu yang belajar dan menyertai para
ulama tidak salah dalam mengambil pelajaran dari yang ia pelajari, sesuai
dengan apa yang Allah dan RasulNya inginkan. Bukan berarti orang yang banyak
membaca buku sendiri akan menyimpang. Yang dimaksud: kita banyak membaca
buku-buku para ulama namun tetap dibawah bimbingan mereka. Karena banyak
baca buku dan menyertai ulama adalah dua perkara yang sama pentingnya dan
saling mendukung.
Untuk penutup
ketahuilah dan hapalkanlah perkataan imam syafi’ yang begitu mulia. Yang mana
beliau menjelaskan sebab-sebab yang dapat memudahkan para penuntut ilmu dalam
belajar.
imam syafi’i berkata:
أخي لن تنال العلم إلا بستة, ذكاء و حرص و اجتهاد و بلغة و صحبة أستاذ و طول زمان
“Wahai saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, kecerdasan, sungguh-sungguh, smangat, biaya, menyertai/bersahabat dengan guru, dan waktu yang panjang”
imam syafi’i berkata:
أخي لن تنال العلم إلا بستة, ذكاء و حرص و اجتهاد و بلغة و صحبة أستاذ و طول زمان
“Wahai saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, kecerdasan, sungguh-sungguh, smangat, biaya, menyertai/bersahabat dengan guru, dan waktu yang panjang”
Allahul muwaffiq
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
[1] An Nisa 131
[2] Al Baqarah 282 (Pada potongan ayat yang
terakhir)

0 komentar:
Posting Komentar