Perkataan Dan Pembelaan Yang Memalukan Dari Seorang Tokoh Masyarakat Indonesia
Betapa memalukan dari beberapa perkataan yang keluar dari beberapa seorang -yang katanya dia adalah seorang alim yang mempunyai segudang banyak ilmu, yang menjadi panutan masyarakat warga Indonesia-. Dengan bangganya beliau berkata : "Jika ada sejuta Lady Gaga yang datang ke tanah air maka tidak akan mengurangi keimanan kami ??!!". Lady Gaga datang sejuta kali ke Indonesia tidak akan mengurangi keimanan warga kita…!!!( lihat https://www.youtube.com/watch?v=pnC4ZKAMEQQ ).
Dan yang lebih
memalukan lagi, seseorang yang membela goyang inul, dan memperbolehkan untuk
dipertontonkan di khalayak ramai warga Indonesia. Dan menganggap tarian goyang
inul sebagai sesuatu yang biasa yang tidak perlu diingkari, goyangan inul
merupakan bentuk kebebasan berekspresi !!!. (lihat : http://www.merdeka.com/peristiwa/dulu-bikin-inul-menangis-kini-giliran-rhoma-sesenggukan.html
).
Kalau sebagian
orang tersebut dari kalangan awam, mungkin masih bisa dimaklumi.., akan tetapi
jika pernyataan-pernyataan tersebut muncul dari kiyai…maka…mau dikemanakan
moral bangsa kita ini !!??
Tidakkah
diketahui bahwa di tanah air kita telah terjadi perbuatan mesum di bawah
umur??, anak-anak remaja SMP, bahkan SD !!!, lantas bagaimana bisa terucap
bahwa sejuta Lady Gaga tidak akan mempengaruhi keimanan.., bahkan jika lady
Gaga datang sejuta kali ke tanah air ???
Saya sangat yakin
siapapun orangnya –mau pak kiyai, pak haji, pak ustadz, ulama- jika ia melongo
melihat kepada telanjangnya Lady gaga pasti syahwatnya naik. Dan dari situlah
muncul pemikiran buruk yang datang dari
syaithan memberikan kepadanya was-was yang menjeratnya kepada jurang kenistaan.
Sudah sangat
jelas, menonton atau melihat video porno atau wanita telanjang adalah jalan
menuju perzinaan. Siapa yang akan mengingkari hal tersebut? Semua manusia yang
berakal tentu sepakat, bahwasanya hal itu semua adalah jalan dan sebuah wasilah
menuju kenistaan. Maka dari itulah Allah mengharamkannya. Lah kok ini malah di
bela-bela? Apakah ia ingin mendahulukan perkataanya dari perkataan Allah?
Allah berfirman :
و لا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة و ساء سبيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”[1]
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”[1]
Lantas, kenapa
perkataan dan pembelaan yang hina ini bisa keluar dari seorang yang katanya ia
adalah seorang panutan untuk masyarakat atau
warga Indonesia? Laa haula wa laa
quwwata Illaa billaah..
Ingatlah Allah
berfirman:
و لا تقف ما ليس لك به علم إن السمع و البصر و الفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”[2]
و لا تقف ما ليس لك به علم إن السمع و البصر و الفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”[2]
Dan Allah
berfirman:
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”[3]
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”[3]
Ibnu Katsir
Rahimahullah berkata berkenaan dengan ayat ini:
ويدخل في هذا كل من ابتدع بدعة ليس له فيها مستند شرعي، أو حلل شيئا مما حرم الله، أو حرم شيئا مما أباح الله، بمجرد رأيه وتشهِّيه.
“Termasuk dalam hal ini orang yang membuat-buat bid’ah dalam perkara agama yang tidak ada landasan syar’inya, atau menghalalkan hal yang Allah haramkan atau mengharamkan sesuatu yang Allah mubahkan semata-mata berdasarkan akal pikirannya semata”[4]
ويدخل في هذا كل من ابتدع بدعة ليس له فيها مستند شرعي، أو حلل شيئا مما حرم الله، أو حرم شيئا مما أباح الله، بمجرد رأيه وتشهِّيه.
“Termasuk dalam hal ini orang yang membuat-buat bid’ah dalam perkara agama yang tidak ada landasan syar’inya, atau menghalalkan hal yang Allah haramkan atau mengharamkan sesuatu yang Allah mubahkan semata-mata berdasarkan akal pikirannya semata”[4]
Sungguh sangat
disayangkan jika hal ini terjadi. Di takutkan dari perkataan dan pembelaan ini
akan adanya ancaman Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam-
إِنَّ الله لاَ يَقْبِضُ
الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقبْضِ
الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً،
فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu itu secara tiba-tiba dengan mencabutnya dari hamba-hambanya akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan mencabut/mewafatkan para ulama hingga tidak ada lagi orang yang berilmu. Sehingga manusia menggambil pemimpin bodoh. Sehingga mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu sehingga mereka sesat dan menyesatkan”[5]
“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu itu secara tiba-tiba dengan mencabutnya dari hamba-hambanya akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan mencabut/mewafatkan para ulama hingga tidak ada lagi orang yang berilmu. Sehingga manusia menggambil pemimpin bodoh. Sehingga mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu sehingga mereka sesat dan menyesatkan”[5]
Lantas bagaiamana
jika yang berkata sudah mengetahui ilmu dan hukumnya namun ia tetap berpaling
dan membangkang? Dia berpendapat dengan hawa nafsunya dan akal pemikirannya?
Dalam riwayat lain disebutkan:
Dalam riwayat lain disebutkan:
فَيُفْتُون برأيهم
، فَيَضِلُّون ويُضِلُّون
“Maka mereka berfatwa dengan (semata-mata) akal mereka sehingga mereka sesat dan menyesatkan”[6]
“Maka mereka berfatwa dengan (semata-mata) akal mereka sehingga mereka sesat dan menyesatkan”[6]
Wahai saudaraku,
katakanlah dengan kebenaran walaupun itu adalah pahit. Janganlah kita melenceng
dari Al quran dan sunnah karena ingin dipandang oleh masyarakat. Katakanlah
yang haq. Karena engkau adalah panutan. Jika engkau membawa masyarakat menuju
jalan yang lurus falillaahil hamdu wal minnah, akan tetapi sebaliknya, jika
engkau membawa masyarakat menuju kenistaan fal ‘iyaadzubillah.
Rasulullah
bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya:
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti
pahala pelakunya”[7]
Dan ingatlah
Rasulullah bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barang siapa yang membuat contoh dalam Islam contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang mencontohkan contoh jelek dalam islam maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”[8]
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barang siapa yang membuat contoh dalam Islam contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang mencontohkan contoh jelek dalam islam maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”[8]
Allahu ta’ala A’lam
Penulis: Muhammad Abdurrahman AlAmiry
Artikel: al-amiry.blogspot.com
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di al-amiry.blogspot.com dengan menyertakan al-amiry.blogspot.com sebagai sumber artikel.

0 komentar:
Posting Komentar