Tiga Wasiat Penting Rasulullah: Menjaga Tauhid, Shalat, dan Menghindari Khamar
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ: «لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ شَيْئًا، وَإِنْ قُطِّعْتَ وَحُرِّقْتَ، وَلَا تَتْرُكْ صَلَاةً مَكْتُوبَةً مُتَعَمِّدًا، فَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّدًا، فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ، وَلَا تَشْرَبِ الْخَمْرَ، فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ
Dari Abu Darda' Radhiyallahu Anhu, dia berkata: "Kekasihku Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah mewasiatkan kepadaku agar: 'Jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, meskipun engkau dipotong-potong dan dibakar; jangan meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, karena siapa yang meninggalkannya dengan sengaja, maka dia telah terlepas dari jaminan Allah; dan jangan meminum khamar, karena ia adalah kunci segala kejahatan.'" (HR. Ibnu Majah no. 4034)
Biografi Singkat Abu Darda' Radhiyallahu Anhu
Abu Darda' Radhiyallahu Anhu, bernama lengkap Uwaymir
bin Zayd bin Qais, adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wa Sallam yang terkemuka. Beliau berasal dari suku Khazraj di Madinah dan
merupakan salah satu dari sahabat yang masuk Islam pada periode awal dakwah di
Madinah. Abu Darda' dikenal sebagai seorang yang bijaksana, ahli dalam ilmu
agama, dan sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga dikenal sebagai salah
satu ulama besar di kalangan sahabat dan sering dijadikan rujukan dalam
masalah-masalah agama.
Kehidupan Awal
Abu Darda' dilahirkan dan dibesarkan di Madinah. Sebelum memeluk Islam, beliau adalah seorang pedagang yang sukses dan sangat terhormat di kalangan kaumnya. Namun, setelah mendengar dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau merasa terpanggil untuk memeluk agama yang benar ini. Keislaman Abu Darda' terjadi setelah Perang Badar, sekitar tahun kedua Hijriyah.
Peran dalam Islam
Setelah memeluk Islam, Abu Darda' menjadi salah satu sahabat yang sangat setia dan selalu mendampingi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dalam berbagai peristiwa penting. Beliau terkenal dengan kecintaannya terhadap ilmu dan ibadah. Abu Darda' juga dikenal sebagai seorang yang sangat bijaksana dan sering memberikan nasihat kepada sahabat lainnya.
Faedah Hadits:
1. Larangan Menyekutukan Allah
a. Penjelasan Larangan
Larangan menyekutukan Allah atau syirik adalah salah
satu prinsip utama dalam Islam. Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan
diampuni oleh Allah jika pelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menegaskan bahwa larangan ini berlaku
meskipun dalam keadaan yang sangat sulit seperti dipotong-potong atau dibakar.
Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa syirik di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
b. Ayat Al-Qur'an yang Mendukung
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 48:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."
Ayat ini menegaskan bahwa syirik adalah dosa yang
paling besar dan tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala jika
seseorang meninggal dalam keadaan syirik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
menjaga tauhid dalam kehidupan seorang Muslim.
c. Hadits Lain yang Mendukung
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
"Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk neraka." (HR. Bukhari)
Hadits ini mempertegas bahwa siapa saja yang meninggal dalam keadaan syirik, maka tempat kembalinya adalah neraka. Ini menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang sangat berbahaya dan harus dijauhi oleh setiap Muslim.
d. Kisah-Kisah tentang Bahaya Syirik
Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah yang menunjukkan betapa bahayanya syirik. Salah satunya adalah kisah tentang kaum Nabi Nuh Alaihis Salam. Kaum Nabi Nuh dikenal sebagai kaum yang menyembah berhala dan menolak dakwah tauhid yang disampaikan oleh Nabi Nuh. Akibatnya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan azab yang sangat dahsyat berupa banjir besar yang menghancurkan mereka. Kisah ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat Nuh ayat 23-27:
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا ضَلَالًا مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
"Mereka berkata: 'Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr.' Dan sesungguhnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia). Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka. Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. Dan Nuh berkata: 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.'"
