Kisah Unik Dari Cinta Imam Ibnu Hazm Yang Bertepuk Sebelah Tangan
Galau karena
cinta?? Atau gundah gulana karena cinta bertepuk sebelah tangan??
Mungkin saya
dan kamu sudah menjadi korbannya.
Tapi siapa
sangka ternyata ulama tersohor juga pernah menjadi korban cinta, “cinta
bertepuk sebelah tangan”. Dan kisah ini, beliau sendiri yang menceritakan dalam
kitabnya.
Siapakah
beliau? Beliau adalah ulama terkemuka dari kalangan madzhab dzahiri yang
menjadi korban “cinta bertepuk sebelah tangan”! Wah.. Kalau ulama terkemuka di
kalangan madzhab dzahiri siapa lagi kalau
bukan beliau. Ya beliau.. Imam Ibnu
Hazm Adz Dzahiri Al Andalusi rahimahullah ta’ala. Ulama terkenal akan
karya-karyanya yang memukau. Seorang ulama yang terkenal akan kiprahnya dalam
dakwah dan menyebarkan islam.
Cerita yang
beliau tuturkan sangat menarik dan ajib sekali. Sangat patut untuk kita baca.
Coba
saudara-saudari sekalian, membuka kitabnya yang berjudul “Thouq Al Hamamah” dan
silahkan dibaca penuturan beliau pada halaman 249
Disini kami akan
menceritakannya dengan gaya bahasa sendiri.
=====
Dahulu beliau
di masa muda pernah tertarik akan kelembutan rasa cinta yang dialaminya. Beliau
tertarik dengan seorang budak milik orang tuanya, dan budak ini masihlah muda
yang baru berumur 16 tahun. Budak ini sungguh pemudi yang memiliki rasa malu
dan menjaga kehormatan dirinya. Ibnu Hazm menyifati perempuan ini bahwasanya
dia menawan dan elok wajah rupanya, bersih, tidak banyak berbicara, selalu
menundukkan pandangan mata, selalu tenang, dan sifat-sifat lain yang beliau
sebutkan. Yang mana wanita ini adalah seorang wanita cantik dan pendiam.
Lanjut ke
kisah..
Ternyata
beliau ini mulai memiliki perhatian kepadanya dan akhirnya jatuh cinta dan
sangat mencintai sang wanita pujaannya. Selama dua tahun beliau menunggu
kalimat khusus dari sang kekasih pujaannya. Dan memendam rasa cinta yang
menyakitkan.
Dan ternyata,
eh ternyata....
Segala upaya
dan dayanya.. Segala masa dan zaman penantiannya.. Ternyata Ibnu Hazm tak
mendapatkan sepatah katapun yang terucap untuknya.
Kemudian di
suatu hari, digelarlah acara para penguasa di rumah beliau. Dan para wanita
juga ikut dalam acara tersebut.
Tatkala
permulaan siang dan mentari mulai naik, para wanita pergi ke balkon rumah yang
tersambung dengan taman-taman rumah untuk melihat keindahan kota qurthubah
(biasanya ulama dinisbatkan ke kota ini menjadi Al Qurthubi, seperti pemiliki
buku tafsir “Al Jami’ Li Ahkaam Al Quran” yang terkenal dengan sebutan tafsir
Al Qurthubi. Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad Al Qurthubi) atau kota
qurthubah lebih familiar di telinga kita dengan nama “Cordoba”.
Nah, setelah
itu Ibnu Hazm segera menuju sebuah pintu yang disana ada sang wanita pujaannya.
Beliau mencari-cari tempat untuk bisa berdekatan dan bersampingan dengannya.
Dan tepat, beliau sudah berada disamping wanita pujaannya.
Dan ternyata,
wanita pujaannya sadar bahwasanya Ibnu Hazm berada disebalahnya. Lantas,
pergilah wanita ini menuju pintu lainnya untuk menghindari Ibnu Hazm. Wanita ini
berjalan dengan lemah dan santai. Ibnu Hazm, tak tinggal diam dan beliaupun
mengekor wanita pujaannya ingin berada di sampingnya. Akan tetapi, tatkala Ibnu
Hazm sudah berada disamping wanita pujaanya, dia malah pergi dan
meninggalkannya dan begitulah kejadian ini berulang-ulang.
Dan
sepertinya, wanita ini telah mengetahui isi hati yang disimpan oleh Ibnu Hazm
untuknya. Dan ibu-ibu yang hadir disaat itu, tidak mengetahui apa yang
dilakukan Ibnu Hazm karena ramainya orang yang berlalu lalang.
