Keutamaan Doa Dan Dzikir Di Hari Arafah Serta Kedudukan Tauhid
Sesungguhnya
para Nabi 'alaihimussalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan berdoa
kepada-Nya dengan doa yang paling utama, doa yang terbaik dan paling baik. Maka
bagaimana jika doa yang terbaik dan paling utama itu terjadi pada hari terbaik
dalam setahun, yaitu hari Arafah?
Berikut adalah poin-poin penting terkait keutamaan doa dan dzikir di Hari Arafah serta kedudukan tauhid:
1. Sebaik-Baik Doa adalah Doa Hari Arafah Para Nabi 'alaihimussalam senantiasa memanjatkan doa-doa terbaik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kekhususan ini semakin bertambah nilainya ketika doa tersebut dipanjatkan pada hari yang paling utama sepanjang tahun, yakni Hari Arafah.
Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
«خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ
عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ» (حسن، رواه الترمذي).
"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari
Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: Laa
ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa
'alaa kulli syai-in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala
kerajaan, dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu)." (Hasan, HR. Tirmidzi).
Dalam lafaz lain disebutkan:
Dalam lafaz lain disebutkan:
«أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ
عَرَفَةَ، وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ» (حسن،
رواه مالك في الموطأ).
"Seutama-utama doa adalah doa pada hari Arafah, dan
seutama-utama apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: Laa
ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah (Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya)." (Hasan, HR. Malik dalam Al-Muwaththa').
Dari Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu Anhuma, ia berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عَرَفَةَ: «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ» (حسن، رواه أحمد).
Terjemahan: "Doa yang paling banyak diucapkan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam pada hari Arafah adalah: Laa ilaaha illallahu
wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, biyadihil khairu, wa huwa
'alaa kulli syai-in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala
kerajaan, dan bagi-Nya segala puji, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu)." (Hasan, HR. Ahmad).
2. Makna "بِيَدِهِ الْخَيْرُ" (Di Tangan-Nya Segala Kebaikan) Ath-Thibi rahimahullah berkata mengenai firman-Nya "بِيَدِهِ الْخَيْرُ":
2. Makna "بِيَدِهِ الْخَيْرُ" (Di Tangan-Nya Segala Kebaikan) Ath-Thibi rahimahullah berkata mengenai firman-Nya "بِيَدِهِ الْخَيْرُ":
أي: هذه الأشياء التي يطلبونها من
الخَيرِ في يده، وهو على كُلِّ شيءٍ قدير
Terjemahan: "Maksudnya: segala sesuatu yang mereka minta berupa
kebaikan ada di tangan-Nya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Beliau (Allah Subhanahu Wa Ta'ala) Maha Kaya dengan Dzat-Nya dari selain-Nya,
dan bagi-Nya kesempurnaan mutlak pada Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Maka
kerajaan-Nya adalah kerajaan yang sempurna dan agung.
3. Keberkahan Dzikir dan Doa di Hari Arafah Dzikir dan doa ini merupakan yang paling banyak berkahnya, paling agung pahalanya, dan paling dekat untuk dikabulkan. Hal ini karena dzikir dan doa tersebut berasal dari sebaik-baik manusia, yaitu para Nabi, dan diucapkan pada sebaik-baik hari dalam setahun, yaitu hari Arafah.
4. Keutamaan Hari Arafah: Pembebasan dari Neraka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda tentang hari Arafah:
3. Keberkahan Dzikir dan Doa di Hari Arafah Dzikir dan doa ini merupakan yang paling banyak berkahnya, paling agung pahalanya, dan paling dekat untuk dikabulkan. Hal ini karena dzikir dan doa tersebut berasal dari sebaik-baik manusia, yaitu para Nabi, dan diucapkan pada sebaik-baik hari dalam setahun, yaitu hari Arafah.
4. Keutamaan Hari Arafah: Pembebasan dari Neraka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda tentang hari Arafah:
«مَا مِنْ
يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ
يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ؛
فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ» (رواه مسلم).
Terjemahan: "Tidak ada hari di mana Allah Subhanahu Wa
Ta'ala lebih banyak membebaskan hamba dari neraka daripada hari Arafah.
