Syi’ah Mencela Orang Yang Tidak Isbal, Padahal Imam Mereka Sendiri Memerintahkan Untuk Tidak Isbal
Isbal adalah menjulurkan pakaian atau celana hingga mencapai bawah mata kaki. Dan ini terlarang dalam agama islam. Karena nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ما أسفل من الكعبين
من الإزار ففي النار
“Apa
yang berada dibawah mata kaki berupa pakaian maka tempatnya di neraka” HR
Bukhari
Dalil-dalil
larangan isbal dalam kitab-kitab hadits sunni sangatlah banyak, tapi bukan itu
yang ingin kita bahas. Yang ingin kita bahas adalah bagaimana para penganut syi’ah
mencela orang-orang yang menjalankan sunnah nabi untuk tidak isbal, ternyata
para imam mereka memerintahkan ummat untuk tidak isbal dan itu tertulis dalam
kitab mereka syiah sendiri.
Kita sering
mendapati orang-orang penganut syi’ah mencela orang yang tidak isbal (tidak menjulurkan
celana hingga bawah mata kaki) bahkan sering kita dapati dari para penganut syi'ah mencela orang yang tidak isbal dengan kata-kata: "Awas.. Wahhabi". Padahal kalau kita melihat riwayat-riwayat syiah
dalam kitab-kitab mereka sendiri, justru pakaian imam-imam mereka diatas mata
kaki alias cingkrang. Bahkan imam-imam
mereka melarang seseorang yang pakaiannya dibawah mata kaki.
Mari kita
lihat riwayat-riwayat mereka.
Pertama: Larangan nabi dari isbal dalam riwayat syi’ah.
عن أبي جعفر عليه
السلام أن النبي صلى الله عليه وآله أوصى رجلا من بني تميم فقال له: إياك وإسبال الإزار
والقميص فإن ذلك من المخيلة والله لا يحب المخيلة
“Dari Abi
Abdillah alaihissalam bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mewasiatkan
seseorang dari bani Tamim. Maka beliau berkata kepadanya: Janganlah sesekali
kami menjulurkan pakaian dan sarung sampai di bawah mata kaki. Sesungguhnya itu
termasuk perbuatan sombong. Dan Allah tidak mencintai kesombongan” (Al-Kafi
milik Al-Kulaini 6/456 dan Bihar Al-Anwar 74/145)
Kedua: Pakaiannya
Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu diatas mata kaki alias tidak isbal.
عن أبي عبد الله عليه
السلام قال: إن عليا كان عندكم فأتى بني ديوار فاشترى ثلاثة أثواب بدينار: القميص إلى
فوق الكعب، والإزار إلى نصف الساق والرداء من قدامه إلى ثدييه، ومن خلفه إلى أليتيه،
فلبسها ثم رفع يده إلى السماء فلم يزل يحمد الله على ما كساه حتى دخل منزله
“Dari Abi
Abdillah alaihis salam berkata: Sesungguhnya Ali mendatangi Bani Diwar maka dia
membeli 3 pakaian dengan harga satu dinar. Pakaian pertama adalah jubah dengan
panjang hingga batas diatas mata kaki. Dan sarung dengan panjang hingga tengah
betis, dan selendang dengan panjang bagian depan hingga dadanya dan panjang
bagian belakang hingga duburnya. Maka Ali memakainya kemudian mengangkat
tangannya ke atas langit beliau senantiasa memuji Allah atas apa yang Allah
berikan padanya berupa pakaian hingga beliau masuk ke rumahnya” (Bihar Al-Anwar
milik Al-Majlisi 76/311)
Ketiga: Wasiat
Abu Abdillah Ja’far Ash-Shadiq dan Ayahnya Muhammad Al-Baqir untuk tidak
menjulurkan pakaian di bawah mata kaki.
أمرني أبو عبد الله
عليه السلام أن أشتري له إزارا فقلت له: إني لست أصيب إلا واسعا قال: اقطع منه وكفه
، قال: ثم قال: إن أبي قال: وما جاوز الكعبين ففي النار.
“Abu Abdillah
alaihissalam memerintahkanku untuk membeli sarung. Maka aku katakan padanya:
Sesungguhnya aku tidaklah mengenakan kecuali pakaian yang lebar (panjang). Maka
dia berkata: Potonglah pakaiannmu dan lentingkanlah. Kemudian berkata:
Sesungguhnya ayahku berkata: Apa yang melebihi batas mata kaki maka tempatnya
di neraka” (Al-Kafi milik Al-Kulaini 6/456)
Keempat: Wasiat
tambahan dari Abi Abdillah Ja’far Ash-Shadiq untuk tidak menjulurkan pakaian,
karena menjulurkan pakaian termasuk perbuatan menyerupai wanita.
