Firqah Syi'ah [3]: Nama-Nama Syiah
Nama-Nama Syiah
1. Syiah: Ini adalah nama yang paling
terkenal di antara mereka dan mencakup semua kelompok mereka. Tidak ada
perselisihan di antara para ulama dalam penggunaan nama ini sebagai nama resmi
mereka.
2. Rafidhah: Nama ini digunakan
oleh sebagian ulama untuk merujuk kepada seluruh kelompok Syiah.
3. Zaidiyah: Ini adalah nama
yang digunakan oleh sebagian orang untuk merujuk kepada seluruh kelompok Syiah.
(Al-Adyaan Wa Al-Firaq Wa Al-Madzahib Al-Mu'ashirah hlm. 146)
Ketiga nama ini ditemukan dalam
tulisan beberapa ulama tentang kelompok Syiah, dan setiap ulama memilih nama
yang digunakan berdasarkan pandangannya sendiri, bukan berdasarkan kesepakatan
atau urutan tertentu. Faktanya, penggunaan nama Rafidhah untuk merujuk kepada
seluruh Syiah, termasuk beberapa kelompok seperti Zaidiyah yang muncul pada
akhir abad pertama Hijriyah, tidaklah tepat.
Nama ini—Rafidhah—berasal dari
ucapan Zaid bin Ali kepada sebagian pengikut Syiah:
رفضتموني
"Kalian telah menolak
aku." (Al-Adyaan Wa Al-Firaq Wa Al-Madzahib Al-Mu'ashirah hlm. 146)
Ini bukan berarti rafidhah tidak
memiliki keyakinan penolakan (rafdh) sebelumnya, mereka memang Rāfidhah, karena
mereka meminta Zaid untuk menjadi seperti mereka, namun Zaid menolak. Namun,
nama ini belum digunakan untuk mereka sebelumnya, yang berarti bahwa kelompok
Syiah sudah ada sebelum Zaid dengan nama-nama lain, sebagaimana akan dijelaskan
nanti. Sehingga keyakinan rafidhah sudah ada pada
mereka, namun mereka belum disebut rafidhah kecuali setelah Zaid bin Ali
mengucapkan hal tersebut.
Penggunaan nama Zaidiyah untuk
merujuk kepada seluruh kelompok Syiah juga kurang tepat. (Al-Adyaan Wa Al-Firaq
Wa Al-Madzahib Al-Mu'ashirah hlm. 146)
Selain itu, Zaidiyah tidak
sejalan dengan semua pandangan ekstrim dalam Syiah, dan ada perbedaan besar di
antara mereka, sebagaimana disebutkan oleh Al-Baghdadi. Hal ini terlihat dari
sikap Zaid sendiri yang tidak menolak kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, serta
tidak mencaci mereka.
Dari sini, jelas bahwa
penggunaan nama Syiah untuk semua kelompok dalam Syiah tidak menjadi masalah
jika dianggap sebagai nama umum, terlepas dari apakah nama itu benar-benar
mencerminkan keyakinan mereka atau tidak. Sebab, nama bisa saja diberikan oleh
kaum Muslimin, tetapi pemilik nama tersebut mungkin tidak sesuai dengan makna
aslinya. Nama-nama tidak selalu mencerminkan realitas yang sebenarnya.
Kelompok-Kelompok Syi'ah
Syiah terbagi menjadi banyak
kelompok, yang menurut beberapa ulama mencapai sekitar tujuh puluh kelompok.
(Mukhtashar Al-Tuhfah Al-Ithna 'Asyariyah, bagian pertama dari kitab)
Dengan mempelajari
kelompok-kelompok ini, dapat diketahui bahwa di antara mereka ada yang ekstrem
hingga keluar dari Islam meskipun mereka mengaku Muslim dan mengaku sebagai
bagian dari Syiah, dan ada juga yang tidak se-ekstrem itu. Kita akan membatasi
pembahasan pada empat kelompok yang memiliki peran penting dalam dunia Islam,
yaitu:
1. Saba'iyah
2. Kaisaniyah
3. Zaidiyah
4. Rafidhah
Rafidhah Itsna Asyariyah (Syiah
Dua Belas Imam) adalah kelompok yang paling menonjol dalam Syiah di zaman kita
sekarang.
Sebelum masuk ke dalam rincian
kelompok-kelompok ini, kita akan menjelaskan alasan mengapa Syiah terpecah
menjadi begitu banyak kelompok, serta alasan mengapa para ulama berbeda
pendapat tentang jumlah kelompok Syiah.
Sebab Terpecahnya Syiah
Sangat wajar terjadi perbedaan
di antara kelompok Syiah, seperti halnya dengan kelompok-kelompok lain dari pengikut
hawa nafsu. Selama mereka telah menyimpang dari jalan yang diridhoi oleh Allah
untuk hamba-hamba-Nya, dan hanya bergantung pada akal dan keinginan mereka
sendiri, kita pasti akan melihat adanya perpecahan, terutama ketika perbedaan
itu memang diinginkan oleh mereka sendiri.
