Penanggulangan Kasus LGBT dalam Islam: Tinjauan dari Perspektif Syariat dan Arahan Islam
Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) menjadi isu yang semakin banyak dibicarakan di berbagai belahan dunia, termasuk di masyarakat Islam. Islam telah memberikan panduan yang jelas mengenai fenomena ini melalui Al-Qur'an, Hadits, dan pendapat para ulama. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan Islam terhadap LGBT dan memberikan arahan mengenai penanggulangannya berdasarkan ajaran Islam.
Pandangan Islam terhadap LGBT
1. Kesadaran akan Bahaya LGBT
Islam memandang perilaku LGBT sebagai penyimpangan dari fitrah manusia yang seharusnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan manusia dengan kecenderungan alami bahwa laki-laki tertarik kepada perempuan dan sebaliknya. Penyimpangan dari kecenderungan ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap fitrah dan memiliki dampak yang sangat merugikan.
2. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman mengenai kaum Nabi Luth Alaihissalam yang melakukan perbuatan ini:
وَلُوطًا
إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ
مِّنَ الْعَالَمِينَ
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?'" (QS. Al-A'raf: 80).
أَتَأْتُونَ
الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِين
"Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia." (QS. Asy-Syu'ara: 165).
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
"Dan kamu tinggalkan istri-istri yang diciptakan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Asy-Syu'ara: 166).
3. Hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaknat pelaku perbuatan kaum Luth dalam beberapa hadits:
لَعَنَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ
لُوطٍ، قَالَهَا ثَلَاثًا
"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, beliau mengatakannya tiga kali." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).
4. Pendapat Para Ulama
Para ulama memiliki pandangan tegas terhadap perilaku LGBT. Khalifah Bani Umayyah pernah berkata:
لَوْلَا أَنَّ اللَّهَ قَصَّ عَلَيْنَا قِصَّةَ قَوْمِ لُوطٍ مَا ظَنَنْتُ أَنَّ ذَكَرًا يَعْلُو ذَكَرًا
"Jika bukan karena Allah telah menceritakan kepada kita kisah kaum Luth, aku tidak akan pernah mengira bahwa seorang laki-laki bisa menunggangi laki-laki lain."
Khalid bin Walid menemukan seorang pria yang melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh wanita. Beliau menulis kepada Abu Bakar As-Siddiq, lalu Abu Bakar meminta pendapat para sahabat. Ali bin Abi Thalib berkata:
مَا
فَعَلَ هَذَا إِلَّا أُمَّةٌ وَاحِدَةٌ وَقَدْ عَلِمْتُمْ مَا فَعَلَ اللَّهُ
بِهَا، أَرَى أَنْ يُحْرَقَ بِالنَّارِ
"Tidak ada yang melakukan perbuatan ini kecuali satu umat, dan kalian telah mengetahui apa yang Allah lakukan terhadap mereka. Aku berpendapat bahwa dia harus dibakar dengan api."
Dan Ibnu Abbas Radiyallahu Anhu berkata:
يُنْظَرُ
أَعْلَى مَا فِي الْقَرْيَةِ مِنْ بُنْيَانٍ أَوْ جَبَلٍ فَيُرْمَى اللُّوطِيُّ
مِنْ فَوْقِهِ مُنْكِسًا
"Dilihat bangunan atau gunung tertinggi di desa, lalu pelaku liwat dilemparkan dari atasnya dengan posisi terbalik."
Cara Penanggulangan Kasus LGBT
Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan dalam penanggulangan kasus LGBT berdasarkan ajaran Islam:
1. Taubat yang Sungguh-sungguh
Taubat adalah langkah pertama yang harus diambil oleh seseorang yang terlibat dalam perilaku LGBT. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." (QS. At-Tahrim: 8).
2. Mengisi Waktu dengan Kegiatan yang Bermanfaat
Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat seperti ibadah, belajar, dan bekerja adalah cara efektif untuk menghindari perilaku menyimpang. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl: 97).
3. Bersahabat dengan Orang-orang Saleh
Memilih sahabat yang baik adalah langkah penting untuk menjauhkan diri dari perilaku LGBT. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang tergantung pada agama sahabatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dia jadikan sahabat." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
4. Menjauhi Media Sosial dan Konten yang Tidak Islami
Kontrol penggunaan media sosial dan menjauhi konten yang tidak islami sangat penting untuk mencegah paparan terhadap perilaku LGBT. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُل
لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَٰلِكَ
أَزْكَىٰ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'" (QS. An-Nur: 30).