Kisah ini menunjukkan betapa besar murka Allah
Subhanahu Wa Ta'ala terhadap orang-orang yang menyekutukan-Nya dan menolak
dakwah tauhid. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjauhi
segala bentuk syirik dan menjaga kemurnian tauhid.
2. Kewajiban Menjaga Shalat
a. Penjelasan Kewajiban
Menjaga shalat wajib dengan sungguh-sungguh adalah
kewajiban setiap Muslim. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengingatkan
bahwa meninggalkan shalat dengan sengaja berarti mengeluarkan diri dari jaminan
Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam menjaga hubungan kita
dengan Allah.
b. Ayat Al-Qur'an yang Mendukung
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 238:
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat Wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk."
Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga shalat, terutama
shalat Wustha yang menurut sebagian ulama adalah shalat Ashar. Menjaga shalat
dengan khusyuk adalah tanda keimanan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala.
c. Hadits Lain yang Mendukung
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka dia telah kafir." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat adalah
tanda kekafiran. Shalat adalah pilar agama yang menjadi pembeda antara seorang
Muslim dengan orang kafir. Oleh karena itu, menjaga shalat dengan baik adalah
kewajiban yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim.
d. Kisah-Kisah tentang Pentingnya Shalat
Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah yang
menunjukkan betapa pentingnya shalat. Salah satunya adalah kisah tentang
seorang sahabat yang terluka parah dalam pertempuran namun tetap menjaga
shalatnya. Meskipun dalam keadaan sakit dan terluka, ia tetap melaksanakan
shalat dengan khusyuk dan penuh ketundukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim,
bahkan dalam keadaan sulit sekalipun.
Kisah lainnya adalah tentang seorang sahabat yang
mengutamakan shalat meskipun dalam keadaan sangat sibuk. Suatu hari, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengutus seorang sahabat untuk menyelesaikan suatu
urusan penting. Meskipun dalam perjalanan dan menghadapi berbagai rintangan,
sahabat tersebut tidak pernah meninggalkan shalatnya. Ia selalu mencari tempat
yang tenang untuk melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga shalat dalam segala situasi
dan kondisi.
3. Larangan Meminum Khamar
a. Penjelasan Larangan
Khamar adalah minuman yang memabukkan dan dapat merusak
akal. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyebutkan bahwa khamar adalah
kunci segala kejahatan karena dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol
diri dan melakukan perbuatan dosa. Larangan meminum khamar adalah salah satu
larangan yang sangat tegas dalam Islam karena dampak negatifnya yang sangat
besar.
b. Ayat Al-Qur'an yang Mendukung
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Ma'idah ayat 90-91:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)."
Ayat ini dengan jelas melarang meminum khamar karena
dampak negatifnya yang sangat besar. Khamar dapat menyebabkan permusuhan,
kebencian, dan menghalangi seseorang dari mengingat Allah serta melaksanakan
shalat. Oleh karena itu, meminum khamar adalah perbuatan yang sangat merugikan
dan harus dijauhi oleh setiap Muslim.
c. Hadits Lain yang Mendukung
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
"Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram." (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa setiap minuman yang
memabukkan adalah khamar dan hukumnya haram. Tidak ada pengecualian dalam larangan
ini karena semua minuman yang memabukkan dapat merusak akal dan menyebabkan
berbagai perbuatan dosa.
d. Dampak Negatif Khamar
Dampak negatif dari meminum khamar sangatlah besar dan luas. Khamar dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan spiritual seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif dari meminum khamar:
1. Kerusakan Kesehatan Fisik: Khamar dapat merusak organ-organ vital dalam tubuh seperti hati, ginjal, dan otak. Konsumsi khamar dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti sirosis hati, gagal ginjal, dan kerusakan otak.
2. Kerusakan Kesehatan Mental: Khamar dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar. Orang yang kecanduan khamar sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis dan sulit mengendalikan emosi.