Selain itu, ada beberapa alasan
yang mungkin menjadi penyebab perpecahan Syiah, baik yang terlihat jelas maupun
yang tersembunyi. Di antaranya adalah:
Pertama: Perbedaan dalam pandangan
mereka terhadap paham Syiah.
Ada yang bersikap ekstrem
dengan memberikan penghormatan berlebihan dan sanjungan kepada para imam, serta
memberikan hinaan dan caci maki yang sangat buruk kepada mereka yang tidak
sependapat, bahkan sampai mengkafirkan mereka. Sikap ini menciptakan jurang
perbedaan pandangan yang dalam. Di sisi lain, ada yang bersikap lebih moderat
dan tidak menganggap orang yang berbeda pendapat dengan mereka sebagai kafir,
meskipun mereka menganggapnya salah.
Kedua: Perbedaan dalam menentukan
siapa yang menjadi imam dari keturunan Ali.
Sebagian mengatakan ini,
sebagian lagi mengatakan itu, seperti yang akan terlihat dalam kajian kita
tentang kelompok Itsna Asyariyah, Zaidiyah, Nushairiyah, dan Bathiniyah dalam
menentukan imam dan urutan mereka.
Ketiga: Syiah menjadi alat bagi siapa
saja yang memiliki kepentingan pribadi.
Ketika Syiah menjadi jalan bagi
mereka yang memiliki kepentingan pribadi, seperti ambisi kekuasaan, balas
dendam, atau keinginan untuk dikenal, orang-orang ini menciptakan perpecahan
besar di kalangan Syiah dengan berpura-pura menjadi pendukung Ahlul Bait, lalu
mulai mengejar tujuan mereka. Misalnya, Bathiniyah masuk melalui mereka,
Mukhtar memimpin melalui mereka, dan masih banyak contoh lainnya.
Jumlah Kelompok Syiah:
Seperti halnya para ulama yang
berbeda pendapat mengenai jumlah kelompok dalam berbagai aliran, kita juga
menemukan perbedaan dalam menentukan jumlah kelompok Syiah. Al-Asy'ari,
misalnya, menyebutkan bahwa ada tiga kelompok utama dalam Syiah, sementara yang
lainnya adalah cabang dari kelompok tersebut. (Maqalat al-Islamiyyin 1/65)
Di sisi lain, Al-Baghdadi, yang
menyebut Syiah sebagai "Rafidhah"—termasuk di dalamnya Saba'iyah dan
Zaidiyah—mengklasifikasikan mereka menjadi empat kelompok utama, dan sisanya
adalah cabang dari kelompok-kelompok tersebut. (Al-Farq bayn al-Firaq hlm. 21)
Al-Syahrastani menghitung lima
kelompok utama, sementara yang lainnya adalah cabang dari kelompok-kelompok
tersebut. (Al-Milal wa al-Nihal 1/147)
Beberapa ulama lainnya
menghitung jumlah kelompok Syiah jauh lebih banyak dari yang disebutkan di
atas, seperti yang telah kita sampaikan sebelumnya. Namun, yang paling
mendekati kebenaran adalah menyebut bahwa dua kelompok terbesar dan paling
berpengaruh yang masih ada dalam dunia Islam hingga saat ini adalah kelompok
Imamiyah Rafidhah dan Zaidiyah.
Mengapa Para Ulama Tidak Sepakat tentang Jumlah Kelompok Syiah?
Seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, paham Syiah menarik banyak
orang yang mengikuti hawa nafsu dan kepentingan pribadi. Mereka mulai
memasukkan ke dalam Islam hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi
lebih sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Akibatnya, mereka menambahkan
ide-ide baru ke dalam paham Syiah yang memperbanyak perpecahan di antara
orang-orang yang mengaku sebagai Syiah.
Banyaknya kelompok dan kemunculan yang terus-menerus ini membuat para
ulama sulit mencapai kesepakatan tentang jumlah mereka. Oleh karena itu, para
ulama yang mempelajari perbedaan aliran mencatat jumlah kelompok Syiah yang
mereka ketahui, sehingga jumlah mereka tidak konsisten karena ide-ide Syiah
terus berkembang dan berubah.
Selain itu, perbedaan geografis antara para ulama, serta banyaknya
kemunculan kelompok Syiah secara berturut-turut, membuat para ulama kesulitan
untuk mengikuti dan mencatat perkembangan mereka. Bahkan, banyak dari
kelompok-kelompok ini yang berusaha mengalihkan perhatian orang dari mereka
dengan menciptakan kebingungan, agar gerakan mereka yang mencurigakan tidak
diselidiki atau diawasi, sehingga mereka dapat melaksanakan tujuan mereka
dengan tenang tanpa disadari oleh orang lain.
Selain itu, kebingungan juga
terjadi dalam cara mereka mencetak buku-buku mereka, di mana seseorang sulit
menemukan informasi yang ingin dicatat karena perbedaan besar antara
edisi-edisi dari satu buku yang sama, serta perbedaan nomor halaman.
Tag: Mausu'ah Al-Firaq
Abdurrahman Al-Amiry
Ahad, 18 Agustus 2024, di Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih

0 komentar:
Posting Komentar