Sesungguhnya Dia mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka di hadapan para
malaikat, seraya berfirman: 'Apa yang diinginkan oleh mereka ini?'" (HR.
Muslim).
Oleh karena itu, memperbanyak dzikir dan doa ini pada hari Arafah
sangat dianjurkan, baik bagi jamaah haji maupun selain jamaah haji.
5. Perkataan Para Ulama Tentang Hari Arafah
o Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
5. Perkataan Para Ulama Tentang Hari Arafah
o Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
(كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ:
يَغْفِرُ ذَنْبًا، وَيُفْرِّجُ كَرْبًا، وَيَفُكُّ عَانِيًا، وَيَنْصُرُ
مَظْلُومًا، وَيَقْصِمُ ظَالِمًا، وَيَرْحَمُ مِسْكِينًا، وَيُغِيثُ مَلْهُوفًا،
وَيَسُوقُ الْأَقْدَارَ إِلَى مَوَاقِيتِهَا، وَيُجْرِيهَا عَلَى نِظَامِهَا، وَيُقَدِّمُ
مَا يَشَاءُ تَقْدِيمَهُ، وَيُؤَخِّرُ مَا يَشَاءُ تَأْخِيرَهُ، فَأَزِمَّةُ
الْأُمُورِ كُلِّهَا بِيَدِهِ، وَمَدَارُ تَدْبِيرِ الْمَمَالِكِ كُلِّهَا
عَلَيْهِ).
Terjemahan: "(Setiap waktu Dia dalam kesibukan):
mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, membebaskan tawanan, menolong orang
yang terzalimi, menghancurkan orang yang zalim, menyayangi orang miskin,
menolong orang yang sedang dalam kesulitan, mengarahkan takdir pada waktunya,
menjalankannya sesuai aturannya, mendahulukan apa yang Dia kehendaki untuk
didahulukan, dan mengakhirkan apa yang Dia kehendaki untuk diakhirkan. Maka
kendali segala urusan ada di tangan-Nya, dan poros pengaturan seluruh kerajaan
ada pada-Nya)."
o Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata:
o Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata:
(دُعَاءُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَفْضَلُ مِنْ غَيْرِهِ، وَفِي ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى فَضْلِ
يَوْمِ عَرَفَةَ عَلَى غَيْرِهِ، وَفِي فَضْلِ يَوْمِ عَرَفَةَ دَلِيلٌ أَنَّ
لِلْأَيَّامِ بَعْضِهَا فَضْلًا عَلَى بَعْضٍ... وَفِي الْحَدِيثِ أَيْضًا دَلِيلٌ
عَلَى أَنَّ دُعَاءَ يَوْمِ عَرَفَةَ مُجَابٌ كُلُّهُ فِي الْأَغْلَبِ، وَفِيهِ
أَيْضًا أَنَّ أَفْضَلَ الذِّكْرِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ).
Terjemahan: "(Doa hari Arafah lebih utama dari selainnya. Dan hal ini
menunjukkan keutamaan hari Arafah atas hari-hari lainnya. Dan pada keutamaan
hari Arafah terdapat dalil bahwa sebagian hari memiliki keutamaan atas sebagian
lainnya... Dan dalam hadits ini juga terdapat dalil bahwa doa hari Arafah
seluruhnya dikabulkan pada umumnya, dan di dalamnya juga (terdapat dalil) bahwa
dzikir yang paling utama adalah: Laa ilaaha illallah).”
o An-Nawawi rahimahullah berkata:
o An-Nawawi rahimahullah berkata:
(يُسْتَحَبُّ الإِكثارُ من هذا
الذِّكر والدُّعاء، ويَجتهدُ في ذلك، فهذا اليوم أفْضَلُ أيامِ السَّنَة للدُّعاء،
وهو مُعْظَمُ الحَجِّ ومَقْصُودُه، والمُعَوَّلُ عليه، فينبغي أنْ يَسْتَفْرِغَ
الإنسانُ وُسْعَهُ في الذِّكر والدُّعاءِ وفي قراءةِ القرآنِ، وأنْ يدعوَ بأنواعِ
الأدعية، ويأتي بأنواعِ الأذكار، ويدعو لِنَفْسِه ووالديه وأقارِبِه، ومشايِخِه
وأصحابِه وأصدقائِه وأحبابِه، وسائِرِ مَنْ أحْسَنَ إليه، وجميعِ المسلمين).
