Terungkap: Para Pendeta Syi’ah Menipu Ummat Dengan Sorban Hitam Bahwa Mereka Adalah Ahlul Bait
Bukanlah syi’ah kalau tidak berdusta. Sorban hitam digunakan para pendeta syi’ah untuk menipu ummat bahwa mereka adalah ahlul bait. Padahal, sama sekali mereka bukanlah ahlul bait.
Pada
pembahasan sebelumnya, kita pernah membahas bahwasanya Khumaini sama sekali bukanlah
ahlul bait, bahkan dia berasal dari kaum beragama sikh. Bisa dibaca disini.
Dan pada saat
ini, yang mengungkap kedustaan para pendeta syi’ah bukanlah saya pribadi.
Melainkan yang mengungkapkannya adalah seorang penganut syi’ah sendiri. Dia
mengungkapkan kedustaan Khumaini, Khamina’i, As-Sistani, dan yang lainnya bahwa
mereka berasal dari keturunan nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Pada sebuah kanal
sebuah televisi, penganut syi’ah tersebut ditanya:
فيما يختص
بالعمامة التي تم لبسها. لها رمزة معينة إذا كانت سوداء تعني أنه سيد ومن أهل
البيت وإذا كانت بيضاء فهو شيخ في الحوزة العلمية أو ما يسمى بذالك.
سؤالي عندما يكون
الخميني العرقية الفارسية عنده أو عند الخامنئي أو غيرهم يلبسون العمامة السوداء
وهم ليس بعرب, فكيف يكونون من أهل البيت؟ هذا كسؤال بسيط يتم طرحه. ألا يوجد هذا
السؤال عند الشيعي العربي على الأقل يبدأ بكيف يكون سيدا وأهل البيت وهو لا يعرف
الجزيرة العربية وليس منها. هذا بس سؤال أبرز.
“Dalam permasalahan khusus mengenai sorban yang dipakai, maka dia memiliki arti tertentu. Jika sorban yang digunakan berwarna hitam maka
maksudnya bahwa sang pemakai adalah sayyid dan dari ahlul bait dan jika sorban
yang digunakan berwarna putih maka maksudnya sang pemakai adalah seorang guru di
Hawzah ilmiyyah (madrasah syi’ah) atau yang lainnya.
Maka pertanyaanku adalah ketika Khumaini etniknya adalah
etnik persia dan khamina’i seperti itu pula dan selainnya, yang memakai
surban hitam padahal mereka bukanlah orang arab, maka bagaimana mereka bisa
menjadi ahlul bait?? Ini adalah soal sederhana yang dipertanyakan. Tidakkah
muncul pertanyaan di benak orang syi’ah arab, minimal bagaimana mungkin mereka
adalah sayyid dan ahlul bait sedangkan mereka tidak mengetahui jazirah Arab dan
mereka bukanlah dari jazirah arab. Maka ini saja soal yang ingin disoroti.
(Selesai)
Maka penganut syi’ah mengatakan:
وأنا كشفت عن ذالك
منذ عام 2003 إلى حد الآن. قلت:لو هو صدق صحيح. الخميني والذين يلبسون العمائم
السود على أنهم من سلالة الرسول صلى الله عليه وسلم والأئمة الآخرين, فلماذا يبقى
ملتزما بلقبه الخميني, أو الخامنئي, أو الشيرازي, أو المتقي, أو الطلقاني أو غير
ذالك أو السيستاني المرجعية في نجف. لماذا باقين على هذه الألقاب؟ إذا كانوا صدق هم
سادات لماذا لا يرجع إلى لقبه العربي؟ أيهما أشرف اللقب العربي أو اللقب الفارسي؟
قالوا: لا هم سادات ومن أولاد رسول الله وكذا وكذا هذا كذب وافتراء. أنا أتحدى
أكبر إيراني اللابس العمامة السوداء يرجع نسبه إلى الحسن والحسين. أتحداهم كلها
باطلة. أنا أسميهم سادات خرسان.
"Dan aku telah mengungkapkan hal tersebut sejak
tahun 2003 hingga sekarang. Aku katakan: Kalau itu benar dan jujur, semisal
Khumaini dan lainnya yang memakai surban hitam bahwa mereka adalah keturunan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para imam lainnya, maka mengapa
mereka tetap menggunakan laqab mereka Khumaini, Khamina’i, Syirazi, Muttaqi,
atau Thalaqani, atau Sistani Ulama marji’ di Najf. Mengapa mereka tetap
menggunakan laqab tersebut? Jika mereka jujur bahwa mereka adalah sayyid akan
tetapi mengapa dia tidak kembali menggunakan laqab arabnya?? Mana yang lebih
utama, laqab arab atau laqab persia?? Mereka mengatakan: bahwa mereka adalah
sayyid dan dari keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau
sebagainya. Maka itu adalah dusta dan hanya dibuat-buat saja !! Saya tantang
orang terbesar Iran yang memakai surban hitam bahwa nasabnya merujuk kepada
Hasan dan Husain. Saya tantang mereka semua. Semua itu adalah bathil. Saya
menyebut mereka sebagai sayyid Khurasan.
(Selesai)
Pembawa acara:
هو توكيد مع كونك على مذهب والطائفة الشيعية
“Maka ini adalah kabar penguat, walaupun engkau berada
diatas madzhab dan kelompok syi’ah”
(selesai)
Bukti video bisa dilihat disini:
Sudah banyak yang mengetahui kedustaan para pendeta syi’ah,
semoga Allah menghancurkan agama syi’ah dan memberikan hidayah kepada para
penganut syi’ah.
Wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @ma_alamiryAnda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

Subhanallah. Barakallahu lana fikum ya Ustadz.
BalasHapussyukron jazilan.
mufiidun jiddan
Wa fiikum baarokallah..
Hapus