Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Senin, 09 Juni 2025

Islam Mengangkat Martabat dan Kemuliaan Manusia

Di tengah dunia, di mana martabat manusia seringkali dilanggar di bawah tekanan peperangan, diskriminasi, dan rasisme, Islam hadir sebagai sebuah sistem yang paripurna, yang mengangkat derajat manusia dan mengembalikan kedudukannya yang hakiki. Islam adalah agama yang tidak menjadikan kemuliaan sebagai hak eksklusif bagi suatu ras, jenis kelamin, atau warna kulit tertentu. Sebaliknya, Islam memuliakan manusia semata-mata karena statusnya sebagai "manusia", sejak dari momen ruh ditiupkan ke dalam dirinya, hingga hak-haknya yang paling mendasar untuk hidup dalam kemuliaan.
 
Islam telah menetapkan bagi manusia syariat yang menjaga kehidupannya, melindungi kebebasannya, menghormati akalnya, serta menjamin kesetaraan dan keadilan baginya. Sejak Allah menciptakan manusia, Dia telah menjadikannya makhluk yang mulia dan utama dibandingkan banyak makhluk-Nya yang lain. Dia memberikannya kedudukan agung di alam semesta, bahkan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya.
 
Lalu, apa sajakah wujud dari kemuliaan ini? Dan bagaimana syariat Islam merumuskan sebuah metode yang unik untuk menjaga kemanusiaan manusia di dunia dan di akhirat? Mari kita temukan jawabannya melalui artikel ini.
 
Pertama: Kemuliaan dari Allah bagi Manusia dalam Penciptaan dan Asal-Usulnya
Bentuk kemuliaan pertama tampak sejak momen penciptaan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan manusia dengan tangan-Nya, meniupkan ruh dari-Nya ke dalam dirinya, dan memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepadanya.
 
Allah Ta'ala berfirman:
 
{وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا}
 
Terjemahan: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Isra: 70).
 
Ayat ini merupakan landasan yang tegas mengenai kemuliaan manusia, yang mencakup seluruh anak cucu Adam.
 
Mengenai penciptaan Adam, Allah Ta'ala berfirman:
 
{فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ}
 
Terjemahan: "Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS. Shad: 72).
 
Dalam menjelaskan sisi lain dari kemuliaan ilahi bagi manusia saat penciptaannya, Allah Ta'ala berfirman seraya mengingkari Iblis yang menolak untuk sujud kepada Adam:
 
{يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ}
 
Terjemahan: "Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang lebih tinggi?" (QS. Shad: 75).
 
Di antara wujud kemuliaan dalam penciptaan adalah bentuk fisik yang indah, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
 
{وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ}
 
Terjemahan: "...dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu..." (QS. At-Taghabun: 3).
 
Dan juga postur tubuh yang tegak sempurna, sebagaimana firman-Nya 'Azza wa Jalla:
 
{لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ}
 
Terjemahan: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4).
 
Kedua: Kemuliaan dari Allah bagi Manusia dengan Ditundukkannya Langit dan Bumi
Setelah menciptakan manusia, Allah memuliakannya dengan nikmat-nikmat agung yang tak terhitung jumlahnya. Di antara nikmat tersebut adalah ditundukkannya apa yang ada di langit dan di bumi untuk menjadi rezeki baginya. Salah satunya adalah turunnya air dari langit, air yang darinya Allah menjadikan segala sesuatu hidup. Allah Ta'ala berfirman:
 
{وَجَعَلْنا مِنَ الْماءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ}
 
Terjemahan: "...dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup." (QS. Al-Anbiya: 30).
 
Allah Ta'ala juga berfirman:
 
{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّماءِ ماءً فَسَلَكَهُ يَنابِيعَ فِي الْأَرْضِ}
 
Terjemahan: "Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi..." (QS. Az-Zumar: 21).
 
Dan firman-Nya Ta'ala:
 
{الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِراشاً وَالسَّماءَ بِناءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّماءِ ماءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَراتِ رِزْقاً لَكُمْ}
 
Terjemahan: "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu..." (QS. Al-Baqarah: 22).
 
Sebagai bentuk kemuliaan bagi manusia, Allah 'Azza wa Jalla telah menundukkan kerajaan langit—yang mencakup bintang, matahari, dan bulan—dan menjadikan sistemnya yang menakjubkan bermanfaat bagi manusia, seperti silih bergantinya malam dan siang, perbedaan musim, suhu, dan lain sebagainya. Allah Ta'ala berfirman:
 
{وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّراتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}
 
Terjemahan: "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami." (QS. An-Nahl: 12).
 
Allah Ta'ala juga berfirman:
 
{وَسَخَّرَ لَكُمْ ما فِي السَّماواتِ وَما فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً مِنْهُ إِنَّ فِي ذلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ}
 
Terjemahan: "Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Al-Jatsiyah: 13).
 
Makna dari "penundukan" ini adalah Allah 'Azza wa Jalla memberikan kemampuan kepada manusia untuk memanfaatkan ciptaan-Nya dalam aplikasi praktis yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupannya.
 