Terjemahan: "(Dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa ini, dan
bersungguh-sungguh dalam hal itu. Hari ini adalah hari terbaik dalam setahun
untuk berdoa, ia adalah puncak dan tujuan haji, serta yang menjadi sandaran.
Maka seyogyanya seseorang mencurahkan seluruh kemampuannya dalam berdzikir,
berdoa, dan membaca Al-Qur'an, serta berdoa dengan berbagai macam doa,
melakukan berbagai macam dzikir, dan mendoakan dirinya, kedua orang tuanya,
kerabatnya, guru-gurunya, sahabat-sahabatnya, teman-temannya, orang-orang yang
dicintainya, seluruh orang yang telah berbuat baik kepadanya, dan seluruh kaum
muslimin)."
6. Puasa Hari Arafah Bagi yang Tidak Berhaji Termasuk dalam kebaikan hari ini adalah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan puasanya bagi orang yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
6. Puasa Hari Arafah Bagi yang Tidak Berhaji Termasuk dalam kebaikan hari ini adalah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan puasanya bagi orang yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Beliau bersabda mengenai
keutamaan puasanya: «صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ: أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي
بَعْدَهُ» (رواه مسلم).
Terjemahan: "Puasa hari Arafah: Aku berharap kepada
Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar dapat menghapuskan (dosa-dosa) setahun
sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim). Dalam riwayat lain: «يُكَفِّرُ
السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ» (رواه
مسلم).
Terjemahan:
"Menghapuskan (dosa-dosa) tahun yang lalu dan tahun yang akan
datang." (HR. Muslim).
Yang dimaksud dengan tahun yang lalu adalah tahun
yang berakhir pada bulan Dzulhijjah. Dan tahun yang akan datang adalah yang
dimulai dengan bulan Muharram. Yang dimaksud dengan penghapusan dosa di sini
adalah dosa-dosa kecil, yaitu dosa yang tidak ada hukuman hadnya dan tidak ada
ancaman di akhirat.
7. Pentingnya Memperbaharui Tauhid di Hari Arafah
7. Pentingnya Memperbaharui Tauhid di Hari Arafah
Wahai
hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seyogyanya bagi seluruh kaum muslimin
untuk memperbanyak dzikir yang agung ini dan doa pada hari Arafah, serta
memperbaharui tauhid di dalamnya. Karena para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam
telah menyeru kepada tauhidullah (mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala) dan
mengesakan-Nya semata dalam beribadah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
{وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنْ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ} [النحل: 36].
Terjemahan: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang
rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah Subhanahu Wa
Ta'ala, dan jauhilah Thaghut'." (QS. An-Nahl: 36).
8. Keutamaan-Keutamaan Tauhid Dengan momentum yang diberkahi dan membahagiakan ini, pantas bagi kita untuk mengingatkan diri kita dan orang lain akan "keutamaan-keutamaan tauhid" yang ditunjukkan oleh nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah, di antaranya:
o Apabila di dalam hati seorang muslim terdapat tauhid seberat biji sawi, maka hal itu akan mencegahnya dari kekal di neraka. Dan barangsiapa yang merealisasikannya secara keseluruhan, maka ia tidak akan masuk neraka dengan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.
o Tauhid adalah sebab keamanan dari su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk), keteguhan saat kematian, dan saat pertanyaan dua malaikat di kubur.
o Barangsiapa yang mengucapkan "لا إله إلاَّ الله" (Laa ilaaha illallah) dengan ikhlas dari hatinya, maka ia adalah orang yang paling berbahagia dengan syafaat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
o Tauhid memudahkan pelakunya untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran, serta menghiburnya ketika tertimpa musibah karena mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
o Bagian seorang hamba dari kebaikan dan derajat (di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala) adalah sesuai dengan bagiannya dalam menyempurnakan tauhid.
