Kebelet Nikah Tapi Takut Biaya Walimah
Kebelet Nikah Tapi Takut Biaya Walimah
Solusinya apa?
Solusinya ada banyak, namun solusi ini tidak akan bermanfaat kalau kita masih mendahulukan
gengsi dari pada syariat. Di bawah ini adalah sebagian curhatan para pemuda
ketika hendak nikah.
1. Pertanyaan pertama: Jika belum ada biaya walimah nikah dan belum
bisa menafkahi. Apa ya solusinya?
Jawab: Solusinya adalah jangan nikah terlebih
dahulu.
Tidakkah Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam menyarankan para pemuda seperti ini untuk berpuasa
untuk menahan syahwatnya dan sama sekali beliau tidak memaksa untuk menikah?
مَنِ
اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ
لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ
وِجَاءٌ
“Barang
siapa yang sudah mampu menafkahi istri hendaknya dia menikah, sesungguhnya
pernikahan akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya
dia berpuasa. Sesungguhnya puasa adalah tameng baginya” (HR. Bukhari Muslim)
2. Pertanyaan
kedua: Aku sudah bisa
menafkahi istri, karena aku sudah memiliki pekerjaan. Tapi aku hanya belum bisa
mengumpulkan biaya untuk walimah nikah karena besarnya pernikahan yang ada di
sebagian masyarakat. Apa solusinya?
Jawab: Solusinya adalah nikah di KUA secara gratis
tanpa kena biaya apapun juga. Tidakkah Allah ta’ala telah berfirman?
لَا يُكَلِّفُ
اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286)
3. Pertanyaan
ketiga: Tapi aku sedikit malu
untuk nikah di KUA, bagaimana ya?
Jawab: Gengsi
nikah di KUA? Pantas saja, itu
selalu menjadi beban pikiran para pemuda. Jelas-jelas Allah sudah memberikan
keringanan untuk hambaNya kenapa justru kalian memberatkan diri sendiri?
Ingat, rezeki Allah
itu sudah sangat cukup untuk kehidupanmu namun belum tentu cukup untuk gaya
hidupmu. Maka jangan gengsi.
Allah sudah
memberikan banyak keringanan, maka salahkanlah diri sendiri ketika anda mencoba
untuk memberatkan apa yang telah Allah ringankan.
4. Pertanyaan
keempat: Lantas, bagaimana cara
mengutarakan kepada calon istri ataupun keluarganya agar mereka semua menyetujui
akad nikah dan walimahnya dilangsungkan di KUA karena ketidakmampuan kita akan besarnya
biaya walimah?
Jawab: Mudah saja, yaitu dengan terus terang dan
tidak perlu ditutupi disebabkan gengsi dan rasa malu. Ingat, terus terang itu
menenangkan, itulah sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Arab:
الصراحة راحة
“Terus
terang itu menyenangkan”
Sampaikanlah ke
walinya: “afwan pak saat ini saya hanya bisa melangsungkan pernikahan di KUA.
Bagaimana menurut bapak?”
Kalau dia setuju,
maka alhamdulillah. Jika tidak setuju, maka dunia tak selebar daun kelor. Masih
banyak wanita yang ingin menikah dengan apa adanya tanpa gengsi dan gaya hidup
yang tinggi. Semuanya ada pangsa pasarnya masing-masing.
5. Pertanyaan
kelima: Aku mau nikah, tapi
berhutang dulu untuk semua biayanya. Bagaimana ya?
Jawab: Tujuan nikah adalah agar kita mendapatkan
kebahagiaan. Namun, kebahagiaan apa yang akan kita dapatkan ketika memikirikan
hutang yang segede gaban? Jika bisa tidak berhutang, kenapa memaksa diri untuk
berhutang?
Aslinya, kamu bisa
menikah dan beromantis ria dengan istri. Namun semua itu terhalangi karena
beban hutang yang ada pada pundakmu. Akhirnya yang menjadi fokus pikiranmu
adalah bagaimana caranya membayar hutang dan bukan lagi bagaimana cara membahagiakan
istri yang kau sayang.
Saya ulangi, solusi
dari Allah ada banyak. Namun itu semua tergantung pada kita, mau pilih solusi
dari Allah atau pilih tuntutan manusia?!
Wallahu a’lam.
Abdurrahman
Al-Amiry
Islamic Center
Al-Istiqomah, Prabumulih, Sumatra Selatan.
Artikel: alamiry.net
(Kajian Al-Amiry)
----------


0 komentar:
Posting Komentar