Ketiga: Kemuliaan Manusia dengan Akal, Kebebasan, dan Tanggung Jawab
Di antara wujud kemuliaan terbesar adalah Allah menganugerahkan manusia akal untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta memberinya kebebasan memilih dan memikul tanggung jawab (taklif), tanpa memaksanya untuk beriman atau kufur.
 
Allah Ta'ala berfirman:
 
{إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا}
 
Terjemahan: "Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (QS. Al-Insan: 3).
 
Dan sebagaimana firman-Nya:
 
{لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ}
 
Terjemahan: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." (QS. Al-Baqarah: 256).
 
Ini menunjukkan penghormatan Islam terhadap kebebasan berkeyakinan.
 
Keempat: Kemuliaan Manusia dengan Terjaganya Kehidupan dan Martabatnya
Islam menjadikan jiwa manusia sebagai sesuatu yang terhormat dan terlindungi. Membunuh satu jiwa tanpa hak dianggap seperti membunuh seluruh umat manusia.
 
Allah Ta'ala berfirman:
 
{مَن قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا}
 
Terjemahan: "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya." (QS. Al-Ma'idah: 32).
 
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menekankan hal ini dengan sabdanya:
 
"لَزَوَالُ الدنيا أَهْوَنُ على اللهِ من قَتْلِ مُؤْمِنٍ بغيرِ حقٍّ"
 
Terjemahan: "Hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Ibnu Majah).
 
Kelima: Kemuliaan Manusia dengan Kesetaraan dan Keadilan
Islam tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit atau ras. Dasar keutamaan di antara mereka adalah takwa. Manusia itu setara, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non-Arab, tidak pula bagi orang berkulit putih atas yang berkulit hitam, kecuali dengan takwa. Allah Ta'ala berfirman:
 
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}
 
Terjemahan: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu." (QS. Al-Hujurat: 13).
 
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam Khutbah Wada':
 
"يا أيُّها الناسُ إنَّ ربَّكمْ واحِدٌ، ألا لا فضلَ لِعربِيٍّ على عجَمِيٍّ، ولا لِعجَمِيٍّ على عربيٍّ، ولا لأحمرَ على أسْودَ، ولا لأسودَ على أحمرَ إلَّا بالتَّقوَى، إنَّ أكرَمكمْ عند اللهِ أتْقاكُمْ"
 
Terjemahan: "Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu. Ketahuilah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non-Arab, tidak pula bagi non-Arab atas orang Arab. Tidak ada kelebihan bagi yang berkulit merah atas yang berkulit hitam, tidak pula bagi yang berkulit hitam atas yang berkulit merah, kecuali dengan takwa. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." (HR. Al-Baihaqi).
 
Islam juga mewajibkan penegakan keadilan di antara manusia, bahkan terhadap musuh sekalipun, dan mengharamkan kezaliman dalam segala bentuknya. Allah Ta'ala berfirman:
 
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ}
 
Terjemahan: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Ma'idah: 8).
 
Keenam: Kemuliaan Manusia dengan Dibukanya Pintu Taubat dan Ampunan Dosa
Islam menjadikan pintu taubat terbuka bagi setiap manusia, sebesar apa pun dosanya, dan menegaskan bahwa Allah mengampuni semua dosa.
 
Allah Ta'ala berfirman:
 
{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا}
 
Terjemahan: "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.'" (QS. Az-Zumar: 53).
 
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk kemuliaan dari Allah bagi manusia. Bayangkan jika manusia dihukum karena dosa-dosanya dan tidak dibukakan baginya pintu taubat dan ampunan, bagaimana jadinya keadaannya di dunia dan akhirat?!
 
Ketujuh: Kemuliaan Manusia dengan Terjaganya Martabatnya Setelah Kematian
Manusia mendapatkan penghormatan dan kemuliaan dalam Islam bahkan setelah ia wafat. Proses memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkannya dengan layak adalah wujud-wujud nyata pemuliaannya setelah kematian.
 
Sebagaimana Islam melarang penganiayaan terhadap manusia saat ia hidup, Islam juga melarang penganiayaan terhadapnya setelah ia wafat. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
 
"كسر عظم الميت ككسره حيًا"
 
Terjemahan: "Mematahkan tulang mayit sama seperti mematahkannya saat ia hidup." (HR. Abu Dawud).
 
Sesungguhnya, pemuliaan manusia dalam Islam bukanlah sekadar slogan atau teori. Ia adalah sebuah sistem komprehensif yang tercermin dalam syariat, akhlak, dan muamalah, yang senantiasa menegaskan kesucian hidup, kebebasan berkehendak, dan martabat manusia. Oleh karena itu, Islam merupakan risalah teragung dalam membela harkat dan martabat kemanusiaan.

Abdurrahman Al-Amiry adalah seorang penuntut ilmu dan pengkaji islam, serta mudir atau pimpinan ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel. Keseharian beliau adalah mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau menghabiskan waktu paginya dengan mengajar para santri dan menghabiskan waktu malam dengan berdakwah lepas di berbagai masjid..

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Me

Adress

Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel

Phone number

+62 89520172737 (Admin 'Lia')

Website

www.abdurrahmanalamiry.com