Dan para
ibu-ibu sangat ingin mendengar lantunan bait-bait syair dari tuan rumah (Ibu
Ibnu Hazm). Kemudian Ibu beliau merintahkan budaknya untuk melantunkan bait-bait
syair. Maka tambah bahagialah Ibnu Hazm melihatnya.
Kemudian
singkat cerita, Ibnu Hazm dan keluarga beliau pindah rumah pada bulan jumada Al
Akhirah pada tahun 399 H, akan tetapi budaknya tidak ikut pindah karena ada
beberapa kepentingan yang mewajibkannya
tetap tinggal disana.
Kemudian ada
salah satu anggota keluarga Ibnu Hazm yang meninggal, dan ternyata Ibnu Hazm
melihat wanita pujaannya ikut hadir di sana. Wanita pujaannya berdiri di
tengah-tegah diantara para wanita lainnya
yang sedang sedih dan menangis.
Ternyata
kehadiran sang wanita pujaannya telah membangkitkan cinta lamnaya yang
terpendam. Dan kehadirannya telah mengembalikan memori beliau akan
kenangan-kenangan yang telah berlalu. Akan tetapi hal tersebut, hanya akan
menambah kesedihan Ibnu Hazm dan menyakiti hatinya.
Dan Ibnu Hazm yakin
bahwasanya itu hanyalah sekedar “cinta bertepuk sebelah tangan” yang hanya akan
menyakiti hatinya.
Selang
beberapa tahun.. Tepatnya pada bulan syawwal pada tahun 409 H Ibnu Hazm memasuki kota Cordoba kembali, dan
wanita tersebut hilang dari penglihatannya setelah enam tahun lamanya. Ibnu
Hazm terkahir melihat wanita pujaannya dikala wanita tersebut mengunjungi salah
satu keluarga Ibnu Hazm yang telah meninggal.
Dan ternyata Ibnu
Hazm melihat wujud wanita pujaannya di cordoba, akan tetapi Ibnu Hazm tak bisa
mengenalinya dengan baik. Sampai-sampai dikatakan kepada beliau: “Ini adalah
fulanah (wanita pujaan Ibnu hazm)”.
Dan ternyata
benar, bahwasanya itu adalah wanita pujaannya. Dan ternyata kecantikan wajahnya
telah memudar. Keelokan wajahnya sudah hilang dari tubuhnya. Dan kecerahan wajahnya
sudah sirna dan musnah. Yang tersisa hanyalah sedikit saja dari kecantikan
tubuhnya yang dapat dikenal.
Hal itu semua
karena dia sudah tak dapat lagi menjaga tubuhnya, sebagaimana dia selalu
menjaganya ketika zaman daulah Ibnu Hazm. Dan dia saat ini, memang harus keluar
rumah untuk kebutuhan hidupnya.
Maka wanita
itu hakikatnya seperti tanaman yang harum.. Jika tidak dirawat maka akan
berkurang keharumannya.
Dan wanita itu
seperti bangunan, jika tidak dijaga maka akan roboh bangunannya.
=====
Faidah yang
dapat dipetik:
1- Rasa cinta
kepada kekasih biasanya timbul pada masa-masa remaja dan ini adalah hal yang
wajar dan sudah menjadi rahasia umum. Namun rasa cinta ini perlu dijaga dan diarahkan,
jangan sampai jatuh kepada hal-hal yang Allah haramkan.
2- Agar rasa
cinta yang kita pendam tidak menjerumuskan kita kepada sesuatu yang Allah
haramkan, maka segeralah untuk menikah dan jika belum mampu maka berpuasalah.
Rasulullah bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ،
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ،
وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah mampu untuk
menikah maka menikahlah, sesungguhnya nikahlah yang paling dapat menundukkan
pandangan dan menjaga kemalua. Dan barangsiapa yang belum mampu maka
berpuasalah , sesungguhnya dalam puasa terdapat tameng (untuk menjaga dari
keharaman)” HR Bukhari Muslim
3- Untuk orang
tua atau wali seorang akhwat jangan ragu-ragu untuk menikahkan anaknya, jangan
sampai anak anda menjadi seperti wanita yang pernah menjadi pujaannya Ibnu Hazm
rahimahullah. Dia harus keluar rumah sendiri untuk mencari kebutuhan hidup
sehingga tidak bisa menjaga kecantikan tubuhnya dan pudarlah keindahan
wajahnya.
4- Terutama
wanita dizaman ini jauh lebih banyak dibandingkan lelaki. Jangan sampai jadi
perawan tua yang tersiksa. Begitu pula dengan lelaki jangan sampai menjadi
perjaka lapuk.
Allahu a’lam.
Semoga bermafaat.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

HEEEEE
BalasHapus