Mengapa Seorang Ustadz Dapat Menopang Hidup Dibalik Kecilnya Gaji Dan Banyaknya Keturunan ?
Kita dapat
melihat sendiri dengan kedua mata kepala, bahwasanya banyak dari para
ustadz-ustadz rabbani yang tidak memikirkan dunia untuk menjadi
tujuan hidupnya. Mereka hanya menjadikan dunia sebagai ladang untuk memanen
sebuah hasil yang memuskan di akhirat kelak. Mengapa mereka tidak merasa
kekurang materi dari harta yang mereka punya? Apakah dengan harta sedemikian
mereka benar-benar hidup nyaman?
Ambillah
contoh, terdapat seorang ustadz, beliau adalah seorang mudir sebuah yayasan dan
sebuah pondok, beliau hanya menerima gaji berkisar 2 juta saja perbulannya. Padahal,
beliau mempunyai puluhan anak lebih. Akan tetapi bagaimana kehidupan mereka?
Alhamdulillah.. Allah subhanahu wa ta’ala memberi kecukupan kepada keluarga
beliau dan menaungi rahmatNya beserta kasih sayangNya, padahal jika
dipikirkan kembali, hal ini diluar logika pemikiran. Karena, uang segitu
tidaklah mencukupi dirinya yang menanggung anggota keluarga begitu banyak.
Mereka dapat hidup dengan tenang dan nyaman, dan mereka dapat membelikan banyak
hal baru buat anak-anaknya, berupa baju, buku, mainan dll. Mereka hanya
medapatkan kecukupan dalam hatinya, mereka hanya bersyukur dengan rezeki Allah
yang didapati oleh kedua tangannya.
Apa rahasia dibalik hal itu semua? Ternyata Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam telah memberitakan rahasia dibalik hal itu semua.
Sebelum kita sampaikan rahasia dibalik ini semua, ada baiknya kita mengetahui segolongan kelompok yang berlawanan dengan sifat mereka, segolongan kelompok ini tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang yang berangkat pada fajar hari menyongsong, mereka telah mengerahkan tenaga untuk mencari harta seharian penuh dan kemudian kembali kerumah di tengah malam kelam dengan rasa lelah dan letih. Ia tidak dapat bertemu dengan keluarganya sebagaimana mestinya. Ia pulang dan telah mendapatkan anak-anaknya tertidur dalam mimpinya yang lelap, ia hanya dapat mencium anaknya dalam kesedihan tanpa bisa merasakan kebahagiaan bercanda ria dengan mereka.
Sebelum kita sampaikan rahasia dibalik ini semua, ada baiknya kita mengetahui segolongan kelompok yang berlawanan dengan sifat mereka, segolongan kelompok ini tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang yang berangkat pada fajar hari menyongsong, mereka telah mengerahkan tenaga untuk mencari harta seharian penuh dan kemudian kembali kerumah di tengah malam kelam dengan rasa lelah dan letih. Ia tidak dapat bertemu dengan keluarganya sebagaimana mestinya. Ia pulang dan telah mendapatkan anak-anaknya tertidur dalam mimpinya yang lelap, ia hanya dapat mencium anaknya dalam kesedihan tanpa bisa merasakan kebahagiaan bercanda ria dengan mereka.
Pada matahari
terbit, anak-anaknya pun mencari ayahnya yang telah pergi namun mereka hanya
menemukan ibunya yang sedang menyiapkan sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah untuk menuntut ilmu. Mereka adalah para pejabat yang lupa negeri
akhirat, mereka adalah para pedagang yang telah diliputi kecintaan dunia,
mereka adalah para karyawan yang telah melupakan hari akhir. Mereka diliputi
dengan kesibukan dan kesibukan. Mereka diliputi dengan rasa kurang dan kurang.
Apa rahasia
dibalik hal itu semua? Ternyata Rasulullahpun telah memberitakan rahasia
dibalik itu semua.
Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits qudsi:
يَقُولُ رَبُّكُمْ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ قَلْبَكَ غِنًى
وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ رِزْقًا، يَا ابْنَ آدَمَ لَا تَبَاعَدْ مِنِّي فَأَمْلَأْ
قَلْبَكَ فَقْرًا وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ شُغْلًا
“ Tuhan kalian (Allah) tabaroka wa ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu. Maka Aku akan mengisi hatimu dengan rasa kecukupan dan Aku isi kedua tanganmu dengan rezeki-rezeki. Wahai anak Adam janganlah kamu menjauh dari Ku. Maka Aku akan mengisi hatimu dengan kekurangan dan aku isi kedua tanganmu dengan kesibukan”[1]
Cobalah untuk
mengulang-ngulang hadits diatas dan merenunginya berkali-kali. Maka kita akan
menyadari betapa Rasulullah telah memberitakan apa yang ada dibalik rahasia itu
semua !! Ulangilah dan ulangilah !!
Barangsiapa
yang menyibukkan dirinya dengan ibadah, maka Allah akan memberinya 2 bonus yang
menakjubkan:
1- Rasa
kecukupan dalam hati.
2- Rezeki
selalu berada ditangannya
Tahukah antum
wahai saudaraku.. Bahwasanya rezeki yang banyak tidaklah cukup untuk menopang
hidup kita di dunia ini. Walaupun kita memiliki dunia dan seisinya, itu
tidaklah cukup bagi kehidupan kita. Akan tetapi kita butuh kepada pendukung hal
lainnya, yaitu rasa kecukupan dalam lubuk hati.
Ya.. Kita
membutuhkan rasa kecukupan dalam hati kita. Tidakkah kita melihat para pejabat?
Mereka memiliki rumah yang begitu mewah dan megah. Mereka memiliki mobil lebih
dari dua. Mereka menerima gaji puluhan juta perbulannya. Akan tetapi apakah
mereka merasa cukup? Tidak ! Mereka merasa kurang dan kurang. Harta mereka
selalu habis perbulannya, bahkan mereka kekurangan dari harta yang mereka
terima. Tahukah antum, mengapa hal ini terjadi? Karena Allah Tuhan semesta
alam, Dia yang meletakkan kesibukan dan kekurangan pada diri mereka. Allah
sendiri yang menjadikan hati mereka merasa kurang. Padahal Allah lah Dzat
pemberi rezeki, Dzat yang mengatur segala alam, Dzat Maha mampu atas segala
sesuatu, Allah lah Tuhan para pejabat. Karena mereka melupakan Allah, maka
Allah melupakan mereka. Yang mana hal ini telah dikabarkan oleh Allah melalui
sabda RasulNya yang mulia.
Sebaliknya,
seorang ustadz rabbani.. Dia memiliki banyak tanggungan, berupa nafkah terhadap
istri dan anak-anak, berupa tanggungan biaya kontrakan rumah yang
ditumpanginya, berupa tanggungan uang sekolah anak-anaknya, berupa hal-hal penopang
hidup yang melengkapi ketenangan hidup mereka berupa baju baru, buku baru, dan
hal lainnya. Padahal mereka hanya menerima 2 juta saja perbulannya bahkan
kurang dari jumlah itu. Akan tetapi mengapa mereka merasa cukup akan hal ini?
Mengapa mereka selalu bisa bercanda ria dengan anak-anaknya tiap harinya?
Padahal berapa biaya sekolah anak-anaknya yang berjumlah banyak? Berapa jumlah
tanggungan uang keluarganya?
Jawabannya
karena Allah yang mana Dia adalah Dzat satu-satunya pemberi rezeki dan
bahwasanya Allah Dzat satu-satunya pengatur alam. Dia selalu meletakkan
rezeki-rezeki mereka berada ditangan mereka, dan Allah memberikan rasa
kecukupan pada hati mereka karena ibadah yang mereka lakukan.
Dalam riwayat
lain disebutkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا
ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ،
وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
“Sesungguhnya Allah berfirman: Wahai anak Adam luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu maka Aku akan mengisi dadamu dengan kecukupan dan aku tutupi kemiskinanmu. Jika tidak kamu lakukan, maka Aku akan mengisi kedua tanganmu dengan kesibukan dan aku tidak akan menutupi kemiskinanmu”[2]
Maka
kenyataanlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ،
فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ
يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ
نِيَّتَهُ، جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ،
وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Barangsiapa yang menjadikan dunia adalah tujuannya, maka Allah akan cerai beraikan urusannya, dan Allah menjadikan kefakiran tepat dipeluk matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah ditakdirkan untuknya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat adalah niatnya, maka Allah mengumpulkan urusannya, dan Allah menjadikan kecukupan dihatinya, dan dunia mendatanginya sedangkan dunia itu tunduk kepadanya”[3]
Cerita lain
yang saya dapatkan dari ustadz Dr. Ali Musri hafidzahullah:
Terdapat
seseorang yang dahulunya adalah seorang tukang memperbaiki alat-alat elektronik
seperti radio dan sejenisnya, dia mendapatkan hasil perharinya berkisar 1 juta.