3. Kerusakan Hubungan Sosial: Khamar dapat merusak hubungan sosial seseorang dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Orang yang kecanduan khamar sering kali mengalami konflik dengan orang-orang di sekitarnya dan mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan yang harmonis.
4. Meningkatkan Risiko Kejahatan: Khamar adalah kunci segala kejahatan karena dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol diri dan melakukan berbagai perbuatan dosa seperti perzinahan, pencurian, dan pembunuhan. Banyak kejahatan yang terjadi karena pelakunya berada di bawah pengaruh khamar.
5.
Menghalangi
dari Mengingat Allah: Khamar dapat menghalangi seseorang dari mengingat
Allah dan melaksanakan ibadah seperti shalat. Orang yang mabuk sering kali
melupakan kewajiban agamanya dan terjerumus dalam perbuatan dosa.
4. Sabar untuk Istiqamah di Atas Syariat Islam
a. Penjelasan Istiqamah
Istiqamah berarti teguh dan konsisten dalam menjalankan
ajaran Islam. Sabar dalam istiqamah berarti tetap kuat dan tabah dalam
menghadapi segala ujian dan cobaan untuk tetap berada di jalan yang benar
menurut syariat Islam. Istiqamah adalah salah satu kualitas yang sangat penting
dalam Islam karena menunjukkan keteguhan iman seseorang.
b. Ayat Al-Qur'an yang Mendukung
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Fussilat ayat 30:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.'"
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang istiqamah
dalam beriman kepada Allah akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan, serta
janji surga dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
c. Hadits Lain yang Mendukung
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
"Katakanlah: 'Aku beriman kepada Allah', kemudian istiqamahlah (tetaplah teguh dalam kebenaran)." (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan pentingnya istiqamah setelah
mengikrarkan keimanan kepada Allah. Istiqamah adalah tanda keteguhan iman dan
ketulusan dalam menjalankan ajaran Islam.
d. Kisah-Kisah tentang Istiqamah
Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah yang
menunjukkan betapa pentingnya istiqamah. Salah satunya adalah kisah tentang
Bilal bin Rabah Radhiyallahu Anhu. Bilal adalah seorang budak yang memeluk
Islam pada masa awal dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Meskipun
mengalami berbagai penyiksaan dari majikannya karena keimanannya, Bilal tetap teguh
dalam Islam dan tidak pernah mengingkari imannya kepada Allah. Kisah ini
menunjukkan betapa kuatnya keimanan Bilal dan ketabahannya dalam menghadapi
ujian demi mempertahankan tauhid.
Kisah lainnya adalah tentang keluarga Yasir, yaitu
Yasir, istrinya Sumayyah, dan anaknya Ammar Radhiyallahu Anhum. Mereka adalah
keluarga yang pertama kali syahid dalam Islam karena keimanan mereka. Meskipun
disiksa dengan kejam oleh kaum Quraisy, mereka tetap teguh dalam iman dan tidak
mau mengingkari keimanan mereka kepada Allah. Kisah keluarga Yasir menunjukkan
betapa pentingnya sabar dan istiqamah dalam menghadapi ujian keimanan.
Kesimpulan
Hadits dari Abu Darda' Radhiyallahu Anhu ini mengandung tiga wasiat penting dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim. Larangan syirik, kewajiban menjaga shalat, dan larangan meminum khamar adalah prinsip-prinsip yang menjadi pondasi dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memahami dan mengamalkan wasiat-wasiat ini, insyaAllah kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Menghindari syirik menjamin kita dari dosa yang tidak
terampuni, menjaga shalat memastikan kita tetap dalam lindungan Allah, dan
menjauhi khamar melindungi kita dari berbagai kejahatan dan dosa. Semoga Allah
Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kekuatan kepada kita untuk menjauhi syirik,
menjaga shalat dengan baik, dan menjauhi segala bentuk khamar serta perbuatan
dosa. Aamiin.
Abdurrahman Al-Amiry
Selasa, 23/07/2024 di Ma’had Imam Al-Albani
0 komentar:
Posting Komentar