Mencari Ketenaran Dibalik Ibadah Dan Dakwah
“Kamu telah
berdusta !! Kamu telah berdusta !! Kamu telah berdusta !!”
Itulah yang
dikatakan oleh Allah pada hari kiamat kelak untuk orang yang mencari ketenaran.
Laa haula wa
laa quwwata illaa billah.
Ikhwani.. Terkadang ketenaran sudah menyeret kita untuk
menyibukkan diri kepada kalam insani namun lalai kepada kalam ilahi.
Niat terkadang
telah berubah.. Tujuan awal mencari ridho Allah namun syaithon mengindahkan
bisikannya dan berubah tujuan untuk mencari keridhaan manusia. Padahal
keridhaan manusia adalah tujuan yang tak akan mungkin untuk dicapai.
Karena
ketenaran kita rela berdusta. Karena ketenaran kita rela curang. Karena
ketenaran kita rela culas.
Ingatlah wahai
saudaraku, orang yang mencari ketenaran hanya akan dimaki dan dihinakan oleh
Allah.
Semoga Allah
menjaga amalan-amalan kita agar menjadi murni hanya untuk wajah Allah dan
sesuai dengan keridhaanNya.
Simaklah
celaan Allah untuk orang-orang yang mencari ketenaran dibalik ibadah dan
dakwah. Semuanya diseret oleh Allah untuk dimasukkan kedalam api neraka. sebagaimana
yang disabdakan oleh rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ
يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى
اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ
قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ، وَرَجُلٌ
تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ،
وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ
الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ
قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ، وَرَجُلٌ
وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ، وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ
مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ، قَالَ:
كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ
بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّار
“Orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat
adalah seorang laki-laki yang mati dalam peperangan. Lalu dia didatangkan,
kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatNya, maka dia pun
mengakuinya. Allah berkata, “Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?”
Orang tersebut menjawab, “Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati
syahid.” Allah berkata, “Engkau telah berdusta, akan tetapi engkau melakukan
itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah diucapkan
(oleh manusia).” Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia
diseret dengan wajahnya, sampai dia pun dilemparkan di neraka. Kemudian ada orang yang belajar agama dan
mengajarkannya, serta membaca Al Qur’an. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah
memperlihatkan nikmat-Nya dan orang itu pun mengakuinya. Allah berkata, “Apa
yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?” Orang itu menjawab, “Aku telah
belajar agama, mengajarkannya dan aku telah membaca Al Qur’an.” Allah berkata,
“Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar agama supaya disebut orang alim dan
engkau membaca Al Quran supaya disebut qari’ dan ucapan itu telah dilontarkan.”
Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia pun diseret dengan
wajahnya (terjerembab di tanah) sampai dia pun dilemparkan di neraka. Kemudian
ada seorang laki-laki yang diberikan kelapangan oleh Allah dan menganugerahinya
segala macam harta. Lalu dia pun didatangkan, lalu Allah memperlihatkan
nikmat-Nya itu dan orang itu pun mengenalinya. Allah berkata, “Apa yang telah
engkau lakukan dengan nikmat itu?” Orang itu menjawab, “Aku tidak meninggalkan
satu jalan pun sebagai peluang untuk berinfak melainkan aku berinfak di situ
semata-mata karena-Mu.” Allah berkata, “Engkau dusta, akan tetapi engkau
melakukan seperti itu supaya disebut dermawan dan ucapan itu telah
dilontarkan.” Maka orang itu diperintahkan untuk dibawa, lalu dia pun diseret
dengan wajahnya (terjerembab di tanah), kemudian dia dilemparkan di neraka.” HR
Muslim
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

0 komentar:
Posting Komentar