Ya, dia mendapatkan keutungan berkisar 1 juta perharinya. Jikalau diperkirakan,
dia mendapatkan keuntungan 30 juta perbulannya. Dan jika diminimalkan, 15
jutalah keuntungan perbulannya. Yang mana ini adalah suatu penghasilan yang
lebih dari cukup bagi orag yang berada dikelas menengah.
Akan tetapi,
tatkala dia telah mempelajari akidah islam yang benar, dan manhaj hidup sesuai
sunnah, dia mulai meninggalkan pekerjaannya. Dia meninggalkan pekerjaan ini
karena dia tidak menginginkan jika urusan akhiratnya terbengkalai. Dia
tinggalkan demi mendapatkan hasil negeri akhirat kelak. Dia mulai sering
belajar agama dan mengisi harinya dengan majlis ta’lim dan menuntut ilmu. Namun
kehidupannya berubah drastis, dia mulai tinggal dirumah gubuk yang terbuat dari
bebambuan saja. Ya, rumahnya terbuat dari beberapa bongkah bambu.
Tatkala ustadz
Ali Musri berada dirumahnya terjadilah dialog ringan dan membuat terharunya
ustadz Ali. Tuan rumah ini malu jika ustadz Ali beristirahat tidur dirumahnya,
karena apa yang dipandang oleh mata berupa bentuk reotnya rumah. Ustadz Ali
begitu simak mendengarkan percakapannya, dia bertutur bahwasanya saat ini dia
hanyalah penjual herbal biasa yang hanya akan mendapatkan hasil tidak seberapa.
Dan ustadz Ali pun meminta kepada tuan rumah untuk dizinkan beristirahat
dirumahnya. Dan akhirnya tuan rumahpuun menyambut permintaan ustadz, dan tuan
rumah hanya bisa menjamu ustadz dengan keterbatasan apa yang dia miliki namun
dia sangat dapat membahagiakan hati ustadz Ali musri hafidzahumullah.
Namun apa yang dikatakan olehnya ??
Namun apa yang dikatakan olehnya ??
“Wahai ustadz
, saya belum pernah merasakan kebahagiaan ini di zaman-zaman yang telah lalu.
Dan disinilah saya merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang begitu mendalam”
Ustadz Ali
hanya bertutur kata dalam hatinya:
“Bagaimana jika aku berada di posisinya? Apakah saya bisa berbuat seperti apa yang diperbuat olehnya?”
“Bagaimana jika aku berada di posisinya? Apakah saya bisa berbuat seperti apa yang diperbuat olehnya?”
Subhanallah,
begitulah kehidupan hamba Allah yang sholih. Semoga Allah menempatkan kita
bersama kumpulan orang-orang shalih.
Dan dari sini
juga kita dapat mengetahui, “Allah tidak meletakkan kebahagiaan seorang hamba
dalam uang yang dimiliki olehnya. Namun Allah meletakkkan kebahagiaan hanya
dalam hati seorang hamba. Dan itu hanya didapatkan dengan mendekati Allah
seraya beribadah kepadaNya”
Ulangilah
kembali hadits diatas !!
Mudah-mudahan
sabda Rasulullah diatas dapat merubah niat dan tujuan kita, dan dapat merubah
kehiudpan kita dari keterpurukan menuju kebahagiaan bersama keluarga.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
[1] HR Hakim, Abu Nu’aim
[2] HR Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah
[3] HR Ibnu Majah, Tirmidzi

Ana copy paste ke blog. Dan akan ana berikan tautan ke sumber aslinya.
BalasHapusBarakallahu fikum ustadz.
Wa fiikum baarokallah..
HapusNa'am silahkan.. Semoga bermanfaat.