George Dan Idul Adha Kisah Nyata Miris Dan Sangat Disayangkan
![]() |
| Founders Library di Howard University, sebuah universitas hitam yang bersejarah |
Seharusnya kita berkaca diri. Tidak usah sinis terhadap kisah george dibawah. Akan tetapi bersikap sinis lah terhadap diri sendiri dan keluarga yang ikut-ikutan terhadap model dan syiar kafir.
Mohon dibaca dan direnungi berdasarkan realita kita dengan seksama…
George aktif menyimak berita di radio. Istrinya menyimak
lewat televisi. Sedangkan Tony rajin searching di internet.
Ketika pengumuman tanggal 1 Dzul Hijjah diumumkan, George
sekeluarga bersiap-siap untuk menyambut Iedul Adha yang bertepatan dengan
tanggal 10 Dzul Hijjah, setelah acara wukuf di Arafah tanggal 9-nya.
Keesokannya, mereka sekeluarga pergi ke desa untuk
membeli domba sesuai kriteria syari untuk dijadikan hewan kurban (udhiyyah),
yaitu: tidak boleh buta sebelah, pincang, atau terlalu kurus. Mereka berniat
menyembelihnya begitu hari raya tiba.
Domba pun mereka bawa dengan pick-up sambil terus
mengembik di perjalanan…
Adapun Julia yang baru berusia 5 tahun, asyik berceloteh
dan mengatakan, “Ayah… alangkah indahnya hari raya Iedul Adha! Aku akan pakai
gaun baru, dapat THR, dan bisa membeli boneka baru… aku akan pergi bersama
teman-temanku ke TOY CITY untuk bermain sepuasnya di sana… Duh, alangkah
indahnya saat-saat hari raya”, katanya. “Andai aja semua hari adalah hari hara”
lanjutnya.
Begitu mobil tiba di rumah, istri George berbisik, “Wahai
suamiku tercinta… Kamu tahu khan, bahwa disunnahkan membagi daging korban
menjadi tiga: sepertiga kita makan sendiri untuk beberapa hari ke depan,
sepertiga kita sedekahkan ke fakir miskin, dan sepertiga lagi kita hadiahkan ke
tetangga kita David, Elizabeth, dan Monica”.
Begitu Iedul Adha tiba, George dan istrinya bingung di
manakah arah kiblat, karena mereka hendak menghadapkan domba kurban ke kiblat.
Setelah menebak-nebak, mereka memutuskan menghadapkan kurban ke arah Saudi
Arabia, dan ini sudah cukup.
Setelah mengasah pisau, George menghadapkan dombanya ke
kiblat lalu menyembelihnya. Ia kemudian menguliti dan memotong-motong
dagingnya. Adapun istrinya membaginya menjadi tiga bagian sesuai sunnah. Namun
tiba-tiba George berteriak mengatakan, “Waduh, kita terlambat ke gereja… sebab
ini hari Minggu dan kita akan terlambat menghadiri misa!”. George konon tidak
pernah ketinggalan misa di Gereja setiap hari Minggu. Ia bahkan rajin membawa
istri dan anak-anaknya ke gereja.
Sampai di sini, pengisah mengakhiri kisahnya tentang
George.
Salah satu yg hadir bertanya: “Waduh, kamu membingungkan
kami dengan kisah ini !!! George ini seorang muslim ataukah Kristen??”.
Pengisah menjawab: “George dan keluarganya adalah
penganut Kristen. Mereka tidak meyakini kemahaesaan Allah, namun menganggapnya
salah satu dari Tuhan yg tiga (trinitas). Mereka juga tidak percaya bahwa
Muhammad adalah penutup para nabi dan rasul” jelasnya.
Majelispun geger mendengar penjelasan tersebut. lalu
salah satu yang di majelis berseru, “Hai Ahmad, kamu jangan membohongi kami.
Siapa yang percaya kalau George dan keluarganya melakukan itu semua? Mana
mungkin seorang Nasrani menerapkan syiar-syiar Islam… mana mungkin mereka
membuang-buang waktu untuk menyimak radio, televisi, dan internet sekedar untuk
mengetahui kapan hari raya Iedul Adha tiba?? Mana mungkin mereka rela merogoh
koceknya untuk membeli hewan kurban, lalu menyembelih dan membagi-baginya…
dst!!!” kata si penanya.
