a. Siapakah Dajjal?
Dajjal (دجال) diambil dari kata
bahasa arab yang artinya adalah
pendusta. Kata dasar dajjal adalah
dajlun yang artinya adalah menutupi. Hal ini dikarenakan dajjal selalu menutupi
kebenaran dengan kebatilan sehingga
banyak ummat manusia yang tertipu oleh mereka. Para dajjal akan banyak
bermunculan di zaman sekarang, hampir rata-rata dari mereka banyak yang
mengklaim bahwa dirinya adalah nabi yang mendapatkan wahyu dari Allah ta’ala.
Jumlah dajjal yang memiliki pengaruh besar, jumlahnya kurang lebih sebanyak
30 orang. Dan pemimpin mereka
adalah Al-Masih Ad-Dajjal yang
nantinya akan dibunuh oleh Isa bin Maryam alaihissalam.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ
دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ
رَسُولُ اللهِ
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai muncul para dajjal
pendusta. Jumlah mereka sekitar 30 orang. Semuanya mengaku-ngaku sebagai utusan Allah” (HR. Bukhari no.
2239)
Dan dalam riwayat shahih lainnya, nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
يَكُونُ فِي آخِرِ
الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ، يَأْتُونَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ
تَسْمَعُوا أَنْتُمْ، وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ، لَا
يُضِلُّونَكُمْ، وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ
“Akan muncul di akhir zaman para dajjal nan pendusta. Mereka
datang kepada kalian membawa hadits-hadits yang mana kalian tidak pernah
mendengarnya begitu pula dengan nenek moyang kalian juga belum pernah
mendengarnya. Maka hati-hati kalian dari mereka. Jangan sampai mereka membuat
kalian tersesatkan dan jangan sampai mereka membuatkan kalian terfitnah” (HR. Muslim no. 7)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
أمَّا الذي
يَدَّعيه فإنَّه يَخرُجُ أوَّلًا فيَدَّعي الإيمانَ والصَّلاحَ، ثُمَّ يَدَّعي
النُّبوَّةَ، ثُمَّ يَدَّعي الإلهيَّةَ
“Adapun yang diklaim oleh dajjal adalah ia akan muncul di
awal-awal dengan mengklaim sebagai orang yang beriman dan ia mengklaim sebagai
orang yang memperbaiki kondisi manusia. Kemudian ia mengklaim dirinya sebagai
nabi kemudian ia mengklaim dirinya sebagai tuhan” (Fath Al-Bâri 13/91)
Dan apa yang diucapkan oleh ibnu Hajar rahimahullah sudah
terjadi bahkan hal itu terjadi di negara kita yaitu Indonesia. Dengan tokoh
pendusta mereka yaitu Lia Eden yang sempat ditangkap oleh polisi karena
penodaan terhadap ajaran agama. Mulanya, Lia Eden hanya mengaku sebagai nabi
karena mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril. Kemudian akhirnya ia membuat
agama sendiri yaitu Salamullah. Konsep ini akan terus terulang dan tidak akan
berhenti hingga hari kiamat.
Dan Lia Eden termasuk sebagai dajjal yang artinya pendusta, namun bukan
pembesar dajjal yang berjumlah 30 orang sebagaimana yang disebutkan oleh nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Dikarenakan fitnah Lia Eden tidak terlalu besar
sebagaimana dajjal-dajjal yang lainnya.
Contoh dajjal
kecil lainnya adalah Ahmad Musadeq warga negara Indonesia yang mengaku sebagai
nabi di tahun 2006 silam. Dan nabi palsu ini akhirnya dipenjarakan karena
meresahkan masyarakat. Klaim nabi ini lah yang dilakukan oleh dajjal-dajjal
lainnya. Namun ada dajjal yang pengaruhnya besar dan ada dajjal yang
pengaruhnya tidak terlalu besar.
Contoh seorang dajjal
yang mana bahayanya sampai mendunia adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dia mengaku
sebagai nabi dan memiliki banyak pengikut dari berbagai negara, termasuk pengikutnya
dari Indonesia. Bahkan dia mengaku sebagai Yesus kedua dan Al Mahdi. Pengikut
Ahmadiyyah tidak terlalu pesat di negara kita dikarenakan sudah banyak para
ulama yang mewanti-wanti ummat islam dari keyakinan mereka yang sangat
berbahaya. Terutama lembaga Majlis Ulama Indonesia atau MUI telah memberikan
pernyataan bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat yang menisbahkan ajarannya
kepada agama islam.
Perlu diketahui,
dari semua dajjal yang ada di atas muka bumi, maka hanya ada satu dajjal yang
fitnahnya sangat besar sekali sehingga ia memiliki banyak pengikut. Ia adalah
Al-Masih Ad-Dajjal. Dan ia akan keluar di akhir zaman sebelum terjadinya hari
kiamat untuk mengajak ummat manusia kepada kekufuran. Semua penjuru bumi dia
lewati kecuali 2 tempat yaitu Mekkah dan Madinah. Dan hal ini akan kita
jelaskan secara khusus pada babnya secara tersendiri, insya Allah.
Bersambung...
Penulis: Abdurrahman Al-Amiry (Mudir Ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel)
0 komentar:
Posting Komentar