عن أبي عبد الله في
الرجل يجر ثوبه، قال: إني لأكره أن يتشبه بالنساء
Dari Abdillah
alaihissalam, beliau berkata mengenai seseorang yang menjulurkan pakaiannya
hingga mencapai bawah mata kaki. Maka beliau berkata: “Sesungguhnya aku
membenci jika dia menyerupai wanita”
Sebagaimana
yang kita ketahui bahwasanya wanita pada kebiasaannya menjulurkan pakaiannya
hingga bawah mata kaki untuk menutupi aurat kaki dan itu dibolehkan oleh nabi
shallallahu alaihi wa sallam dan tidak termasuk dalam larangan isbal.
Disebutkan
dalam riwayat Abu Daud:
أن أم سلمة زوج النبي
صلى الله عليه وسلم، قالت لرسول الله صلى الله عليه وسلم حين ذكر الإزار، فالمرأة يا
رسول الله؟ قال: «ترخي شبرا» ، قالت أم سلمة إذا ينكشف عنها، قال: فذراعا لا تزيد عليه
“Bahwasanya
Ummu Salamah Istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau menyebutkan larangan isbal pakaian: “Maka
bagaimana dengan perempuan wahai Rasulullah? Maka beliau menjawab: “Perempuan
dibolehkan untuk menjulurkan pakaiannya satu jengkal di bawah mata kaki. Maka
Ummu Salamah menjawab kembali: Kalau begitu, akan tersingkap auratnya? Maka
beliau menjawab: “Dibolehkan baginya untuk menjulurkan pakaiannya satu hasta di
bawah mata kakiknya dan tidak boleh lebih dari itu” (HR. Abu Daud)
Kesimpulan:
Maka bagaimana syi’ah menghina orang-orang yang ingin menjalankan sunnah nabi
shallallahu alaihi wa sallam, sedangkan nabi dan para imam dalam kitab-kitab
syi’ah sendiri melarang dari isbal dan bahkan pakaian mereka di atas mata kaki.
Maka semoga
ini menyadarkan para penganut syi’ah. Wa shalllahu ala nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @ma_alamiryAnda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

Assalamualaikum
BalasHapusUstad, bagaimana dengan seragam sekolah yg melebihi mata kaki? apakah harus dipotong atau cukup dilipat? karna orangtua saya sering membelikan celana sekolah yang terlalu panjang dengan alasan agar dapat dipakai dalam waktu yang lama
Terimakasih
Wa'alaikumussalam. Digulung tidak mengapa asal tidak isbal akan tetapi dipotong jauh lebih baik karena biasanya celana yang digulung akan terurai lagi sehingga celanya terjulurkan sampai bawah mata kaki.
HapusKedua: Celana panjang yang digulung tadi tidak boleh dipakai ketika shalat. Maka pakai celana lainnya yang memang diatas mata kaki. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ، وَلَا أَكُفَّ ثَوْبًا وَلَا شَعْرًا
"Aku diperintahkan untuk sujud di atas 7 anggota ketika shalat. Dan aku tidak menggulung pakaian dan rambut ketika shalat" (HR. Muslim)
Assalamualaikum,
HapusUstad, jadi tidak sah shalat kita kalau celana panjangnya digulung ya pak ustad ?
trma kasih
Wa'alaikumussalam.. Shalatnya sah, tapi makruh dibenci oleh syari'at. Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam masalah ini:
Hapusفَكُلُّ هَذَا مَنْهِيٌّ عَنْهُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ وَهُوَ كَرَاهَةُ تَنْزِيهٍ فَلَوْ صَلَّى كَذَلِكَ فَقَدْ أَسَاءَ وَصَحَّتْ صَلَاتُهُ
"Hal tersebut dilarang oleh syari'at menurut kesepakatan para ulama. Akan tetapi dia adalah makruh. Maka seandainya dia shalat seperti itu, maka dia telah berbuat keburukan akan tetapi shalatnya sah" (Syarh Shahih Muslim milik An-Nawawi 4/209)
Astagfirullahal adhim anjing kali ya minjam kemaluan hahaha semua ini emang benar kayak binatang ayam aja tarung sampe mati kalo setibanya harus direbut temannya manusia mengatasnamakan agama benar benar tidak ada harga seorang wanitanya
BalasHapus