Syiah Rafidhah Itsna Ayariyyah menyatakan bahwasanya
imamah adalah rukun iman yang sangat agung. Dan mereka menyatakan bahwasanya
imam adalah kedudukan dari Allah ta’ala yang mana seorang imam diberikan wahyu
padanya dan dia adalah ma’shum yang terlepas dari kesalahan.
Bagaimana mungkin imam adalah kedudukan dari Allah ta’ala,
sedangkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu menolaknya ketika ingin dibai’at?
Beliau berkata:
دَعُوني وَالْـتَمِسُوا غَيْرِي
“Tinggalkan aku
dan carilah selain diriku” (Nahj Al-Balaghah hal. 209)
Dan syiah rafidhah membatasi ahlul bait nabi shallallahu
alaihi wa sallam pada anak beliau saja yakni “Fatimah”, dan suaminya” Ali”, dan
kemudian kedua anaknya “Hasan”, dan “Husain” dan kemudian beberapa imam dari
keturunan Husain. Dan mereka melupakan imam-imam yang agung yang sudah memiliki
banyak jasa dalam menyebarkan dakwah islam ke beberapa penjuru dunia.
Dan mereka menyatakan bahwasanya seorang khalifah dan
imam setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah Ali bin Abi Thalib
secara nash dari Allah ta’ala.
Kalau begitu, tentunya kita memiliki pertanyaan untuk
syiah:
- Kalau Ali bin Abi Thalib adalah khalifah setelah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam secara nash, namun mengapa Ali justru
membai’at Abu Bakr, Umar, dan Utsman ?
Kalau syi’ah menjawab: “Karena Ali saat itu sedang lemah”.
Maka kita jawab “Orang lemah tidak berhak untuk menjadi Imam dan pemimpin.
Orang mampulah yang berhak untuk menjadi imam”.
Kalau syi’ah menjawab: “Ali disaat itu mampu, namun
memang beliau tidak mau saja”. Maka kita jawab “Kalau begitu Ali bin Abi Thalib
telah berkhianat terhadap nash dari Allah ta’ala jika memang imamah adalah
manshib ilahi (kedudukan yang memiliki nashnya dari Allah). Dan orang yang
berkhianat sangat tidak patut untuk menjadi Imam.
Dan mustahillah Ali bin Abi Thalib dari sifat-sifat buruk
seperti yang menjadi konsekuensi keyakinan syi’ah.
Dan kalau ditelusuri lagi, maka nash imamah yang
dicocok-cocokkan oleh orang-orang syi’ah adalah nash yang sangat tidak nyambung
dan sangat menggelikkan. Kita akan tersenyum jika melihat tingkah mereka
beristidlal. Mereka mencari nash-nash mutsyabihat untuk mengenyangkan hawa
nafsu mereka.
Kemudian mereka membatasi imam hanya pada keturunan
Husain saja dan tidak diberikan pada keturunan Hasan. Mengapa ? Bukankah Hasan
juga anak dari Ali bin Thalib ? Dan bukankah menurut keyakinan syiah bahwasanya
Hasan adalah imam ma’shum? Akan tetapi kenapa syi’ah membatasi Imam hanya dari
anak Husain saja ?
Apa karena Hasan bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma telah
berbaiat kepada Mu’awiyah radhiyallahu anhu ? Sehingga kalian wahai syi’ah
menamai Hasan dengan Mudzillul mu’minin (Orang yang merendahkan kaum mukminin)
? Bukankah kalian hanya akan menghina imam kalian sendiri ?
Disebutkan dalam Biharul Anwar:
عن سفيان قال : أتيت الحسن بن علي حين بايع
معاوية فوجدته بفناء داره وعنده رهط ، فقلت : السلام عليك يا مذل المؤمنين ، قال :
وعليك السلام يا سفيان انزل فنزلت فعقلت راحلتي ثم أتيته فجلست إليه فقال : كيف
قلت يا سفيان؟ قال : قلت : السلام عليك يا مذل المؤمنين فقال : ما جر هذا منك إلينا؟
فقلت : أنت والله بأبي أنت وامي أذللت رقابنا حين أعطيت هذا الطاغية البيعة ، وسلمت
الامر إلى اللعين ابن آكلة الاكباد ، ومعك مائة ألف كلهم يموت دونك ، وقد جمع الله
عليك أمر الناس.
