Hadits-Hadits Palsu & Dhaif Yang Populer Tentang Bulan Rajab
Hadits-hadits
dhaif dan palsu mulai banyak menyebar di bulan-bulan Rajab. Dan itu banyak kita
lihat penyebarannya di sosial media atau di media yang lain. Dan mereka
menyebarkannya seakan-akan tidak memiliki beban, sedangkan menyebarkan hadits
palsu adalah dosa besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
من كذب علي
فليتبوأ مقعده من النار
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaklah
dia menyiapkan tempat duduknya di api neraka” (HR. Bukhari no. 107 dan Muslim
no. 3)
Langsung
saja kita memaparkan beberapa hadits yang masyhur (populer) di masyarakat
mengenai bulan rajab.
1. Hadits pertama (dhaif).
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata:
كان النبي صلى
الله عليه وسلم إذا دخل رجب، قال: " اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبارك لنا
في رمضان
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika telah memasuki bulan Rajab, beliau berdoa: ‘Allahumma baarik fii rajab wa sya’baan wa baarik lanaa fii Ramadhaan’”
Hadits
ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya no. 2346, Ath-Thabrani dalam
Al-Mu’jam Al-Awsath no. 3939, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 6/269, Al-Baihaqi
dalam Syu’abul Iman no. 3534, dll
Sanad hadits:
Hadits
ini diriwayatkan dari jalan:
Zaidah
bin Abi Ar-Ruqad,
dari Ziyad An-Numairi, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu,
dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam
sanad hadits ini terdapat:
1.
Zaidah bin Abi Ar-Ruqad adalah seorang Munkar Al-Hadits.
Perkataan
para ulama tentang Zaidah bin Abi Ar-Ruqad:
-
Al-Bukhari mengatakan: Munkarul hadits (haditsnya munkar).
- Ibnu
Hibban berkata: Dia meriwayatkan hadits-hadits munkar, dan haditsnya tidak bisa
dijadikan hujjah.
- Ali
bin Al-Madiini: Dia meriwayatkan hadits-hadits munkar.
- Abu
Daud: Aku tidak mengetahui tentangnya (majhul).
-
An-Nasa’i: Aku tidak tahu siapa dia (majhul).
(Semua
perkataan lihat di Mizan Al-I’tidal 2/65 dan Ikmal Tahdzib Al-Kamal 5/27)
2. Ziyad
An-Numairi adalah seorang yang dhaif (lemah).
Perkataan
ulama tentang Ziyad An-Numairi:
Abu
Daud, Ibnu Hibban, Yahya bin Ma’in, Abu Hatim, Abu Ja’far Al-Uqaili, Adz-Dzahabi,
dan Ibnu Hajar Al-Asqalani, mereka semua menyatakan bahwa Ziyad An-Numairi
adalah seorang yang dhaif (lemah haditsnya).
(Lihat
di Ikmal Tahdzib Al-Kamal 5/116, dan Mizan Al-Itidal 2/90)
Kesimpulan derajat hadits:
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hadits ini adalah dhaif sebagaimana yang
dinyatakan oleh:
-
Al-Baihaqi dalam Syuab Al-Iman 5/349.
-
Adz-Dzahabi dalam Miizan Al-Itidal 2/65.
- Ibnu
Rajab dalam Lathaif Al-Ma’arif hal. 121.
-
An-Nawawi dalam Al-Adzkar hal. 189.
- Ahmad
Syakir dalam Musnad Ahmad (Tahqiq) no. 2346.
-
Al-Albani dalam Dhaif Al-Jami As-Shaghiir no. 4395.
-
Syu’aib Al-Arnauth dalam Musnad Ahmad (Tahqiq) no. 2346.
