Keutamaan Shalat Tarawih Berjamaah Hingga Selesai
Shalat tarawih memiliki keutamaan sebagaimana yang telah
disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
yang shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih) karena keimanan dan
mengharapkan pahala dari Allah, maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lalu”
(HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)
Dan
pahala shalat tarawih akan dilipatkan gandakan berkali-kali jika dilakukan
secara berjamaah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang
shalat tarawih berjamaah:
إِنَّ
الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ
لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya seseorang jika shalat tarawih bersama
imam sampai salam, maka dihitung pahalanya shalat satu malam suntuk” (HR. Abu
Daud no. 1375)
Diantara kesalahan seseorang sehingga tidak mendapatkan
keutamaan ini adalah Langsung pulang dan tidak shalat witir bersama imam,
dengan alasan ingin menambah rakaat setelah shalat tarawih.
Ini adalah kesalahan, karena seseorang diperbolehkan
menambah 2 rakaat atau lebih setelah shalat witir. Dan itu pernah dilakukan
oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Aisyah
radhiyallahu anha berkata:
فَلَمَّا
أَسَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَخَذَ اللَّحْمَ،
أَوْتَرَ بِسَبْعٍ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ
“Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mulai
menua dan mulai gemuk, maka beliau shalat witir dengan 7 rakaat dan kemudian shalat
2 rakaat lagi setelah beliau salam dari witir” (HR. Ibnu Majah no. 119; shahih
sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Albani)
Jadi
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah shalat malam dan ditutup dengan
shalat witir pada rakaat ketujuh, kemudian beliau shalat 2 rakaat kembali setelahnya.
Dan dalam riwayat yang sama, beliau shalat malam dan ditutup dengan witir pada
rakaat ke 9 namun beliau shalat 2 rakaat
kembali setelahnya.
Yang
tidak boleh adalah mengulang witirnya kembali sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam:
لَا وِتْرَانِ
فِي لَيْلَةٍ
“Tidak ada 2 witir dalam satu malam” (HR. Abu Daud
1439; shahih sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Albani)
Dan inilah yang dinyatakan oleh para ulama diantaranya
adalah Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah:
وَمَنْ
أَوْتَرَ أَوَّلَهُ فَحَسَنٌ، وَالصَّلَاةُ بَعْدَ الْوِتْرِ جَائِزَةٌ، وَلَا
يُعِيدُ وِتْرًا آخَرَ
“Dan barangsiapa yang shalat witir di awal malam maka
itu juga baik. Dan shalat kembali setelah witir diperbolehkan namun dia tidak
boleh mengulang shalat witir lagi” (Al-Muhallaa 2/91)
Dan Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’I rahimahullah juga
berkata:
إذَا أَوْتَرَ
ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ نَافِلَةً أَمْ غَيْرَهَا فِي اللَّيْلِ جَازَ بِلَا
كَرَاهَةٍ وَلَا يُعِيدُ الْوِتْرَ
“Jika seseorang shalat witir kemudian ingin shalat
sunnah setelah itu atau shalat lainnya di malam yang sama, maka diperbolehkan
baginya untuk melakukan itu dan tidaklah makruh. Namun dia tidak boleh
mengulang shalat witir kembali” (Al-Majmuu’ 4/16)
Semoga
yang sedikit ini bermanfaat, wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis:
Ustadz Abdurrahman Al-Amiry
Artikel:
alamiry.net (Kajian Al-Amiry)
----------


0 komentar:
Posting Komentar