فقال : يا سفيان إنا أهل بيت إذا علمنا
الحق تمسكنا به ، وإني سمعت عليا يقول : سمعت رسول الله (ص) يقول : لا تذهب الايام
والليالي حتى يجتمع أمر هذه الامة على رجل واسع السرم ، ضخم البلعوم ، يأكل ولا يشبع
، لا ينظر الله إليه ، ولا يموت حتى لا يكون له في السماء عاذر ، ولا في الارض ناصر
، وإنه لمعاوية وإني عرفت أن الله بالغ أمره
“Dari Sufyan, dia berkata: Aku mendatangi Hsan bin Ali ketika
beliau berbaiat kepada Mu’awiyah maka aku mendapatinya sedang berada di kebun
rumahnya dan disisinya ada beberapa orang. Maka aku berkata: ”Assalamua alaik
wahai orang yang merendahkan kaum mukminin”. Hasan berkata: “Wahai Sufyan,
turunlah kamu terlebih dahulu”. Maka aku turun dan aku mengikat hewan
tungganganku. Kemudian aku mendatanginya dan duduk di sebelahnya. Maka Hasan
berkata: “Apa yang engkau katakan wahai Sufyan?” Sufyan berkata: “Yang aku
katakan adalah assalamualaik wahai orang yang merendahkan kaum mukminin. Maka
Hasan berkata: “Apa yang membuatmu melakukan hal itu kepada kami?” Maka aku
katakan: “Engkau demi Allah telah merendahkan pundak-pundak kami ketika engkau
memberikan bai’at kepada orang dzalim ini. Dan engkau menyerahkan urusannya
kepada orang yang terlaknat ini yang memakan hati manusia. Dan bersamamu ada
100.000 orang yang kesemuanya meninggal membelamu. Dan padahal Allah telah
mengumpulkan urusan manusia kepadamu”.
Maka Hasan berkata: “Wahai Sufyan, Sesungguhnya kami
adalah ahlul bait. Jika kami mengetahui kebenarannya maka kami berpegang teguh
dengannya. Dan aku mendengar Ali berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Hari-hari dan malam tidak akan berganti sampai
perkara ummat ini berkumpul pada orang yang luas ususnya, dalam lubang
tenggorokannya, dia makan namun tidak pernah kenyang. Maka Allah tidak akan
melihat padanya. Dan dia tidak akan wafat sampai penduduk langit tidak ada yang
memaafkannya dan tidak ada penduduk bumi yang menolongnya. Dan dia adalah Mu’awiyah
dan sesungguhnya aku tahu bahwasanya Allah akan melakukan urusanNya” (Bihar
Al-Anwar 44/60)
Apakah karena riwayat diatas yang mana Hasan membaiat Mu’awiyah
sehingga kalian merendahkan Imam Hasan dan menjulukinya dengan mudzillal
mukminin? Apakah dengan kesalahan Hasan, kalian tidak memberikan Imamah dari
keturunan Hasan ?
Disebutkan dalam Al-Imamah Wa At-Tabshirah:
ان الله - تبارك وتعالى - لما صنع الحسن
مع معاوية ما صنع، أبي أن يجعل الوصية والامامة الا في عقب الحسين
“Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala, ketika Hasan
melalukan apa yang dia lakukan terhadap Mu’awiyah (berbaiat), maka Allah enggan
untuk memberikan wasiyyat dan imamah kecuali dari keturunan Husain saja”
(Al-Imamah Wa At-Tabshirah hal. 61)
Bukankah perbuatan Hasan adalah kebenaran kalau dia
adalah imam ma’shum yang terlepas dari salah dan dosa ? Kenapa justru kalian
meniadakan imamah dari keturunan Hasan ?
Hanya ada sebuah kesimpulan:
Hasan bukanlah Imam ma’shum yang pasti terlepas dari
kesalahan, karena dia telah berbaiat kepada Mu’awiyah yang mana menurut kalian
bahwasanya Muawiyah adalah kafir. Kalau alasan meniadakan imamah dari Hasan
adalah karena dia telah membaiat Mu’awiyah.
Semoga pemaparan yang sedikit ini bermanfaat. Allahu a’lam.
Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Abdurrahman Al-Amiry
Artikel: alamiry.net
----------
Donasi Digital Dakwah: Kesempatan bagi anda untuk mendapatkan amal jariyah. Dukung media ilmu ustadz Al-Amiry dengan mengirimkan donasi ke salah satu rekening di bawah ini:
- BSM (Mandiri Syariah) 7108850811
- BNI Syariah 0360066890
- BCA 3000712298
[Seluruhnya a.n Muhammad Abdurrahman]
Rekening di atas khusus untuk media ilmu dan dakwah ustadz Al-Amiry.
Informasi: 0821 2121 2982 / 0821 8056 9933
Atas partisipasi dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih. Jazakumullah khairal jazaa'.
0 komentar:
Posting Komentar