2. Hadits kedua (palsu).
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
فضل شهر رجب على سائر الشهور كفضل
القرآن على سائر الأذكار
“Keutamaan bulan Rajab dari bulan-bulan lainnya seperti keutamaan
Al-Quran dari semua dzikir”
Sanad hadits:
Hadits
ini diriwayatkan dari jalan Abu Al-Barakat Hibatullah bin Al-Mubarak
As-Saqathi, dari Abu Ja’far bin Al-Maslamah, dari Muhammad bin Abdillah bin
Akhi Miimi, dari Abdullah bin Muhammad Al-Baghawi, dari Manshur bin Muzahim dan
Muhammad bin Habib Al-Jarudi, dari Malik, dari Az-Zuhri, dari Anas bin Malik,
dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam
hadits ini terdapat Abu Al-Barakat Hibatullah bin Al-Mubarak As-Saqathi.
Perkataan
para ulama hadits tentangnya:
- Abu
Al-Fadhl Muhammad bin Nashir berkata: “Dia bukanlah orang yang tsiqah.
Kedustaannya telah tampak”.
- Ibnu
As-Sam’ani berkata: “Dia mengklaim telah mendengar dari para guru yang mana dia
tak pernah menjumpai mereka”.
- Ibnu
Al-Jauzi mengatakan hal yang sama dengan di atas.
- Syuja’
Adz-Dzuhali: Dia adalah orang yang lemah namun dia memiliki keutamaan pemahaman
dalam bahasa arab.
- Ibnu
Hajar Al-Asqalani: Dia adalah orang yang rusak, terkenal dengan memalsukan
hadits.
(Lihat
di Mizan Al-Itidal 4/292, dan Lisan Al-Mizan 8/326, dan At-Takmil Fii Al-Jarhi
Wa At-Ta’dil 1/452)
Kesimpulan derajat hadits:
Hadits
ini adalah hadits maudhu (palsu) sebagaimana yang dinyatakan oleh:
- Ibnu
Hajar Al-Asqalani dalam Tabyiin Al-Ajab hal. 18
-
Muhammad bin Muhammad Al-Ghazzi dalam Itqaanu Maa Yahsunu Min Al-Akhbaar
Ad-Daairah Baina Alsun hal. 376.
- Mala
Ali Qari dalam Al-Asrar Al-Marfuah Fii Al-Akhbaar Al-Maudhuuah hal. 255.
- Dll.
3. Hadits ketiga (palsu).
Dari
Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
رجب شهر الله
وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
“Rajab adalah bulannya Allah. Dan sya’ban adalah
bulanku. Sedangkan ramadhan adalah bulannya ummatku”
Sanad hadits:
Hadits
ini diriwayatkan dari jalan Muhammad bin Nashir Al-Hafidz, dari Abu Al-Qasim
bin Al-Mandah, dari Abu Al-Husain Ali bin Abdillah bin Jahdham Ash-Shufi,
dari Ali bin Muhammad bin Said Al-Bashri, dari Muhammad bin Said
Al-Bashri, dari Khalaf bin Abdillah, dari Humaid Ath-Thawiil dari
Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam
sanad hadits ini terdapat:
1. Abu
Al-Husain Ali bin Abdillah bin Jahdham Ash-Shufi adalah seorang muttaham bi
al-wadh’ (terindikasi memalsukan hadits).
Perkataan
ulama hadits tentangnya:
- Ibnul
Jauzi berkata: Dia memalsukan hadits shalat Ar-Raghaaib.
- Ibnu
Khairun berkata: Para ulama membincangkannya (mempermasalahkannya). Dan
disebutkan: Dia telah berdusta.
- Ibnu
Al-Imad Al-Hanbali berkata: Para ulama hadits mengindikasikannya telah memalsukan
hadits.
-
Adz-Dzahabi berkata: Dia terindikasi memalsukan hadits.
- Ibnu
Hajar Al-Asqalani berkata: Dia terindikasi memalsukan hadits.
(Silahkan
merujuk ke Mizaan Al-Itidal 3/142 dan Lisan Al-Mizan 5/554).
2,3,4-
Ali bin Muhammad bin Said Al-Bashri, dan Muhammad bin Said Al-Bashri, serta
Khalaf bin Abdillah adalah seorang majhul (perawi yang tidak diketahui
biografinya oleh ulama hadits).
Perkataan
ulama tentang mereka:
- Abu
Musa Al-Madini berkata: Dia asing, aku tidak pernah menulis riwayatnya kecuali
dari riwayat Ibnu Jahdham. Dan perawinya tidak ada yang diketahui biografinya
hingga ke Humaid.
