Seorang Istri Wajib Lebih Patuh Kepada Suaminya Dari Pada Kedua Orang Tuanya
Dalam masalah ini, dapat kita ringkas menjadi beberapa
point inti yang dapat dipahami dengan mudah dan lugas.
1- Seorang wanita muslimah jika telah menikah dengan
seorang lelaki muslim, maka kewajibannya untuk patuh terhadap orang tua telah
pindah ke suaminya. Sehingga ketaatan istri dan kepatuhannya kepada suami dalam
perkara yang ma’ruf lebih besar dari pada kepatuhannya kepada kedua orang
tuanya.
Hal itulah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya. Aisyah berkata:
سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي
الناس أعظم حقا على المرأة؟ قال: «زوجها» قلت: فأي الناس أعظم حقا على الرجل؟ قال:
أمه
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
“Siapa orang yang paling besar haknya untuk ditunaikan oleh seorang wanita?
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Suaminya”. Kemudian aku
bertanya kembali: “Siapa orang yang paling besar haknya untuk ditunaikan oleh
seorang lelaki?” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab:
“Ibunya.” (HR.An-Nasa’i no. 9103 dan dihasankan oleh Ibnu Hajar Al-Haitami)
Inilah yang telah disepakati oleh seluruh ulama bahwa
wanita wajib taat kepada suaminya. Dan seorang lelaki wajib untuk selalu taat
kepada ibunya baik dia belum menikah atau sudah menikah.
Ada seorang wanita yang mana ibunya sedang sakit, dia
hendak mengunjungi ibunya namun suaminya tidak mengizinkan. Maka Imam Ahmad
menjawab dengan tegas:
طاعة زوجها أوجب عليها من أمها، إلا أن
يأذن لها
“Mentaati suami jauh lebih wajib bagi seorang wanita dari
pada dia mentaati ibunya, kecuali sang suami memberi izin” (Al-Mughni 7/295)
Itu pula yang sangat ditekankan oleh Ibnu Taimiyyah
rahimahullah:
فليس لها أن تخرج من منزله إلا بإذنه سواء
أمرها أبوها أو أمها أو غير أبويها باتفاق الأئمة
“Maka seorang wanita tidak boleh pergi kecuali dengan
izin suami, baik wanita tersebut diperintah oleh ayahnya, atau ibunya, atau
selainnya. Inilah yang disepakati oleh seluruh ulama” (Majmu’ fatawa 32/263)
2- Hal itu semua karena suami adalah surga bagi sang
istri atau justru neraka baginya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada
seorang wanita:
أذات زوج أنت؟ " قالت: نعم، قال:
" كيف أنت له؟ " قالت: ما آلوه إلا ما عجزت عنه، قال: " فانظري أين
أنت منه، فإنما هو جنتك ونارك
“Apa engkau memiliki suami?” Maka sang wanita menjawab:
“iya.” Kemudian Rasulullah bertanya kembali: “Bagaimana kepatuhanmu terhadap
suami?” Dia menjawab: “Aku tidak pernah enggan menunaikan hak-haknya. Maka
Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Lihatlah dirimu di
hadapannya. Sesungguhnya suamimu adalah surgamu atau nerakamu” (HR. Ahmad no.
19003 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
3- Bahkan kebanyakan wanita adalah penghuni neraka karena
tidak mengikuti suami, dan karena durhaka kepada suami, serta membangkang
kepada suami
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أريت النار فإذا أكثر أهلها النساء،
يكفرن قيل: أيكفرن بالله؟ قال: " يكفرن العشير، ويكفرن الإحسان
“Neraka diperlihatkan kepadaku. Ternyata kebanyakan
penduduk neraka adalah para wanita karena mereka durhaka.” Maka Rasulullah
ditanya: “Apakah mereka durhaka kepada Allah?” Maka Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam menjawab: “Karena mereka durhaka kepada suami dan mengingkari
kebaikannya.” (HR. Bukhari no. 29)
4- Bagi seluruh orang tua ketika mengetahui bahwa
kebanyakan penduduk neraka adalah wanita karena membangkang kepada suami, maka
hendaknya orang tua mendidik putri-putrinya untuk taat kepada suami
Hal tersebut karena perintah Allah ta’ala:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم
وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما
أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan
keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
bebatuan. Di atas neraka tersebut terdapat para malaikat yang bengis lagi
keras. Mereka tidak pernah membangkang kepada Allah dari setiap apa yang Allah
perintahkan. Dan mereka selalu mengerjakan apa saja yang Allah perintahkan”
(QS. At-Tahrim: 6)
Semoga sedikit maklumat ini bermanfaat bagi setiap muslim
dan muslimat. Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Ustadz Abdurrahman Al-Amiry
Artikel: alamiry.net
(Kajian Al-Amiry)
════ ❁✿❁ ════
Ingin pahala
jariyah? Dukung pengembangan dakwah Kajian Al-Amiry melalui:
BNI Syariah: 0605588960 a.n Yayasan Kajian Al Amiry (Kode bank: 009)
Anda
diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel
yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

0 komentar:
Posting Komentar