9. Amal Perbuatan Memiliki Tingkatan Keutamaan (Tafadhul al-A'mal) Wahai hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam hadits ini terdapat dalil bahwa amal perbuatan memiliki perbedaan keutamaan satu sama lain. Karena amal perbuatan itu berbeda-beda keutamaannya tergantung pada: tempat, waktu, pelaku, jenis amal, macamnya, kuantitasnya, dan kualitasnya.
o Contoh Tempat: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
8. Keutamaan-Keutamaan Tauhid Dengan momentum yang diberkahi dan membahagiakan ini, pantas bagi kita untuk mengingatkan diri kita dan orang lain akan "keutamaan-keutamaan tauhid" yang ditunjukkan oleh nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah, di antaranya:
o Apabila di dalam hati seorang muslim terdapat tauhid seberat biji sawi, maka hal itu akan mencegahnya dari kekal di neraka. Dan barangsiapa yang merealisasikannya secara keseluruhan, maka ia tidak akan masuk neraka dengan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.
o Tauhid adalah sebab keamanan dari su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk), keteguhan saat kematian, dan saat pertanyaan dua malaikat di kubur.
o Barangsiapa yang mengucapkan "لا إله إلاَّ الله" (Laa ilaaha illallah) dengan ikhlas dari hatinya, maka ia adalah orang yang paling berbahagia dengan syafaat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
o Tauhid memudahkan pelakunya untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran, serta menghiburnya ketika tertimpa musibah karena mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
o Bagian seorang hamba dari kebaikan dan derajat (di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala) adalah sesuai dengan bagiannya dalam menyempurnakan tauhid.
9. Amal Perbuatan Memiliki Tingkatan Keutamaan (Tafadhul al-A'mal) Wahai hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam hadits ini terdapat dalil bahwa amal perbuatan memiliki perbedaan keutamaan satu sama lain. Karena amal perbuatan itu berbeda-beda keutamaannya tergantung pada: tempat, waktu, pelaku, jenis amal, macamnya, kuantitasnya, dan kualitasnya.
o Contoh Tempat: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
«صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ
مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ»
(رواه
البخاري).
Terjemahan: "Shalat
di masjidku ini lebih baik daripada seribu shalat di masjid lainnya, kecuali
Masjidil Haram." (HR. Bukhari).
o Contoh Waktu: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
o Contoh Waktu: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
«خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ
عَرَفَةَ» (حسن - رواه الترمذي).
Terjemahan: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari
Arafah." (Hasan - HR. Tirmidzi).
o Contoh Pelaku: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
o Contoh Pelaku: Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
«لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي؛ فَلَوْ
أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ
وَلاَ نَصِيفَهُ» (رواه البخاري).
Terjemahan: "Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku.
Seandainya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud,
niscaya tidak akan mencapai (pahala) satu mud salah seorang dari mereka, tidak
pula setengahnya." (HR. Bukhari).
o Contoh Jenis Amal: Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Hadits Qudsi:
o Contoh Jenis Amal: Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Hadits Qudsi:
«مَا
تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ»
(رواه
البخاري).
Terjemahan: "Tidaklah
hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai
daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya." (HR. Bukhari).
o Contoh Macam Amal: Bahwa shalat lebih utama daripada zakat, dan zakat lebih utama daripada puasa, dan seterusnya.
o Contoh Kualitas Amal: Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
o Contoh Macam Amal: Bahwa shalat lebih utama daripada zakat, dan zakat lebih utama daripada puasa, dan seterusnya.
o Contoh Kualitas Amal: Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
{لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا} [الملك: 2].
Terjemahan: "Agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya." (QS. Al-Mulk: 2).
o Contoh Kuantitas Amal: Shalat empat rakaat lebih utama daripada dua rakaat, kecuali jika ada sebab yang menuntut keutamaan dua rakaat.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kita taufik untuk dapat mengamalkan dzikir dan doa terbaik di hari yang mulia ini, serta senantiasa mengokohkan tauhid dalam diri kita.
o Contoh Kuantitas Amal: Shalat empat rakaat lebih utama daripada dua rakaat, kecuali jika ada sebab yang menuntut keutamaan dua rakaat.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kita taufik untuk dapat mengamalkan dzikir dan doa terbaik di hari yang mulia ini, serta senantiasa mengokohkan tauhid dalam diri kita.

0 komentar:
Posting Komentar