Bersungguh-Sungguh Untuk Berbakti Kepada Ibu Masih Terlihat Di Tengah Keringnya Bumi Afrika
Begitu sedih
dan menetes air mata melihat kesabaran ibu ini.
Kisah dibalik
safari dakwah syaikh Al Kharraz hafidzahulah ta’ala di Afrika.
Ibu ini adalah
seorang wanita muslimah yang buta tidak bisa melihat dan hanya bisa duduk
terdiam diatas rerumputan yang bergoyang. Dan yang menyedihkan ibu ini telah
ditinggal wafat oleh 11 anaknya karena penyakit dan gizi buruk disana. Tidak
tersisa kecuali hanya satu anak lelaki saja.
Lihat
bagaimana ibu yang lemah ini terlukai hatinya sebanyak 11 kali karena
kehilangan anak-anaknya.. Ya Allah.. Tidak kuat aku membayangkannya. Aku hanya
bisa teringat dengan masa laluku, ketika ibuku kehilangan diriku di keramian
pasar dan ibuku hanya bisa menangis tersedu-sedu
berteriak meminta tolong
kepada orang-orang untuk membantunya mencari diriku.
Maka bagaimana
yang dengan seorang ibu yang telah kehilangan 11 orang anaknya?
Ketika ibu ini
ditanya: Bagaimana perasaan ibu ketika menahan rasa sedih selama bertahun-tahun
karena seluruh anaknya wafat disebabkan kekurangan gizi dan hanya tersisa satu
saja?
Sang Ibu
menjawab dengan keteguhan dan kesabaran: Bahwasanya dibalik meninggalnya
seluruh anak, semoga Allah meringankan keluargaku untuk melaksanakan shalat
malam, beribadah, dan dzikir kepada Allah disetiap saat dan setiap waktu.
Ya Allah,
kejadian ajaib dariMu di bumi Afrika yang tak bisa ku bayangkan.
Tapi tahukah
antum, bagaimana Allah menggantinya? Allah memberikannya rezeki seorang anak lelaki
yang sangat shalih dan berbakti kepadanya yang mana itu mencukupi dari ke 11
anak di masa tuanya.
Anak yang
setiap pagi pergi ke pasar untuk membelikan makanan ibundanya. Anak yang setiap
hari memasak makanan untuk ibundanya. Anak yang setiap hari tidak bisa bercanda
bersama kawan demi menjaga kesehatan ibunya.
Anak yang rela tidak menikah karena merawat kehidupan ibundanya. Anak
yang merelakan seluruh waktunya untuk berbakti kepada orang tuanya, dan seluruh
kegiatan itu malah membuat dirinya senang dan selalu tersenyum untuk ibundanya.
Dia selalu
mencium dahi ibunya ketika sang ibu sudah tertidur lelap karena rasa cinta yang
begitu mendalam.
Yang tak bisa
kubendung dari air mata, dia selalu memasak bubur yang sangat lembut karena
orang tuanya tidak bisa lagi mengunyah makanan kecuali hanya bubur saja.
Ketika sang
anak ditanya: Bagaimana kamu selalu memakan bubur itu setiap hari? Tidakkah itu memuakkan?
Dia menjawab:
Makanan ini tidaklah lezat bagiku. Akan tetapi jika ibu ku menyukainya entah
mengapa aku juga bisa menyukai bubur tersebut.
Dialah yang
menyuapi ibundanya, dialah yang menyuci tangan ibundanya, dialah yang
menggendong ibundanya, dan dialah yang memijat kaki ibundanya.
Ya Allah.. Tak bisa kubayangkan ternya Engkau
memberikan kekuatan bagi satu anak ini untuk melakukan seluruh perkerjaan yang
seharusnya dikerjakan oleh 11 orang anak.
Dan sang ibu
sangat senang mendengarkan bacaan Al Quran yang dilantunkan oleh sang anak
kecintaannya.
Aku hanya bisa
menangis melihat video kehidupan ibu ini bersama anak kesayangannya.
-----
Akhi ukhti yang
semoga dimuliakan oleh Allah, kita tidak akan mungkin selalu bersama ibu dan
bapak selamanya. Bisa jadi kita duluan yang meninggalkan ibu atau ibu yang akan
meninggalkan kita duluan.
Salah seorang
shalih menangis terseduh-seduh di hadapan jenazah ibunya. Maka dia ditanya,
“Mengapa engkau menangis wahai fulan?”
Dia menjawab,
“Aku menangis bukan karena ibundaku telah wafat, namun tidaklah aku menangis
kecuali karena salah satu pintu surga dari pintu-pintu surga telah ditutup
untukku”.
Ya Allah,
kumpulkan kami bersama ayah dan ibunda kami di SurgaMu Firdaus Al A’laa.. Amiin
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry





0 komentar:
Posting Komentar