Sirah Nabawiyyah [3]: Di Atas Bukit Shafa
Di Atas Bukit
Shafa
Di tengah-tengah
peristiwa ini, turunlah juga firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
"Maka sampaikanlah
secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari
orang-orang musyrik." (Al-Hijr: 94).
Suatu hari, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam naik ke atas Bukit Shafa, kemudian berdiri di atas
batu yang paling tinggi dan berseru:
يَا صَبَاحَاهْ
"Ya sabahah!"
Seruan ini adalah tanda
peringatan yang biasa digunakan untuk memberi tahu tentang serangan tentara
atau peristiwa besar yang akan terjadi.
Rasulullah kemudian
memanggil suku-suku Quraisy, menyeru mereka satu per satu: "Wahai Bani
Fihr! Wahai Bani Adi! Wahai Bani Fulan! Wahai Bani Fulan! Wahai Bani Abdu
Manaf! Wahai Bani Abdul Muththalib!"
Ketika mereka mendengar
seruan itu, mereka bertanya,
مَن هَذَا الَّذِي يَهْتِفُ؟
"Siapa yang
memanggil ini?"
قَالُوا: مُحَمَّد
"Itu Muhammad."
Orang-orang pun segera
mendatangi beliau. Bahkan, jika ada yang tidak bisa keluar, mereka mengutus
seseorang untuk melihat apa yang terjadi.
Setelah mereka berkumpul,
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata:
أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِالْوَادِي بِسَفْحِ
هَذَا الْجَبَلِ، تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟
"Bagaimana menurut
kalian jika aku memberitahu bahwa ada pasukan berkuda di lembah ini, di kaki
gunung ini, yang hendak menyerang kalian, apakah kalian akan
mempercayaiku?"
Mereka menjawab:
نَعَمْ. مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبًا، مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إِلَّا
صِدْقًا
"Ya, kami belum
pernah menemukanmu berdusta, kami hanya mengenalmu sebagai orang yang
jujur."
Kemudian Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ. إِنَّمَا مَثَلِي
وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ رَجُلٍ رَأَى الْعَدُوَّ فَانْطَلَقَ يَرْبَأُ أَهْلَهُ -
أَيْ يَتَطَلَّعُ وَيَنْظُرُ لَهُمْ مِنْ مَكَانٍ مُرْتَفِعٍ لِئَلَّا
يَدْهَمَهُمُ الْعَدُوُّ - فَخَشِيَ أَنْ يَسْبِقُوهُ، فَجَعَلَ يُنَادِي يَا
صَبَاحَاهْ
"Maka sesungguhnya
aku adalah pemberi peringatan bagi kalian sebelum datangnya azab yang sangat
keras. Perumpamaanku dengan kalian seperti seorang laki-laki yang melihat
musuh, lalu ia pergi memberi tahu keluarganya—yaitu ia mengawasi mereka dari
tempat yang tinggi agar musuh tidak menyerang mereka tiba-tiba—dan ia takut
jika mereka mendahuluinya, maka ia pun terus meneriakkan 'Ya sabahah!'"
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam kemudian mengajak mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Beliau menjelaskan bahwa
kalimat ini adalah kunci keselamatan di dunia dan jalan menuju kebahagiaan di
akhirat. Beliau juga memperingatkan mereka tentang azab Allah jika mereka tetap
dalam kemusyrikan dan tidak beriman kepada apa yang beliau bawa dari Allah.
Meskipun beliau adalah seorang rasul, beliau menekankan bahwa beliau tidak
dapat menyelamatkan mereka dari azab atau melindungi mereka dari murka Allah.
Beliau kemudian
memberikan peringatan umum dan khusus, seraya berkata:
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ، اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ اللهِ، أَنْقِذُوا
أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا،
وَلَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا.
"Wahai orang-orang
Quraisy, selamatkan diri kalian dari Allah. Selamatkan diri kalian dari api
neraka, karena aku tidak bisa memberikan mudarat atau manfaat bagi kalian, dan
aku tidak bisa melindungi kalian dari Allah sedikit pun."
يَا بَنِي كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍّ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ،
فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا.
"Wahai Bani Ka'ab
bin Lu'ay! Selamatkan diri kalian dari api neraka, karena aku tidak bisa
memberikan mudarat atau manfaat bagi kalian."
يَا بَنِي مُرَّةَ بْنِ كَعْبٍ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ.
"Wahai Bani Murrah
bin Ka'ab! Selamatkan diri kalian dari api neraka."
يَا مَعْشَرَ بَنِي قُصَيٍّ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ،
فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا.
"Wahai kaum Bani
Qushayy! Selamatkan diri kalian dari api neraka, karena aku tidak bisa
memberikan mudarat atau manfaat bagi kalian."
يَا بَنِي عَبْدِ شَمْسٍ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ.
"Wahai Bani Abdu
Syams! Selamatkan diri kalian dari api neraka."
يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، فَإِنِّي
لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا.
"Wahai Bani Abdu
Manaf! Selamatkan diri kalian dari api neraka, karena aku tidak bisa memberikan
mudarat atau manfaat bagi kalian."
يَا بَنِي هَاشِمٍ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ.
"Wahai Bani Hasyim!
Selamatkan diri kalian dari api neraka."
يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ! أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ،
فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا، وَلَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ
اللهِ شَيْئًا. سَلُونِي مِنْ مَالِي مَا شِئْتُمْ، لَا أَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ
اللهِ شَيْئًا.
"Wahai Bani Abdul
Muththalib! Selamatkan diri kalian dari api neraka, karena aku tidak bisa
memberikan mudarat atau manfaat bagi kalian, dan aku tidak bisa melindungi
kalian dari Allah sedikit pun. Mintalah dari hartaku apa yang kalian inginkan,
tapi aku tidak bisa menyelamatkan kalian dari Allah."
يَا عَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ! لَا أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللهِ
شَيْئًا.
"Wahai Abbas bin
Abdul Muththalib! Aku tidak bisa melindungimu dari Allah sedikit pun."
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam melanjutkan peringatannya dengan mengatakan:
يَا صَفِيَّةَ بِنْتَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عَمَّةَ رَسُولِ اللهِ! لَا
أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا.
"Wahai Shafiyah
binti Abdul Muththalib, bibi Rasulullah! Aku tidak bisa melindungimu dari Allah
sedikit pun."
يَا فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللهِ! سَلِينِي مَا شِئْتِ،
أَنْقِذِي نَفْسَكِ مِنَ النَّارِ، لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا.
"Wahai Fatimah binti
Muhammad, putri Rasulullah! Mintalah dariku apa yang kau inginkan, selamatkan
dirimu dari api neraka, aku tidak bisa melindungimu dari Allah sedikit
pun."
غيرَ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبِلَالِهَا - أَيْ سَأَصِلُهَا
حَسَبَ حَقِّهَا
"Namun, kalian tetap
memiliki hubungan darah denganku yang akan kuperhatikan sesuai haknya."
Setelah Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan peringatan ini, orang-orang pun bubar
dan berpencar. Tidak ada yang mencatat bahwa mereka menunjukkan penentangan
atau dukungan terhadap apa yang mereka dengar, kecuali Abu Lahab yang
berhadapan langsung dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan berkata dengan
kasar:
تَبًّا لَكَ سَائِرَ الْيَوْمِ. أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا؟
"Celaka kamu
sepanjang hari ini. Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami?"
Maka turunlah firman
Allah:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
"Binasalah kedua
tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!" (Al-Masad: 1).
Adapun kaum Quraisy
secara umum tampak tercengang dan heran ketika mendengar peringatan ini. Mereka
tidak bisa langsung mengambil sikap. Namun, setelah mereka kembali ke rumah,
menenangkan diri, dan merenungkan apa yang telah mereka dengar, mereka menjadi
angkuh dan mulai mengolok-olok dakwah ini dengan ejekan dan cemoohan. Ketika
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam lewat di hadapan mereka, mereka mengejeknya
dan berkata:
أَهَذَا الَّذِي بَعَثَ اللهُ رَسُولًا؟ أَهَذَا ابْنُ أَبِي كَبْشَةَ؟
يُكَلِّمُهُ مِنَ السَّمَاءِ؟
"Apakah ini orang
yang diutus Allah sebagai Rasul? Apakah ini anak Abu Kabsyah? Dia berbicara
dengan langit?"
Abu Kabsyah adalah nama
salah satu leluhur Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dari pihak ibu, yang pernah
menolak agama Quraisy dan memilih Nasrani. Ketika Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam menentang agama mereka, mereka mengaitkannya dengan Abu Kabsyah
sebagai bentuk penghinaan dan ejekan.
Namun demikian, Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam tetap melanjutkan dakwahnya. Beliau mulai
menyampaikan ajaran Allah secara terbuka di tempat-tempat umum dan majelis,
membacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka, dan mengajak mereka kepada ajaran
para rasul:
يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"Wahai kaumku,
sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagi kalian selain Dia." (Hud: 50).
Beliau juga mulai
beribadah kepada Allah di hadapan mereka, melakukan shalat di depan Ka'bah
secara terang-terangan di siang hari, di hadapan banyak orang.
Dakwah Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam mulai mendapatkan penerimaan dari sebagian orang, dan beberapa
orang pun masuk Islam satu demi satu. Namun, hal ini menyebabkan adanya
perpecahan dan kebencian antara para muslim yang baru masuk Islam dengan
anggota keluarga mereka yang masih belum menerima Islam.
Tag; Raudhah Al-Anwar
Abdurrahman Al-Amiry
Rabu, 21 Agustus 2024 di Ma'had Imam Al-Albani

0 komentar:
Posting Komentar