Benarkah Ibnu Taimiyyah Mencela Ali Bin Abi Thalib Dengan Menuduhnya Telah Minum Khomr?
Dengan mencari-cari celah, syi’ah berkali-kali ingin menjatuhkan kredibilitas Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah. Mereka ingin sekali kehormatan ibnu taimiyyah hancur dengan tuduhan-tuduhan palsu yang mereka buat. Diantaranya adalah tuduhan syi’ah: “Bahwa Ibnu Taimiyyah menuduh Ali bin Abi Thalib minum khomr dan mabuk ketika shalat”.
Mari kita
bahas satu persatu permasalahan ini.
Ibnu Taimiyyah
rahimahullah berkata:
وَقَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ
تَعَالَى فِي عَلِيٍّ: {يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ
سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ} [سُورَةُ النِّسَاءِ: 43] لَمَّا صَلَّى
فَقَرَأَ وَخَلَطَ
“Dan Allah ta’ala
telah menurunkan sebuah ayat mengenai Ali bin Abi Thalib: (Wahai orang-orang
yang beriman janganlah kalian mendekati shalat sedangkan kalian dalam keadaan
mabuk sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan) QS. An-Nisa: 43. Ketika Ali shalat dan membaca surat dia mencampurkan adukkan
ayat (karena mabuk)” Minhaj As-Sunnah 7/237
Bantahan
terhadap syi’ah:
1- Apakah perkataan Ibnu Taimiyyah diatas hanyalah tuduhan
belaka atau suatu hal yang fakta?
Begitulah
syi’ah berkali-kali ingin menjatuhkan Ibnu Taimiyyah dengan mencari-cari kesalahan
beliau. Padahal beliau menceritakan suatu hal yang fakta dan bukan tuduhan
belaka.
Dalam riwayat
Abu Dawud dari Ali bin Thalib:
أَنَّ رَجُلًا، مِنَ
الْأَنْصَارِ دَعَاهُ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ فَسَقَاهُمَا قَبْلَ أَنْ تُحَرَّمَ
الْخَمْرُ، فَأَمَّهُمْ عَلِيٌّ فِي الْمَغْرِبِ فَقَرَأَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
فَخَلَطَ فِيهَا، فَنَزَلَتْ {لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى
تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ}النساء: 43
"
“Bahwasanya
seseorang dari Anshar memanggil Ali bin Thalib dan Abdurrahman bin Auf.
Kemudian dia memberikan minum khomr untuk keduanya sebelum
khomr itu diharamkan. Maka Ali menjadi imam shalat maghrib dan membaca
surat “Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun” dan beliau mencampur adukkan ayat, maka
turunlah ayat (Janganlah kalian mendekati shalat sedangkan kalian dalam keadaan
mabuk sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan) QS. An-Nisa: 43”
(HR.Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari riwayat
diatas sudah sangat jelas bahwasanya Ibnu Taimiyyah tidaklah menuduh melainkan
beliau menceritakan suatu hal fakta yang benar-benar terjadi. Dan bahkan ahli
tafsirpun membenarkan cerita tersebut seperti Ibnu katsir misalnya. Beliau
membawakan cerita Ali bin Abi Thalib yang minum khomr sebelum khamr diharamkan
dengan beberapa riwayat.
2- Apakah Ibnu Taimiyyah mencela Ali?
Ingat, Ali
minum khamr ketika khamr itu masih dihalalkan.
Sehingga, perkataan orang syi’ah bahwa “Ibnu taimiyyah mencela Ali karena Ali
minum khamr” hanyalah sebuah kesimpulan bodoh dari orang-orang yang bodoh. Sama
sekali tidak ada bukti bahwasanya Ibnu Taimiyyah mencela Ali. Terlebih, Ali bin
Abi Thalib meminum khomr sebelum khomr itu diharamkan.
Kalau khamr
ketika itu dihalalkan dan tidak diharamkan, maka tidak ada celaan atas Ali dan tidak
ada dosa baginya. Jadi buat apa dicela?? Sebagaimana yang kita tahu, dalam
pengharaman khamr ada marahil dan tingkatan-tingkatannya, Allah ketika itu
membolehkan khamr kemudian Allah mengharamkannya secara bertahap. Dan Ali bin Abi Thalib meminumnya ketika khamr
dihalalkan.
3- Bukankah dengan menceritakan kisah tersebut, berarti Ibnu
Taimiyyah mencela Ali?
Lagi-lagi, ini
hanyalah kesimpulan bodoh dari orang yang bodoh. Perlu diketahui, bahwa sebagian
ayat-ayat Al-Quran turun dengan suatu sebab, hal tersebut dikenal dengan “Sabab
nuzul al-ayat”. Dan mengetahui sebab turunnya Al-Quran adalah suatu hal yang
penting dan kaum muslimin sepatutnya mengetahui sebab turunnya ayat Al-Qir’an.
Sebagai contoh
Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, beliau benar-benar gigih untuk mengetahui sebab
turunnya Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata:
والذي لا إله غيره
ما من كتاب الله سورة إلا أنا أعلم حيث نزلت، وما من آية إلا أنا أعلم فيما أنزلت،
ولو أعلم أحدا هو أعلم بكتاب الله مني، تبلغه الإبل، لركبت إليه
“Dan
demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, Tidaklah
ada dalam Kitab Allah satu suratpun kecuali aku tau
mengenai apa ayat itu turun. Dan tidaklah ada suatu ayat, kecuali aku tahu mengetahui mengenai siapa ayat itu
diturunkan. Dan seandainya aku mengetahui ada orang yang lebih tahu
dariku tentang kitabullah, yang mana jarak orang itu harus di tempuh dengan onta,
pasti aku akan menemuinya” (HR.Muslim)
Jadi menurut
para sahabat khususnya Ibnu Mas’ud, mengetahui sebab turunnya ayat dan
mengetahui mengenai siapa ayat itu turun adalah suatu hal yang sangat penting.
Dalam hal ini, ibnu Taimiyyah mempraktekkan hal tersebut. Ibnu Taimiyyah
menjelaskan ayat tersebut turun mengenai khamr dan ayat tersebut turun mengenai
Ali.
Jadi hal
tersebut tidak ada indikasi untuk mencela Ali bin Abi Thalib, kecuali hanya
orang-orang yang mengikuti hawa nafsu untuk menjatuhkan Ibnu Taimiyyah
rahimahullah.
4- Mari kita sedikit mengulangi ayat yang kita bahas.
Allah ta’ala
berfirman: “Wahai orang-orang yang
beriman janganlah kalian mendekati shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk
sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan” (QS. An-Nisa: 43)
Dalam ayat
diatas Allah mengatakan “Wahai orang-orang yang beriman”. Apakah dengan itu
Allah juga menghina orang-orang mukmin?? Hanya orang-orang bodoh yang
menyimpulkan hal bodoh seperti itu.
Hal tersebut,
karena Allah ingin menjelaskan hukum baru “tidak boleh minum khamr ketika
hendak shalat”. Dan bukan Allah mencela orang-orang mukmin.
5- Maka, siapa yang menuduh siapa?
Wal hasil, Syi’ahlah
yang menuduh Ibnu Taimiyyah dan bukan Ibnu Taimiyyah menuduh Ali. Maka
perhatikanlah sikap kalian wahai syi’ah..
Wa shallallahu
alaa nabiyyinaa Muhammad
Semoga tulisan
ini bermanfaat untuk kaum muslimin dan begitu pula untuk orang-orang syi’ah.
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

0 komentar:
Posting Komentar