Kisah Dibalik Antrian SPBU "Adek Islam Aliran Wahhabi Ya?"
Pada tanggal 30 Agustus 2014 Jember, Indonesia.
"Adek islam aliran wahhabi ya?" Pertanyaan seorang ibu kepada saya ketika kami sama-sama menunggu di SPBU Tegal Besar, Jember 3 jam lebih lamanya.
"Adek islam aliran wahhabi ya?" Pertanyaan seorang ibu kepada saya ketika kami sama-sama menunggu di SPBU Tegal Besar, Jember 3 jam lebih lamanya.
-----
Ketika saya
dan bersama seorang kawan menunggu pengiasan bbm, saya duduk disebuah bangku
bambu panjang dan sibuk menggunakan hp saya dan menatap layar hp.
Seorang ibu
duduk disebalah saya.. Setelah lama menggunakan hp, kawan saya nyeletuk dan
berbicara kepada saya menggunakan bahasa arab mengisyaratkan bahawasanya sang
ibu yang duduk di sebalah saya selalu melihatku terus.
Saya tak
menggubrisnya dan hanya berkata, "Kadzabta (bohong kamu kan)"
Kawan,
"Wallah maa akdzib (Serius, saya tidak berdusta)".
Karena itu
saya coba untuk melihat kepada sang ibu, dan ternyata memang benar.. Dan sang
ibu mulai mengajak saya mengobrol.
Kami mulai
mengobrol, dan ternyata tiba-tiba sang ibu berkata kepada saya, "Adik
islam aliran wahhabi ya?". Inilah pertanyaan yang membuat saya sedikit
kaget. Mungkin sang ibu menilai kami wahhabi dari penampilan pakaian kami yang
tidak menjulur sampai bawah mata kaki.
Saya berusaha
hanya tersenyum manis dan menggelengkan kepala mengisyaratkan
"bukan". Ya, saya katakan saya bukanlah wahhabi sambil tersenyum
simpul.
Ibu berkata,
"Bukannya ibu mau merendahkan kamu dengan menuduh wahhabi, tapi kalau adik
memang wahhabi saya katakan kalau saya suka sama wahhabi. Mereka tidaklah
keras, bukan orang yang suka ngebom dll. Justru teroris itulah yang salah yang
hanya menumpang, mereka suka sama dengan kalian dalam penampilan. Kalau adik
bukan wahhabi terus apa?
Saya menjawab,
"Saya salafi yang hanya mengikuti Rasulullah dan orang-orang shalih
terdahulu".
Ibu berkata,
"Hm.. Iya iya.." Sambil tersenyum
(Begitulah singkat cerita dibalik penantian pengisian
BBM di SPBU Tegal Besar).
Ternyata ibu
inipun menyatakan bahwasanya kami tidaklah keras seperti teroris. Maka
seberapapun kalian menuduh kami dengan teroris dan radikal, namun mereka tidak
buta untuk melihat hakikat dakwah dan manhaj kami.
Masyarakat
tidaklah buta dengan penamaan, namun mereka dapat melihat hakikat pada diri
kami.
Dan akhirnya
kamipun dapat mengobrol dengan santai dipenuhi senyum dan tawa. Dan juga pada akhirnya sang ibu, menawarkan kepadaku untuk datang bertamu dalam rangka memperkuat tali persaudaraan islam.
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

kenapa ya wahabi selalu jadi kambing hitam??
BalasHapuskalau boleh backlink kunjungin juga ya www.ghuroba.net
Masya Allah..kisah yang menarik... namanya mutiara, biar dilumuri lumpur juga tetap mutiara dan tetap berharga bagi orang yang mengerti.
BalasHapusSemoga dijodohkan dengan anak gadisnya....wkwkwkwk, alhamdulillah, tadz
BalasHapushttp://www.konsultasisyariah.com/onani-membatalkan-puasa/
BalasHapushttps://www.facebook.com/kenapatakutwahabi
BalasHapus