Benarkah Hadits Bendera Rasulullah Dhaif? (Edisi Bantahan)
Berbicara mengenai bendera Rasulullah -shallallahu alaihi
wa sallam-, maka cukup kembalikan masalah ini kepada riwayat-riwayat hadits
yang telah ada. Tidak perlu meruju’ ke museum ini dan itu namun ternyata tak
ada bukti yang kuat lagi akurat.
Seseorang berkata:
“Yang saya tahu sebagai seorang muslim, hadits itu (hadits bendera Rasulullah
berwarna hitam dan berpanjikan warna putih) baru ada setelah 200 tahun Rasulullah
wafat. Banyak yang dhaif, banyak yang palsu juga”.
Jawaban:
Mengenai bendera Rasulullah -shallallahu alaihi wa
sallam-, maka ada beberapa riwayat yang menjelaskannya. Riwayat itu menyatakan bahwa
bendera Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- berwarna hitam dan berukir
tulisan berwarna putih.
Dan ini benar adanya sesuai hadits hasan yang didiriwayatkan oleh At-Tirmidzi,
Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ath-Thabrani, dll dari jalan Ibnu Abbas -radhiyallahu
anhuma-.
Mari kita bahas riwayat ini.
عن ابن عباس قال: كانت راية رسول الله
صلى الله عليه وسلم سوداء، ولواؤه أبيض
“Dari Ibnu Abbas, beliau berkata: ‘Bendera Rasulullah
-shallallahu alaihi wa sallam berwarna hitam dan berukir tulisan berwarna
putih.” (HR. Tirmidzi no. 1651, Ibnu Majah no. 2818, Al-Baihaqi dalam Sunan
Al-Kubra no. 13061, dll)
Derjat hadits: Hadits ini adalah hasan sebagaimana
yang dinyatakan oleh Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Takhrij
Misykaah Al-Mashaabih (4/36), dan Al-Albani dalam Al-Silsilah As-Shahihah
(5/136), dan Syu’aib Al-Arnauth dalam Sunan Ibnu Majah yang ditakhrij oleh
beliau (4/93).
Sanad jalan hadits ini adalah Abu Zakariya Yahya
bin Ishaq As-Salihani dari Yazid bin Hayyan dari Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid dari Ibnu Abbas.
Sanad riwayat di atas terdapat Yazid bin Hayyan. Ibnu
Hajar mempermasalahkannya seraya berkata: “صدوق
يخطئ (Beliau adalah orang yang jujur namun terkadang salah)”.
Sehingga secara sanad, riwayat ini memang dhaif. Namun
dia terangkat menjadi hasan karena ada penguatnya yaitu syawahid lain
dari jalan Jabir bin Abdillah.
Mari kita bahas riwayat Jabir bin Abdillah:
Mari kita bahas riwayat Jabir bin Abdillah:
عن جابر، أن النبي صلى الله عليه وسلم
دخل مكة ولواؤه أبيض
“Dari Jabir, bahwasanya nabi -shallallahu alaihi wa
slalam- masuk ke dalam Makkah (Fathu Makkah) dengan membawa bendera berukir
tulisan warna putih.” (HR. Tirmidzi no. 1679, An-Nasa’i no. 2866, Ibnu Majah
no, 2817, Ibnu Hibban no. 4743, dll)
Sanad jalan hadits ini adalah Yahya bin Adam dari Syuraik bin Abdillah Al-Qadhi dari Ammar Ad-Duhni dari Abu Az-Zubair dari Jabir
bin Abdillah.
Sanad riwayat ini terdapat Syuraik bin Abdillah Al-Qadhi.
Dan dia adalah orang yang memiliki masalah hapalan buruk walau dia adalah orang
yang jujur. Sehingga kesimpulan dari
para ulama jarh wat ta’dil bahwa beliau adalah “صدوق سيئ
الحفظ Jujur namun memiliki hapalan yang buruk”. Sehingga riwayat ini
jika dihukumi secara sendirian tanpa ada syawahidnya maka sanadnya adalah dhaif.
Namun dalam ilmu Musthalahul Hadits (Ilmu yang membahas keabsahan
status sanad riwayat dan matannya) ada yang namanya “Hadits Hasan Lighairih (Hadits yang menjadi hasan karena
ada penguat dari jalan lain)”.
Hadits hasan lighairih adalah Hadits dhaif yang memiliki
beberapa jalan riwayat, namun kedhaifannya bukan karena sifat rawi yang fasiq
dan pendusta. Namun karena hapalannya buruk atau terputus sanadnya atau pula
karena status perawi yang tidak diketahui (majhul). Sehingga jalan riwayat itu
saling menguatkan.
Sehingga dapat kita rumuskan, Hadits Dhaif + Hadits
Dhaif = Hadits Hasan Lighairih.
Di akhir pembahasan ini
dapat kita simpulkan, bahwa hadits mengenai bendera Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam yang berwarna hitam dan berukir tulisan berwarna
putih adalah hadits hasan dan dapat digunakan sebagai hujjah. Dan inilah yang
dinyatakan oleh para ulama hadits semisal Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani,
Syaikh Al-Albani, dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth -rahimahumullah-.
Terakhir, seharusnya pembahasan seperti ini disampaikan
oleh para ulama yang memang memiliki ilmu hadits bukan ustadz abal-abal aktivis
facebook yang tidak memiliki ilmu hadits sama sekali.
Na’alullahat taufiiq was sadaad, wa shallallahu alaa
nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Ustadz
Abdurrahman Al-Amiry
Artikel:
alamiry.net (Kajian Al-Amiry)
----------
Ingin pahala
jariyah? Mari berinfak untuk pengembangan dakwah Kajian Al-Amiry melalui
rekening:
BNI Syariah: 0605588960 a.n Yayasan Kajian Al Amiry (Kode bank: 009)
Anda
diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel
yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.

0 komentar:
Posting Komentar