Kaffarah Ghibah
Kaffarah
ghibah adalah sebuah perbuatan yang akan menggugurkan dosa seseorang akibat dia
menggibahi orang lain. Kewajiban seseorang setelah menggibahi kawannya adalah
meminta maaf kepada kawannya sebelum kematian atau hari kiamat datang.
Maka dia harus
bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada kawannya karena dia telah
merusak kehormatan kawannya. Hal tersebut sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ كَانَتْ لَهُ
مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ،
قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ
أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ
سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa
yang memiliki kedzaliman terhadap saudaranya berupa merusak kehormatannya
ataupun yang lainnya, maka hendaklah dia meminta kehalalan (minta maaf) kepada
saudaranya saat ini juga, sebelum datangnya hari yang tidak ada dinar maupun
dirham (hari kiamat). Jika dia memiliki amalan shalih maka amalan shalih
tersebut diambil darinya sesuai kadar kedzalimannya. Dan jika dia tidak
memiliki amalan shalih maka dosa kawannya yang terdzalimi akan diambil kemudian
diberikan kepadanya” (HR. Bukhari)
Maka bagaimana
ketika orang yang kita ghibahi telah wafat atau meninggal?
Maka
kaffaratnya adalah kita cukup meminta ampun dari Allah untuk orang yang kita
ghibahi, karena kita tidak bisa meminta maaf disebabkan dia telah wafat.
Sehingga kita beristighfar kepada Allah untuk saudara yang telah kita ghibahi.
Telah
diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
إِنَّ مِنْ كَفَّارَةِ
الْغِيبَةِ أَنْ تَسْتَغْفِرَ لِمَنِ اغْتَبْتَهُ، تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلَهُ
“Sesungguhnya
kaffarat ghibah adalah engkau meminta ampun kepada Allah untuk orang yang
engkau ghibahi. Maka engkau berkata: “Ya Allah ampunilah aku dan ampunilah dia”
(HR. Baihaqi dengan sanad yang dho’if)
Maka kaffarat
ghibah adalah kita meminta maaf ketika orang yang dighibahi masih hidup. Adapun
ketika dia telah wafat maka kita cukup meminta ampun kepada Allah untuknya.
Allahu a’lam,
wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @ma_alamiryAnda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

Ngeri ya... padahal sekarang hal itu sudah dianggap lumrah...
BalasHapus