Ahmad pun menjawab dengan senyum dan sedikit heran,
“Wahai saudara-saudaraku tercinta, tentu kalian tidak mempercayai ceritaku.
Kalian tidak akan membenarkan jika ada sebuah keluarga Kristen yang melakukan
hal tersebut. Akan tetapi, kita yang berada di negeri-negeri muslim: Abdullah,
Muhammad, Khalid, Khadijah, Fatimah, dan nama-nama muslim lainnya dengan santai
turut merayakan hari raya kaum Nasrani dan Yahudi. Kita turut merayakan tahun
baru Masehi (Masehi nisbat kepada Isa Al Masih/Yesus), mengucapkan selamat
Natal, merayakan Valentine’s Day, April Mop, Paskah, ulang tahun, hari raya
ini… dan itu…?”.
“Mestinya, kita tidak perlu mengingkari bila George
melakukan hal itu. Namun kita harus mengingkari diri dan keluarga kita
sendiri”. kemudian dengan nada serius Ahmad melanjutkan, “Aku pernah tinggal di
Amerika lebih dari 10 tahun, namun demi Allah, aku tak pernah sekalipun melihat
seorang Kristen maupun Yahudi yang merayakan salah satu hari raya kita kaum
muslimin. Aku juga tidak pernah mendapati seseorang dari mereka menanyakan
tentang acara atau pesta yang kita rayakan. Sampai-sampai ketika aku berhari-raya
di apartemenku, tidak ada seorang pun yang memenuhi undanganku setelah mereka
tahu bahwa yang kurayakan adalah hari raya Islam. Aku menyaksikan itu semua
selama aku tinggal di Barat, namun sekembaliku ke negeri muslim, ternyata kita
merayakan hari raya mereka… falaa haulaa walaa quwwata illa billaahil azhiem.
Kisah ini ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Al Qasim dengan
judul (جورج والعيد).
Mengucapkan Selamat Natal dan Selamat Hari Raya kepada
orang kafir hukumnya haram berdasarkan ijma’ ulama. Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan, “Mengucapkan selamat atas hari raya yang menjadi ciri khas orang
kafir hukumnya haram berdasarkan kesepakatan ulama. Seperti mengucapkan selamat
atas hari raya mereka, atau puasa mereka dengan mengatakan, “Selamat Natal dan
Tahun Baru Masehi… (Selamat Paskah, Selamat Waisak, Selamat Nyepi, dsm”). Kalau
pun yang mengatakan tidak sampai jatuh kepada kekafiran, tetap saja itu
merupakan perbuatan haram yang setara dengan mengucapkan selamat kepada
seseorang karena sujud kepada salib; bahkan ucapan selamat tadi lebih besar
dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkaiNya, daripada mengucapkan selamat
kepada orang yang minum khamer atau membunuh orang lain, atau berzina, dan
semisalnya. Namun banyak kalangan yang tidak menghargai agamanya, terjerumus
dalam perbuatan yang sangat ‘menjijikkan’ tersebut tanpa disadari… Sebab
barangsiapa mengucapkan selamat kpd seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah,
atau kekafiran; berarti menjerumuskan dirinya kepada murka dan amarah Allah”
(Disadur dari kitab: Ahkaam Ahlidz Dzimmah).
![]() |
| Smithsonian Institution adalah suatu lembaga pendidikan dan riset, berikut kompleks museum terkaitnya, yang didirikan pada tahun 1846 dan dikelola serta dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat dari donasi, kontribusi, dan keuntungan dari toko dan majalahnya – yang juga diberi nama Smithsonian. Smitsonian memiliki 19 museum dan galleri, 9 pusat riset serta kebun binatang yang berlokasi di Washington, D.C., Arizona, Maryland, New York City, Virginia, Panama dan tempat-tempat lain. Lembaga ini memiliki lebih kurang 142 juta benda koleksi. |


0 komentar:
Posting Komentar