Keranda Mayat Menjemput, Jiwa Sudah Memenuhi Kewajibannya Untuk Bertaubat
Saya menerima pesan dari inbox melalui alamat facebook, dari seseorang pemuda yang sedang belajar di sebuah ma’had (pondok pesantren) fulani –sengaja tidak saya sebut, demi menjaga nama baik ponpes tersebut- Tampak dari keinginannya agar diantara kami terjalin ukhuwwah islamiyyah walaupun hanya melalui jejaring sosial facebook.
Akan tetapi
yang tidak saya sangka, saat melihat
kronologi profilnya, banyak sekali sesuatu yang menyelisihi syariat. Mulai dari
fotonya bersama rokok, bersama kawan-kawanya yang tampak sekali mereka adalah
anak kurang didikan –ntah mererka kurang di pantau kesehariannya, atau memang
mereka yang tidak mau menerima nasihat dari guru-guru pendidik mereka- dan dari
gaya rambutnya yang tampak sekali itu adalah model qaza’ yaitu memotong
sebagian rambut dan membiarkan rambut yang lainnya. Sebagaimana perkataan ibnu
Umar radhiyallahu anhu:
نهى رسول الله عن القزع
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari qaza’ “[1]
#Nas’alullahal ‘afiyah
نهى رسول الله عن القزع
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari qaza’ “[1]
#Nas’alullahal ‘afiyah
Kemudian saya
katakan kepadanya: Coba agak sedikit dirubah dari penampilan anak pondoknya. Foto-foto
di facebook yang tampak menyelisihi syariat mohon di hapus.
Kemudian dia menjawab: maaf ust saya belum bisa merubahnya karena saya sudah
jauh dari agama, saya sering mecoba untuk merubahnya tapi saya selalu gagal
Innalillah wa
innaa ilaihi raji’un. Jawaban tersebut seperti jawaban yang saya terima disaat
seorang preman berjumpa dengan saya dalam sebuah mobil angkot di kota
solo. Dia curhat akan kehidupannya yang tak jelas dan tampak dari raut
wajahnya yang tidak tenang dan gundah gulana. Maka saya katakan kepadanya,
Cobalah selalu untuk melangkahkan hati untuk bertaubat kepaa Allah dan tegakkanlah shalat
karena itulah hubungan mu dengan sang Pencipta. Usahakanlah untuk dekat selalu kepada
Allah karena Ia lebih mengetahui dengan keadaanmu dari pada dirimu sendiri.
Namun sayang sang preman ini: menjawab: maaf mas, saya sudah jauh dari agama sangat
sulit bagi saya untuk bertaubat, biarkanlah saya seperti ini.
#singkat cerita di sebuah mobil angkot
#singkat cerita di sebuah mobil angkot
Saya memikir ulang, inikah jawaban seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu di sebuah
pondok? Tidak ada bedanya dengan jawaban dengan preman bercelana bolong pada
lututnya, dan bertindik di daun telinganya, serta rambut yang diwarnai sesuai
ciri khasnya sebagai anak jalanan.
Saya hanya
mengatakan kepada anak muda tadi: Mintalah –kemudahan- semuanya dari Allah.. Betapa
banyak keranda mayat menjemput anak muda yang lalai terhadap Penciptanya. Allahumma
innaa nas'aluka husnal khootimah.
Kesulitan dari
merubah sikap diri mungkin akibat dari belum terpenuhinya syarat-syarat taubat,
mungkin disini saya akan beri sedikit makna taubat dan syarat-syaratnya.
Makna Taubat
Taubat bermakna:
berhenti melakukan kemaksiatan dan kembali menuju ketaatan.
Allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[2]
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[2]
Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam pula bersabda:
إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.”[3]
إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.”[3]
Syarat-Syarat Taubat
Dan taubat
haruslah memenuhi 5 syarat.
Pertama, Ikhlas
karena Allah yaitu berniat semata-mata mengharap wajah Allah, pahala atas
taubatnya serta berharap selamat dari siksaan-Nya.
Kedua, menyesali
kemaksiatan yang ia lakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak
mengulanginya.
Ketiga,
menjauhkan diri dari perbuatan maksiat sesegera mungkin. Jika perbutan tersebut
melanggar hak-hak Allah maka segera tinggalkan. Karena perbuatan tersebut haram
dilakukan sehingga wajib ditinggalkan. Adapun jika berkaitan dengan hak-hak
makhluk maka bergegaslah meminta maaf baik dengan mengembalikan haknya atau
meminta kelapangan hatinya agar mau memaafkan.
Keempat, bertekad
untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut di waktu-waktu mendatang.
Kelima, hendaknya
taubat dilakukan sebelum ditutupnya pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput
dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآن
“Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, ‘Saya benar-benar taubat sekarang.’”[4]
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآن
“Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, ‘Saya benar-benar taubat sekarang.’”[4]
Sabda Nabi
shallallahu’alaihi wasallam,
من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها، تاب الله عليه
“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.”[5]
من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها، تاب الله عليه
“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.”[5]
Dan ketahuilah,
bahwasanya Allah tidak akan merebah keadaan seorang hamba sebelum hamba itu
berusaha untuk merubahnya sendiri.
Allah berfirman:
إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merebah keadaan mereka sendiri”[6]
إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merebah keadaan mereka sendiri”[6]
Inilah kesempuraan
dari keadlian Allah. Allah tidak akan merubah suatu kaum dari keburukan menuju
kebaikan ataupun sebaliknya dari kebaikan menuju keburukan kecuali kaum
tersebut yang merubahnya sendiri.
Dan Allah sama
sekali tidak akan melakukan kedzaliman kepada hambaNya sebagaimana FirmanNya:
Persiapkan diri
anda dengan selalu bertaubat nasuha sebelum keranda mayat menjemput anda pada
masa ajalnya menuju Rabbul alamin.
Kita hanya
meminta dari Allah azza wa jalla kemudahan dalam mendapatkan hidayah, dan
kemudahan dalam menjaganya. Karena mendapatkan hidayah adalah sesuatu yang sulit
dan menjaganya jauh lebih sulit dari mendapatkannya.
Nas’alullah at taufiiq
Nas’alullah at taufiiq
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

makasih ya gan untuk infonya
BalasHapusmantap mas buat infonya dan slam kenal
BalasHapus