5. Berdoa dan Mendekatkan Diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Doa adalah senjata yang ampuh bagi seorang mukmin. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits qudsi:
أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي
نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي
مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku di tengah orang banyak, maka Aku mengingatnya di tengah kelompok yang lebih baik dari mereka." (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Menghindari Penyebab dan Faktor Pemicu
Menghindari lingkungan dan situasi yang dapat memicu perilaku menyimpang adalah langkah penting. Menjaga pandangan dan tidak bergaul dengan orang-orang yang berperilaku buruk adalah cara efektif untuk menghindari perilaku LGBT. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَثَلُ
الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ،
فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ،
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ
يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi, entah dia akan memberimu, atau kamu membeli darinya, atau kamu mendapat bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, entah dia akan membakar pakaianmu, atau kamu mendapat bau yang tidak sedap darinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Fenomena LGBT adalah tantangan yang harus dihadapi dengan bijak dan sesuai dengan ajaran Islam dan medis. Dengan bertaubat, mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, memilih sahabat yang baik, dan mengontrol penggunaan media sosial, diharapkan umat Islam dapat terhindar dari perilaku menyimpang ini dan kembali kepada fitrah yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan. Mengikuti panduan dan arahan dari Al-Qur'an dan Hadits serta pendapat para ulama akan membantu dalam menjaga kemurnian akhlak dan moral umat Islam.
Bahaya dan Dampak Perilaku Menyimpang Seksual
Allah telah menentukan bahwa perubahan keadaan suatu bangsa bergantung pada perubahan moral dan jiwa mereka. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِم
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.” (QS. Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah memperingatkan akan bahaya munculnya perbuatan keji dalam sebuah kaum yang diumbar secara terang-terangan, yang akan menyebabkan tersebarnya penyakit dan wabah yang tidak pernah ada sebelumnya.
Beliau Shallallahu Alaihi Wa bersabda:
لم تظهر الفاحشة في قوم قطّ؛ حتى يُعْلِنوا بها، إلا فشا فيهم الطّاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا قبلهم
“Tidak pernah muncul perbuatan keji dalam suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit dan wabah yang tidak pernah ada pada generasi sebelumnya.” (HR. Ibnu Majah no. 4019)
Dampak LGBT pada Individu
1. Penyimpangan dari Fitrah: Perilaku menyimpang mengubah fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah. Ketika fitrah berubah, hati pun akan terpengaruh dan menjadi tempat bagi segala keburukan dan kehinaan. Hal ini menyebabkan hilangnya rasa malu dan harga diri serta menimbulkan sifat agresif dikarenakan ia menderita dengan perasaan yang merugi. Allah berfirman:
{ وَمَن يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِّن دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِينًا }
“Dan barang siapa yang menjadikan setan sebagai pemimpin selain Allah, maka sesungguhnya dia telah menderita kerugian yang nyata." (QS. An-Nisa: 119)
2. Kecemasan dan Stigma Sosial: Pelaku penyimpangan seksual sering mengalami kecemasan akan terungkapnya perilaku mereka dalam masyarakat yang memiliki identitas religius.
3. Kesehatan Fisik dan Mental: Penyimpangan seksual menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti AIDS, penyakit kelamin, serta gangguan fisik dan mental seperti kecemasan, depresi, dan bunuh diri. Penyakit seperti hepatitis B, "gay bowel syndrome", dan cytomegalovirus menjadi umum di antara mereka. Penyimpangan ini juga dapat menyebabkan infertilitas dan berbagai penyakit lainnya. Sumber ini saya dapat dari berbagai informasi media online, untuk selebihnya bisa dikonsultasikan kepada ahlinya dan dokter terkait.
4. Isolasi Emosional: Pelaku penyimpangan seksual sering merasa terisolasi dari masyarakat yang bermoral, yang kemudian berubah menjadi kebencian atau keangkuhan atau kelemahan dan kekalahan.
Dampak pada Masyarakat
1. Penghancuran Moral dan Sosial: Penyimpangan seksual adalah salah satu penyebab utama hilangnya berkah dan kehancuran masyarakat.
2. Penyimpangan moral meningkatkan tingkat kejahatan dan kerusakan dalam masyarakat, sehingga ini semua mengundang murka dan adzab Allah. Allah berfirman:
{ وَإذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا } [الإسراء: 16]
“Dan apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah) tetapi mereka melakukan kefasikan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al-Isra: 16)
{ ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ } [الروم: 41]
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS.
Ar-Rum: 41)
Hukuman dan siksaan Allah ini mencakup meningkatnya kejahatan seperti pembunuhan, pencurian, penyalahgunaan narkoba, dan kekerasan.
3. Ketidakpercayaan Antar Individu: Meningkatnya ketidakpercayaan antar individu dalam masyarakat, yang mengganggu sistem sosial dan keluarga.
4. Mengancam Keberlangsungan Keluarga: Penyimpangan seksual mengurangi keinginan untuk menikah karena beberapa orang memilih untuk melakukan penyimpangan, yang mengancam keberlangsungan institusi keluarga. Orang-orang non muslim pun seperti Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa pernikahan sesama jenis mengancam tatanan keluarga dan masa depan umat manusia.
5. Kerusakan Identitas Budaya: Penyimpangan seksual merusak identitas budaya masyarakat karena adanya pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai lokal.
6. Ancaman terhadap Kelangsungan Umat Manusia: Penyimpangan seksual tidak menghasilkan keturunan, yang dapat menyebabkan kepunahan umat manusia. Seperti yang diungkapkan oleh miliarder Prancis Serge Dassault, pernikahan sesama jenis mengancam keberlangsungan generasi baru.

0 komentar:
Posting Komentar