- Abdul
Wahhab Al-Anmathi berkata: Dia seorang yang majhul.
-
Adz-Dzahabi berkata: Bahkan kemungkinan mereka tidak pernah diciptakan (tidak pernah
hidup)
-
Asy-Syaukani berkata: Perawi-perawi haditsnya adalah perawi majhul.
(Lihat kitab Lisan Al-Mizan 6/16 milik Ibnu Hajar
Al-Asqalani dan Tartiib Al-Maudhuu’at hal. 162 milik Adz-Dzahabi)
Kesimpulan derajat hadits:
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hadits ini adalah
hadits palsu sebagaimana yang dinyatakan oleh:
- Ibnu Al-Jauzi dalam Al-Maudhuu’at 2/124.
- Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Tabyiin Al-‘Ajab hal. 24.
- Adz-Dzahabi dalam Tartiib Al-Maudhuu’at hal. 162.
- Asy-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmu’ah hal. 48.
-
Ash-Shana’ani dalam Al-Maudhuu’at hal. 72.
- Ibnul
Qayyim dalam Al-Manaar Al-Muniif hal. 95.
- dll.
4. Hadits keempat (Dhaif)
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
صوم أول يوم
في رجب كفارة ثلاث سنين والثاني كفارة سنتين والثالث كفارة سنة ثم كل يوم شهر
“Puasa
di hari pertama bulan rajab adalah penghapus dosa selama 3 tahun. Dan puasa di
hari kedua adalah penghapus dosa selama 2 tahun. Dan di hari ketiga adalah
penghapus dosa selama 1 tahun. Kemudian puasa setiap hari setelahnya adalah
penghapus dosa selama 1 bulan” (Fadhail Syahri Rajab no. 10)
Sanad hadits:
Hadits
ini diriwayatkan dari jalan Abdullah bin Ahmad bin Abdillah At-Tammar, dari Abu
Bakr Muhammad bin Abdillah Ash-Shaidalani, dari Muhammad bin Abi Salim
Al-Muqri, dari Muhammad bin Bisyr, dari Abu Abdillah Al-Uqailani,
dari Humran bin Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas.
Dalam
sanad hadits ini terdapat:
1- Abu
Bakr Muhammad bin Abdillah Ash-Shaidalani adalah seorang dhaif al-hadits (lemah
haditsnya).
Abdul
Aziz Al-Kattani berkata tentangnya: Fiihi nadzhar (lafadz jarh/cacat untuk
rawi)
(Lihat
Mizan Al-Itidal 6/305)
2-
Muhammad bin Abi Salim Al-Muqri adalah seorang yang majhul (tidak diketahui
biografinya oleh para ulama hadits).
3-
Muhammad bin Bisyr adalah seorang yang majhul (tidak diketahui biografinya oleh
para ulama hadits).
4- Abu
Abdillah Al-Uqailani juga seorang yang majhul.
Kesimpulan derajat hadits:
Hadits
ini adalah hadits yang dhaif sebagaimana yang dinyatakan oleh:
-
Asy-Syaukani dalam Al-Jami’ As-Shaghir no. 5051
-
Al-Albani dalam Dhaif Al-Jami’ As-Shaghir no. 3500
5. Hadits kelima (palsu)
Dari
Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لا تغفلوا عن
ليلة جمعة في رجب، فإنها ليلة تسميها الملائكة الرغائب
“Janganlah kalian lalai dari malam jumat di bulan
Rajab. Sesungguhnya dia adalah sebuah malam yang dinamakan oleh Malaikat dengan
Ar-Raghaib”
Sanad dan derajat hadits ini sama dengan hadits yang
ketiga. Karena sebenarnya hadits tersebut adalah hadits yang panjang. Silahkan
untuk merujuk ke point yang ketiga.
Inilah pemaparan beberapa hadits palsu dan dhaif yang
populer mengenai keutamaan bulan rajab. Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wa
shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Ustadz Abdurrahman Al-Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al-Amiry)
----------


Tapi klo hadist ini فضا ئل عمال boleh gk di pake?
BalasHapus#confused